Penambang Emas Meninggal

DPRK Aceh Jaya Ajak Masyarakat Utamakan Keselamatan Saat Menambang Emas

"Yang pertama, kita mengucapkan duka cita, semoga almarhum mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT," jelas Irwanto.

Penulis: Riski Bintang | Editor: Saifullah
Serambinews.com/HO
UTAMAKAN KESELAMATAN - Wakil Ketua DPRK Aceh Jaya, Irwanto NP meminta para penambang emas untuk mengutamakan keselamatan diri saat melakukan penambangan. 

Laporan Riski Bintang | Aceh Jaya

SERAMBINEWS.COM, CALANG - Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Jaya menyampaikan duka cita yang dalam atas meninggalnya warga Gampong Pasi Tube, Kecamatan Krueng Sabee akibat tertimbun longsoran pada Sabtu (4/10/2025).

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua I DPRK Aceh Jaya, Irwanto NP saat dikonfirmasi Serambinews.com, Senin (6/10/2025).

"Yang pertama, kita mengucapkan duka cita, semoga almarhum mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT," jelas Irwanto.

Pada kesempatan tersebut, Irwanto juga mengajak seluruh elemen masyarakat di Aceh Jaya.

Terutama yang beraktivitas di lokasi tambang tradisional untuk mengedepankan keselamatan.

Menurutnya, tidak ada yang lebih berharga dari pada keselamatan dan kesehatan para masyarakat.

"Tentu kita tahu jika itu merupakan jalur mencari nafkah,” urai dia. 

“Hanya saja, keselamatan itu merupakan hal yang paling utama tidak ada nomor dua," tambah Anto.

Pada kesempatan itu, dirinya juga meminta pihak kepolisian untuk dapat menertibkan aktivitas tambang ilegal di Kabupaten Aceh Jaya.

"Kita juga meminta pihak kepolisian untuk dapat melakukan penertiban,” tutur dia.

“Ini bukan menghalangi orang mencari rejeki, hanya saja ini demi keselamatan kita bersama," jelasnya.

Selain itu, Irwanto juga menyebutkan, jika pihaknya akan duduk dengan Bupati Aceh Jaya untuk membahas adanya lokasi pertambangan rakyat.

Yang mana pelaksanaan seluruh kegiatan penambangan secara tradisional dapat diatur sehingga dapat meminimalisir adanya korban jiwa.

Penambangan Secara Manual

Seperti diketahui, lokasi penambangan emas secara tradisonal di kawasan Blok 20, Gampong Pangong, Kecamatan Krueng Sabee, Aceh Jaya yang merenggut satu korban jiwa disebut tidak memiliki izin.

Hal itu disampaikan Camat Krueng Sabee, Aceh Jaya Muslim Arais saat dikonfirmasi Serambinews.com, Senin (6/10/2025).

"Yang kita tahu untuk lokasi tersebut tidak memiliki izin penambangan," jelasnya.

Muslim juga menjelaskan, lokasi Blok 20 itu sendiri tidak masuk ke dalam Kecamatan Krueng Sabee, namun masuk ke Kecamatan Setia Bakti.

"Itu hanya jalan akses saja melalui Gampong Panggong,” terang Muslim Arais.

“Hanya saja lokasi tersebut masuk ke dalam kawasan Kecamatan Setia Bakti," sebutnya.

Dalam kesempatan itu, Muslim Arais juga mengatakan, jika kejadian nahas yang merengut korban jiwa itu baru kali pertama terjadi di kawasan itu.

Menurutnya, para penambang di kawasan itu melakukan aktivitas secara tradisional.

Mereka hanya menggunakan alat bantu berupa linggis untuk mengambil batuan.

"Di lokasi kejadian, mereka tidak menggunakan alat berat, mereka itu menambang dengan linggis," bebernya.

"Ini sepengetahuan saya, baru kali pertama terjadi dan kita berharap ke depan tidak terjadi lagi," tutup Muslim.

Dua Kali Longsor

Lokasi penambangan emas ilegal di Kabupaten Aceh Jaya kembali merengut korban jiwa.

Kali ini, tiga warga Aceh Jaya dikabarkan menjadi korban.

Bahkan, salah seorang penambang di antaranya meninggal dunia.

Sementara dua orang lainnya mengalami luka berat dan tidak mengalami luka.

Kalak BPBK Aceh Jaya, AG Suhadi yang dikonfirmasi Serambinews.com menyebutkan, berdasarkan keterangan Muhyan, salah satu korban selamat, bahwa saat itu dia bersama dengan kedua korban lainnya tengah menambang emas secara tradisional.

Lokasi penambangannya berada di bahu tebing dengan membuat lubang besar dan mereka duduk di dalam lubang tersebut.

"Mereka buat lubang seperti sumur di dinding tebing, dan mereka duduk di situ," jelas AG Suhadi.

"Mereka berdua itu besar buat lubangnya, tembus lubang mereka buat," tambahnya.

Saat kejadian, korban awalnya sempat mencoba menyelamatkan diri.

Nahasnya, upaya korban terkendala akibat kaki yang tertimbun lumpur.

Sejumlah orang yang berada di lokasi sempat mendekat ke arah korban untuk melakukan penyelamatan.

Tapi, tiba-tiba longsor kembali terjadi sehingga upaya penyelamatan tidak bisa dilakukan.

"Korban awalnya tenggelam hanya kaki saja saat longsor pertama, kemudian longsor lagi, longsornya dua kali," sebut Kalak BPBK Aceh Jaya.

Sementara itu, salah seorang saksi lainnya menyebutkan, jika dirinya bersama dengan rekan lainnya langsung melakukan upaya penyelamatan terhadap korban yang tertimbun.

"Korban tertimbun, yang satu masih memiliki ruang untuk bernafas, yang satu lagi memang tertimbun semua badan," jelasnya.

"Sementara yang satu lagi berhasil menyelamatkan diri," tambahnya.

Dirinya sendiri bersama yang lain membutuhkan waktu beberapa saat untuk menggali dan mengevakuasi korban yang tertimbun.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved