Breaking News

Berita Nagan Raya

Massa Demo Depan Komplek Perkantoran Suka Makmue, Tuntut Tambang Rakyat Lanjut

Aksi massa dari Nagan Raya itu guna meminta kepada Gubernur Aceh agar tambang rakyat di Kabupaten Nagan Raya segera dilanjutkan.

Penulis: Rizwan | Editor: Saifullah
Serambinews.com/HO
DEMO DI NAGAN RAYA - Massa di Nagan Raya mengelar aksi damai menuntut tambang emas miliak masyarakat tetap bisa dilanjutkan. Demo ini berlangsung di pintu gerbang Kompleks Perkantoran Suka Makmue, Sabtu (3/9/2025) siang. 

Laporan Rizwan I Nagan Raya

SERAMBINEWS.COM, SUKA MAKMUE - Massa di Nagan Raya mengelar aksi damai di pintu gerbang Kompleks Perkantoran Suka Makmue, Desa Lueng Baro, Kecamatan Suka Makmue, Sabtu (4/9/2025) siang.

Aksi sekitar 300 orang lebih itu dimulai sekitar pukul 14.00 WIB. 

Massa menuntut tambang emas yang selama ini dikelola masyarakat harus tetap dilanjutkan.

Aksi yang turut dikawal pihak kepolisian itu juga terkait instruksi Gubernur Aceh, Muzakir Manaf alias Mualem untuk menutup seluruh aktivitas tambang emas ilegal di seluruh Aceh.

Penutupan itu menimbulkan gelombang kesedihan masyarakat yang selama ini sebagai tempat mata pencaharian sehari-hari kebutuhan keluarga di tambang rakyat tersebut.

Karenanya, aksi massa dari Nagan Raya itu guna meminta kepada Gubernur Aceh agar tambang rakyat di Kabupaten Nagan Raya segera dilanjutkan.

Baca juga: Komdigi Bekukan Sementara TikTok, Terkait Demo Agustus hingga Aktivitas Judol jadi Penyebab

Massa membawa pengeras suara serta melakukan orasi oleh pendiri Lembaga Swadaya Masyarakat Rimung Kila Center Aceh (LSM-RKCA), Agussalim yang akrab disapa Cek Guh Rimung Kila.

Cek Guh mengatakan, selama ini ribuan ibu-ibu dan pemuda bekerja mencari nafkah dengan ‘meu indang’ emas. 

Karenanya, mereka tak kuasa menahan air mata lantaran tambang emas yang selama ini menjadi tumpuan ekonomi keluarganya, kini terancam berhenti total.

"Selama ini, lahir tambang emas murni dari masyarakat, kemudian tambang emas tersebut pertama di Nagan Raya, saya yang mulai," ujar Koordinator Aksi, Cek Guh.

Cek Guh yang merupakan mantan kombatan GAM mengungkapkan, aktivitas tambang emas meskipun tanpa izin di Kabupaten Nagan Raya, minta jangan dipersoalkan oleh Komisi III DPRA.

Baca juga: Polres Aceh Timur Amankan Demo Konflik Agraria secara Humanis 

"Ada masalah yang diperiksa oleh penegak hukum imbasnya ke masyarakat, itukan aneh," tegas Cek Guh.

Dikatakan dia, selama ini hasil dari usaha pertambangan emas rakyat sudah menggerakkan roda ekonomi banyak keluarga di Nagan Raya

"Selama ini, banyak kepala rumah tangga pengangguran mendapatkan lapangan kerja secara berkelanjutan. Bahkan, banyak anak anak yang sudah sukses kuliah," ungkapnya.

"Bahkan, perpajakan dari belanja masyarakat juga meningkat meskipun secara tidak langsung dari pajak hasil ekplorasi tambang," jelas dia.

Sebab itu, Cek Guh meminta anggota DPRA dan Tim Pansus jangan asal ngomong.

Baca juga: BREAKINGNEWS - Masyarakat Aceh Timur Demo Tuntut Penyelesaikan Konflik Lahan

"Kenapa bapak-bapak dan ibu-ibu tak berfikir. Tambang rakyat yang menggunakan excavator (beko) di Bumoe Seribu Rameune, tidak ada satu pun tokenya orang luar Nagan Raya,” tegas dia.

“Semua milik masyarakat Nagan Raya. Kami kerja di tanah milik sendiri dan bukan di hutan lindung,"  sebutnya.

Pendiri LSM-RKCA berharap kepada pemerintah untuk melakukan pembinaan terhadap para penambang di Nagan Raya.

“Bukan hanya dapat mengeluarkan instruksi tutup tambang karena masyarakat sudah bergantung hidupnya di tambang untuk membiayai kebutuhan keluarganya dan juga menyekolahkan anak-anak mereka,” pungkas Cek Guh.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved