Diserang Buaya
Begini Kronologi Pertarungan Buaya dengan Nelayan Ujung Sialit Aceh Singkil
Empat pria dengan modal senter di kepala dan sebilah tombak tak hiraukan waktu, terus menyelam dalam gelap malam ke dasar laut, sesekali muncul ke
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Mursal Ismail
Empat pria dengan modal senter di kepala dan sebilah tombak tak hiraukan waktu, terus menyelam dalam gelap malam ke dasar laut, sesekali muncul ke permukaan mengambil napas panjang.
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Malam mulai larut diujung pergantian tanggal melewati pertengahan September 2025.
Empat pria dengan modal senter di kepala dan sebilah tombak tak hiraukan waktu, terus menyelam dalam gelap malam ke dasar laut, sesekali muncul ke permukaan mengambil napas panjang.
Meraka adalah Martinus Gea alias Ama Carni, Gea, Arisman Hulu dan Diu.
Keempat pria itu merupakan penduduk Ujung Sialit, Kecamatan Pulau Banyak Barat, Kabupaten Aceh Singkil.
Para lelaki berprofesi sebagai nelayan itu menyelam untuk menangkap teripang atau kolong serta aneka jenis ikan lainnya di laut dengan kedalam sekitar 1,5 meter.
Lokasi menyelam bebas tanpa alat bantu itu di sekitar Pulau Balung di samping Pulau Matahari dan Pulau Tambarat, Kecamatan Pulau Banyak Barat, yang dikenal rawan buaya.
Baca juga: Selamat dari Serangan Buaya, Begini Kondisi Martinus Gea Warga Ujung Sialit Aceh Singkil
Ketika sedang berenang secara berpencar, tiba-tiba Martinus mendapat serangan buaya.
Seketika buaya menerkam tubuh Martinus langsung diputar lalu ditarik ke arah tengah laut.
Dalam posisi sulit Martinus masih sempat meminta pertolongan kepada temannya dengan memberikan kode tanda memanggul menggunakan senter.
Ia pun segera memegang batu karang yang ada di dekatnya. Upaya itu bisa menahan tarikan buaya agar tidak terus membawanya ke tengah lautan.
Nahas cara bertahan itu membuat robekan dibagian tubuh korban akibat gigitan buaya melebar.
Di tengah situasi genting, Gea yang melihat kode senter segera berenang mendekat.
Baca juga: VIDEO Kisah Korban Serangan Buaya di Aceh Singkil, Mengais Nafkah dengan Tangan tak Sempurna
Tanpa ba-bi-bu Gea yang memiliki keberanian di atas rata-rata langsung menghujamkan tombak ikan ke buaya.
Pertarungan singkat lelaki bernyali itu membuahkan hasil, buaya melepas cengkraman gigi tajamnya dari tubuh Martinus.
"Si korban bisa bebas dari cengkraman buaya karena ditolong oleh kawannya Gea," kata Penjabat (Pj) Kepala Desa Ujung Sialit, Risman Zega, saat dihubungi melalui WhatsApp dari Singkil, Kamis (18/9/2025) malam.
Akibat terkaman buaya korban mengalami luka di sekujur tubuh. Antara lain lengan kiri atas, bokong, kepala, rusuk, punggung dan dada.
Dalam kondisi lemas akibat serangan buaya, korban segera dibawa pulang ke Ujung Sialit, untuk mendapat perawatan medis di Puskesmas Pembantu (Pustu) setempat.
Berikut kronologinya
Baca juga: VIDEO Menguji Nyali Telusuri Markas Buaya di Aceh Singkil
Pada Rabu 17 September 2025 sore Martinus Gea alias Ama Carni berangkat melaut bersama Gea, Arisman Hulu dan Diu menggunakan perahu kayu.
Tujuannya mencair kolong atau teripang dan ikan.
Lokasi yang jadi sasaran Pulau Balung samping Pulau Matahari dan Pulau Tambarat, di Kecamatan Pulau Banyak Barat.
Sampai lokasi empat nelayan itu langsung menyelam tanpa alat bantu pada kedalam 1,5 meter.
Penyelaman terus dilakukan sepanjang malam hingga tiba-tiba buaya menerkam Martinus.
Tubuh Martinus sempat dibanting dan ditarik ke tengah laut.
Baca juga: Tembikar “Amsterdam” Sisa Peradaban Singkil Lama, Kini Jadi Sarang Buaya
Dalam situasi genting korban meminta bantuan dengan memberikan kode melalui sinar senter.
Korban pun berhasil memegang batu karang, sehingga bisa bertahan.
Gea yang melihat rekanya diserang buaya, segera datang.
Sampai di dekat korban, Gea yang memiliki nyali di atas rata-rata menghujamkan tombak ikan yang dibawanya ke buaya.
Usaha itu membuahkan hasil, buaya melepaskan cengkeramannya.
"Menurut keterangan korban, ia sempat dibanting dan ditarik ke tengah oleh buaya namun korban dengan habis tenaga memegang karang sebagai pegangannya sehingga buaya tidak mudah melarikannya," ujar Risman Zega.
Korban yang memulai lemah segera dibawa pulang ke Ujung Sialit, untuk selanjutnya dibawa ke Puskesmas Pembantu (Pustu) setempat.
Sampai Pustu Ujung Sialit, korban langsung mendapat penangan medis dari dr Trinita Sukma Zega bersama Risman Zega yang merupakan Kepala Puskesmas Pulau Banyak Barat.
Korban hingga, Kamis (18/9/2025) malam masih mendapat perawatan di Pustu, lantaran kondisi tubuhnya lemah.
Sementara itu warga berharap Pemkab Aceh Singkil, dapat mencari solusi agar konflik manusia dengan buaya tidak terus terjadi.
Maklum kejadian nelayan Pulau Banyak Barat, diterkam buaya sudah terjadi berulang kali. (*)
Diserang Buaya
kronologi diserang buaya
Aceh Singkil
Serambinews.com
Pulau Banyak
RUNNING NEWS
Tribun Breaking News
Hindari! 5 Barang Ini Dipercaya Mengundang Sial di Rumah |
![]() |
---|
Mau Shalat Jumat di Mana? Ini Daftar Khatib dan Imam Jumat Hari Ini di Banda Aceh |
![]() |
---|
Di 71 Masjid Aceh Besar, Ini Daftar Khatib dan Imam Shalat Jumat Hari Ini 19 September 2025 |
![]() |
---|
Stadion Blang Paseh Pidie Dibangun Pagar Pengamanan Baru, yang Lama Dibongkar |
![]() |
---|
Ketua DPRK Lhokseumawe Komit Dukung Kebebasan Pers |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.