100 Tahun Hasan Tiro

100 Tahun Hasan Tiro: Intip Pendidikan Masa Kecilnya hingga Jadi Tokoh Mendunia

Jadi masa kecil Teungku Hasan di Tiro, dihabiskan memperdalam ilmu agama. Teungku Hasan bermain dari Lhok Rheum, ke Tanjong Bungong...

Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Eddy Fitriadi
SERAMBINEWS.COM/ MUHAMMAD NAZAR
MASJID TUHA - Abdullah bin Usman atau kerap disapa  Keuchik Lah, berdiri di depan masjid tuha di Gampong Meunasah Mancang, Kecamatan Tiro/Trusep, Kabupaten Pidie, Kamis (25/9/2025). Di masjid tersebut Teungku Hasan Muhammad di Tiro pernah belajar ilmu agama. 

Laporan Muhammad Nazar I Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Perputaran jarum jam tidak terasa dalam mengenang kepergian sang deklarator Gerakan Aceh Merdeka atau GAM, Teungku Hasan Muhammad di Tiro, yang kini telah mencapai 100 tahun. 

Sang deklator GAM meninggal dunia, tanggal 3 Juni 2010 di Banda Aceh, setelah dalam rentang waktu yang sangat panjang menjadi tokoh paling penting dalam perjuangan politik Aceh. 

Teungku Hasan Muhammad di Tiro memproklamirkan GAM pada tanggal 5 Desember 1976, di Gunung Halimon, Kecamatan Tangse, Pidie, Aceh. Gunung bersejarah itu memiliki ketinggian 1.875 mdpl. 

Kiprah Tgk Hasan di Tiro di tubuh organisasi GAM semasa hidupnya menjadi inspirasi dan simbol semangat bagi pengikutnya. 

Tak heran, pengikut setianya ikhlas begerilya di hutan-hutan Aceh hampir 30 tahun lamanya, demi cita-cita yang diperjuangkannya. 

Selain itu, sosok Teungku Hasan Muhammad di Tiro memiliki kecerdasan di bidang bisnis. Sehingga jaringan bisnisnya mampu menembus lingkaran pemerintahan di sejumlah negara. 

Antara lain, Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah, Afrika dan Asia Selatan, kecuali Indonesia seperti dilansir Serambinews.com, April 2025.

Bagaimana dengan pendidikan Teungku Hasan Muhammad di Tiro saat kecil sehingga menjadi toko mendunia. 

"Saya dengan Teungku Hasan Tiro umurnya jauh, tapi saya masih ingat masa kecil beliau dari cerita orang tua," kata Abdullah bin Usman atau kerap disapa  Keuchik Lah (75) warga Gampong Meunasah Mancang, Kecamatan Tiro/Trusep, kepada Serambinews.com, Kamis (25/9/2025).

Ia menjelaskan, Teungku Muhammad Hasan di Tiro lahir di Lhok Rheum, Kecamatan Sakti. Saat penjajahan Belanda Lhok Rheum masuk Kecamatan Tiro. Rumah orang tua Teungku Hasan di Tiro di Lhok Rheum.

Menurutnya, saat masih remaja Teungku Hasan Tiro belajar mengaji di Yayasan Tgk Chik Dayah Cut Tiro, di Gampong Meunasah Mancang, Kecamatan Tiro. Di situ lah Teungku Hasan di Tiro ditempa ilmu agama. Di Dayah Cut Tiro dibangun satu masjid. Warga awalnya sempat menyebut masjid tuha, yang kemudian diberinama Babussalam. 

Saat pergi mengaji Teungku Hasan di Tiro, setiap hari harus menyebrang aliran Sungai Tiro, dengan menempuh perjalanan 1 Km lebih.

Jadi masa kecil Teungku Hasan di Tiro, dihabiskan memperdalam ilmu agama. Teungku Hasan bermain dari Lhok Rheum, ke Tanjong Bungong, Kecamatan Sakti hingga Gampong Meunasah Mancang dan Dusun Dayah Blang. 

Sementara Di Tanjong Bungong tinggal adik kandung Hasan Tiro, Nyak Aisyah, yang kini sudah almarhumah. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved