Berita Banda Aceh
Skill Digital RI Baru 19 Persen, Menaker Soroti Lulusan Kampus Belum Siap Hadapi Pasar Kerja
Ia menilai lulusan kampus tidak cukup hanya menguasai satu bidang spesialisasi. Di era digital, multiskill menjadi tuntutan mutlak.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM – Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Prof. Yassierli, S.T., M.T., Ph.D., mengingatkan bahwa keterampilan tenaga kerja Indonesia masih tertinggal dibanding negara lain di kawasan ASEAN.
Hal itu disampaikannya saat hadir sebagai Dies Reader dalam Milad ke-64 Universitas Syiah Kuala (USK) di Gedung AAC Dayan Dawood, Jumat (26/9/2025).
Menurut Yassierli, salah satu tantangan serius yang dihadapi lulusan perguruan tinggi adalah kesenjangan antara jurusan kuliah dan kebutuhan riil pasar kerja. Ia menekankan, dunia kerja saat ini tidak lagi berbasis taksonomi ilmu pengetahuan, melainkan pada kebutuhan proses bisnis.
“Sayangnya, human capital dan produktivitas tenaga kerja kita masih di bawah rata-rata ASEAN. Skill digital Indonesia rata-rata hanya 19 persen, dan yang tergolong ahli baru 6 persen,” ungkap Yassierli.
Karena itu, ia menilai lulusan kampus tidak cukup hanya menguasai satu bidang spesialisasi. Di era digital, multiskill menjadi tuntutan mutlak.
“Sekarang orang berpikir minimal menguasai dua bidang. Lulusan matematika, misalnya, juga harus memahami digitalisasi. Begitu pula lulusan kimia, perlu memiliki bekal pemasaran,” jelasnya.
Baca juga: KKN Tematik USK 2025 Kenalkan Teknologi Smart Feeder untuk Ketahanan Pangan Perkotaan di Banda Aceh
Selain penguasaan technical skill, Yassierli juga menekankan pentingnya keterampilan tambahan seperti artificial intelligence (AI), big data, cybersecurity, hingga literasi digital. Soft skill seperti kepemimpinan, kemampuan sosial dan talent management juga dibutuhkan agar tenaga kerja mampu beradaptasi dengan cepat.
Meski tantangan besar menanti, Menaker tetap optimistis. Ia mendorong perguruan tinggi bersinergi dengan pemerintah untuk mencetak talenta yang siap kerja sekaligus membuka peluang lapangan kerja baru.
“Pemerintah fokus pada hilirisasi komoditas. Kampus harus ikut terlibat, jangan hanya menyerahkan bahan mentah ke luar negeri lalu mengimpor kembali dalam bentuk olahan,” tegasnya.
Sementara itu, Rektor USK Prof. Dr. Ir. Marwan memaparkan bahwa kampus terus berbenah agar lulusannya kompetitif. Ia menyebut, tracer study 2024 menunjukkan 63,47 persen lulusan USK sudah terserap ke dunia kerja, studi lanjut, atau berwirausaha dalam setahun setelah lulus.
USK juga berhasil menorehkan sejumlah prestasi, di antaranya naik peringkat dalam THE Impact Rankings 2025 dan untuk pertama kalinya masuk QS World University Rankings (WUR) 2026 di posisi 1401+.
“Ini membuktikan USK tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga menyiapkan lulusan yang siap menghadapi pasar kerja global,” ujar Prof. Marwan. (*)
Harga Emas Per Mayam Hari Ini di Banda Aceh Stabil di Harga Tinggi, 26 September Masih Dijual Segini |
![]() |
---|
Dekan Fakultas Hukum Unaya Beraudiensi dengan Wakapolda Aceh, untuk Perluas Jejaring Institusi |
![]() |
---|
Pansus DPRA Bongkar Dugaan Persekongkolan Jahat Penerbitan Izin Tambang di Aceh, Ini Rekomendasinya |
![]() |
---|
Wakil Ketua DPRK Banda Aceh Harap Pilchiksung di 37 Gampong Berlangsung Transparan dan Jujur |
![]() |
---|
37 Gampong di Banda Aceh Bakal Gelar Pilchiksung, DPMG Lakukan Persiapan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.