Aceh Besar
RIAB Fair XII Resmi Dibuka, Jadi Sarana Kembangkan Diri dan Lestarikan Bahasa Aceh
Para peserta berkompetisi dalam berbagai cabang lomba seperti cerdas cermat, olimpiade sains dan agama, tilawatil Quran, tahfidz, kaligrafi, pidato...
Penulis: Indra Wijaya | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Indra Wijaya | Aceh Besar
SERAMBINEWS.COM, JANTHO - RIAB Fair XII di Kompleks Dayah Ruhul Islam Anak Bangsa, Gampong Gue Gajah, Kecamatan Darul Imarah resmi dibuka, Senin (29/9/2025).
Direktur MA Dayah Ruhul Islam Anak Bangsa, Riadhi SPd menyebutkan, RIAB Fair XII tahun ini diikuti 2.754 peserta dari 147 sekolah dan madrasah di seluruh Aceh.
Para peserta berkompetisi dalam berbagai cabang lomba seperti cerdas cermat, olimpiade sains dan agama, tilawatil Quran, tahfidz, kaligrafi, pidato tiga bahasa, rapai geleng, futsal, hingga panahan.
“RIAB Fair bukan hanya ajang lomba, tetapi juga sarana pembentukan karakter dan peningkatan kualitas diri peserta didik. Kami ingin melahirkan generasi yang unggul dalam ilmu, berakhlak, dan berdaya saing,” ungkap Riadhi.
Sebagai bentuk apresiasi, panitia juga memberikan “Golden Ticket” bagi para juara, berupa kesempatan melanjutkan pendidikan di RIAB tanpa tes (jalur undangan) dan pembebasan biaya pembangunan hingga 100 persen, tergantung pada prestasi yang diraih.
Dengan berbagai lomba, penghargaan, dan pesan edukatif yang disampaikan, RIAB Fair XII menjadi wadah penting dalam menumbuhkan semangat berprestasi dan mencintai budaya lokal di kalangan pelajar Aceh.
“Kami berkomitmen menjadikan RIAB Fair sebagai wadah bagi generasi muda Aceh untuk menyalurkan potensi, meraih mimpi, dan menjadi insan berprestasi yang membawa nama baik daerah dan bangsa,” tutup Riadhi.
Sementara itu, Asisten I Sekda Aceh Besar, Farhan AP, mengajak para pelajar untuk terus mengembangkan potensi diri dan menjaga identitas budaya lokal melalui pelestarian bahasa Aceh.
Ia juga mengapresiasi kepada pihak RIAB yang secara konsisten menghadirkan wadah pengembangan bakat dan kompetensi pelajar dari berbagai daerah di Aceh. Ia menilai kegiatan seperti RIAB Fair sangat penting untuk melatih mental, membentuk karakter, serta menumbuhkan semangat kompetitif generasi muda.
“Ajang seperti ini menjadi tempat bagi anak-anak kita untuk belajar tampil percaya diri. Dengan sering mengikuti kegiatan seperti ini, mereka terbiasa berbicara di depan umum dan berkompetisi secara sehat,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Yahcek Farhan juga menyoroti pentingnya pelestarian bahasa Aceh di lingkungan pendidikan. Ia menilai kemampuan bahasa Arab dan Inggris para santri RIAB sudah baik, namun kemampuan bahasa Aceh justru mulai menurun di kalangan generasi muda.
Baca juga: Santri RIAB Juara Olimpiade Bahasa Arab dan OSMA Tingkat Provinsi Aceh
“Saya tidak meragukan kemampuan bahasa Inggris maupun bahasa Arab para santri, tapi saya masih ragu dengan kemampuan bahasa Acehnya. Padahal sejak 2017, Pemerintah Aceh Besar sudah mengeluarkan edaran untuk menggunakan bahasa Aceh setiap hari Kamis, dan tahun ini Gubernur Muzakir Manaf juga kembali menegaskannya,” jelasnya.
Menurut Farhan, hasil penelitian nasional menunjukkan bahwa bahasa Aceh berpotensi punah dalam 20 hingga 25 tahun ke depan jika tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, ia mengajak semua pihak, terutama lembaga pendidikan, untuk aktif menanamkan kebanggaan berbahasa Aceh sejak dini.
“Bahasa Aceh adalah bagian dari identitas kita. Kalau kita tidak membiasakannya sekarang, maka dalam dua dekade ke depan generasi kita bisa kehilangan salah satu warisan budaya terbesar,” pungkasnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.