Banda Aceh
ASDP di Laut Sabang-Banda Aceh: Merawat Konektivitas, Menjaga Stabilitas Harga
Di geladak Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Aceh Hebat 2, Munawir memastikan ikatan pada truk Fusonya sudah kencang....
Penulis: Sara Masroni | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Sara Masroni | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Truk kuning Fuso yang dikemudikan Munawir (29) asal Bireuen melaju perlahan menuju tempat pengecekan tiket, sejumlah petugas terutama dari PT ASDP Persero Indonesia Ferry (Persero) bersiap di depan pagar masuk Pelabuhan Ulee Lheue, tepat beberapa meter sebuah kapal feri, Aceh Hebat 2 seolah menganga siap menerima penumpang yang masuk, jelang pelayaran trip kedua menuju Pelabuhan Balohan, Sabang, Sabtu (13/9/2025) sekira pukul 10.45 WIB.
Di geladak Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Aceh Hebat 2, Munawir memastikan ikatan pada truk Fusonya sudah kencang. Di dalamnya, bukan sekadar beras dan minyak goreng, melainkan nafkah untuk keluarganya di Bireuen dan pasokan hidup bagi warga Sabang. Perjalanan rutin dua pekan sekali ini hanya mungkin terwujud oleh satu hal, kehadiran kapal feri dan pelayanan Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP).
Di sela-sela persiapan menuju keberangkatan, ia bercerita betapa vitalnya jasa penyeberangan itu bagi hidupnya. Kegagalan mesin kapal atau jadwal docking adalah mimpi buruk yang bisa menghentikan denyut ekonomi pulau seberang. "Dua pekan sekali saya ke sini. Kalau naik dock satu saja bisa lambat, apalagi semua berhenti. Tidak bisa lewat ke sana, ya harus libur," ujar Munawir.
Sopir lintas kota itu sempat mengenang pernah mengalami penundaan keberangkatan sekitar 2-3 hari akibat jelang lebaran, hal seperti ini saja menurutnya sudah sangat mengganggu dan menimbulkan beberapa kerugian, mulai dari makan dan biaya penginapan. Apalagi bila layanan ASDP berhenti beroperasi, hal ini berpotensi mematikan perekonomian khususnya para sopir truk yang mencari nafkah dari lintasan tersebut.
Sampai di titik ini, menurutnya ASDP telah berhasil berhasil memperkuat peran dalam membangun konektivitas maritim Indonesia melalui layanan penyeberangan yang menjangkau berbagai wilayah, menghadirkan pemerataan, dan semangat kebersamaan untuk memahami makna Indonesia seutuhnya.
Sementara General Manager (GM) PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Banda Aceh, Reno Yulianto mengungkapkan, dengan semangat bangga menyatukan nusantara, pihaknya berkontribusi signifikan dalam mendukung pergerakan logistik Banda Aceh–Sabang melalui layanan kapal ferry Ro-Ro seperti Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Aceh Hebat 2 dan BRR yang beroperasi penuh sepanjang tahun.
Kemudian secara statistik, rata-rata pergerakan truk atau kendaraan barang terus meningkat dari 7.712 unit pada 2022, menjadi 8.978 unit pada 2024, hingga 5.992 unit sampai Agustus 2025. “Kelancaran distribusi ini tidak hanya memastikan ketersediaan logistik di Sabang, tetapi juga berperan penting dalam menekan inflasi, mencegah kelangkaan barang, serta menjaga harga tetap sesuai dengan harga pasar, sehingga stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat dapat terjaga,” ucap Reno di Banda Aceh, Sabtu (13/9/2025) sore.
GM PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Banda Aceh itu menjelaskan, sejumlah strategi dijalankan sebagai bagian kontribusi ASDP untuk rakyat, memastikan konektivitas terjangkau bagi semua kalangan, termasuk pedagang kecil yang sangat bergantung pada pelayaran. Beberapa di antaranya, pertama, penyediaan jadwal pelayaran yang rutin dan konsisten sehingga distribusi barang maupun mobilitas masyarakat dapat berjalan tanpa hambatan.
Kedua, penerapan tarif yang terjangkau dan kompetitif, khususnya untuk kendaraan logistik, sehingga biaya transportasi tidak membebani pedagang kecil. Ketiga, ketersediaan kapasitas angkut yang fleksibel, di mana kendaraan logistik dapat diakomodasi bersama kendaraan pribadi maupun wisatawan. Keempat, adanya jaminan kepastian layanan sepanjang tahun, sehingga pedagang kecil tetap memiliki akses transportasi laut yang andal untuk menjaga kelancaran usaha mereka.
“Dengan langkah tersebut, ASDP tidak hanya menjaga keterjangkauan transportasi laut, tetapi juga membantu menekan biaya distribusi, mencegah kelangkaan barang, serta menjaga stabilitas harga dan ekonomi masyarakat Sabang,” jelas Reno.
Selain itu, ASDP juga melaksanakan program keperintisan Ulee Lheue-Lamteng di Pulo Nasi dan Ulee Lheue-Serapung di Pulo Breuh, Aceh Besar membantu pemerintah dalam menjaga konektivitas untuk daerah tertinggal atau 3T. Di sisi lain, untuk menjamin keselamatan penumpang, seluruh anak buah kapal (ABK) di ASDP sudah memiliki sertifikat kompetensi pelaut yang lengkap dan wajib direvalidasi setiap tahun.
Secara perusahaan pun ASDP telah memperoleh sertifikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan standar internasional, yakni ISO 45001:2018 dari British Standard Institution (BSI). “Ini membuktikan ASDP punya kerangka manajemen untuk mengidentifikasi bahaya, mengevaluasi risiko, dan menerapkan langkah-langkah pencegahan,” ungkap Reno.
Senada, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Wilayah I Pelabuhan Penyeberangan Aceh, Husaini menyampaikan, Pelabuhan Ulee Lheue merupakan simpul utama konektivitas Banda Aceh-Sabang. Berdasarkan data Dinas Perhubungan (Dishub) Aceh, arus logistik melalui pelabuhan ini didominasi barang kebutuhan pokok, material bangunan, BBM, serta produk UMKM Sabang yang dipasarkan ke Banda Aceh.
Dalam periode tertentu, misalnya Maret–April 2025 tercatat lebih dari 34 ribu penumpang menyeberang melalui Ulee Lheue–Balohan. Dari sisi logistik, rata-rata setiap kapal Roro mengangkut 40–60 unit kendaraan barang per trip. “Dengan frekuensi pelayaran harian, maka kontribusi pergerakan barang diperkirakan mencapai ratusan ribu ton per tahun, yang secara langsung menopang stabilitas harga kebutuhan pokok di Sabang dan perputaran ekonomi di Banda Aceh,” jelas Husaini di Banda Aceh, Sabtu (13/9/2025).
Sementara untuk menjaga konektivitas yang terjangkau bagi semua, pemerintah melalui Pelabuhan Ulee Lheue menetapkan tarif angkutan penyeberangan secara regulatif dan diawasi langsung oleh Kementerian Perhubungan. “Subsidi juga diberikan untuk rute perintis dan angkutan vital, sehingga harga tiket tetap terjangkau, termasuk bagi pedagang kecil dan masyarakat umum,” pungkasnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.