Berita Sabang

Inspiratif, Warga Batee Shoek Sabang Ubah Limbah Jadi Rupiah, Ampas Kelapa Disulap Jadi Tepung

Limbah yang selama ini hanya dibuang atau dijadikan pakan ternak, kini diolah menjadi tepung kelapa bernilai jual tinggi.

Penulis: Aulia Prasetya | Editor: Saifullah
SERAMBINEWS.COM/HO
PRODUK AMPAS KELAPA - Tim USK bersama sejumlah ibu rumah tangga (IRT) di Desa Batee Shoek, Sabang, mempraktikkan cara mengolah ampas kelapa menjadi tepung kelapa bernilai jual. 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Aulia Prasetya | Sabang

SERAMBINEWS.COM, SABANG – Di tengah upaya mendorong ekonomi lokal dan mengurangi limbah rumah tangga, warga Desa Batee Shoek, Kecamatan Sukamakmue, Kota Sabang, kini menemukan cara baru untuk mengubah ampas kelapa menjadi sumber pendapatan.

Limbah yang selama ini hanya dibuang atau dijadikan pakan ternak, kini diolah menjadi tepung kelapa bernilai jual tinggi.

Hal ini berkat pendampingan dari tim Universitas Syiah Kuala (USK) melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Produk Teknologi Tepat Guna (PKMBP-TTG).

Program ini menggandeng ARA’s Coconut Oil, sebuah usaha rumahan milik Rita Trisanti yang selama ini memproduksi Virgin Coconut Oil (VCO).

Dalam proses produksi VCO, ampas kelapa yang tersisa biasanya tidak dimanfaatkan secara optimal.

Namun, berkat inovasi dan pelatihan dari tim USK, limbah tersebut kini menjadi bahan baku untuk produk pangan sehat seperti kue, brownies, dan cookies.

Baca juga: Kisah Inspiratif Hadi Ramnit, Putra Bireuen yang Sukses Jadi Sutradara Lokal Karya Berkelas Nasional

Teknologi Sederhana, Dampak Nyata

Ketua tim pengabdian, Dr Raida Agustina, STP, MSc menjelaskan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar lebih mandiri dalam mengelola potensi lokal.

“Selama ini, ampas kelapa dianggap tidak bernilai. Padahal, dengan teknologi sederhana, bahan ini bisa diolah menjadi produk baru yang bernilai ekonomi,” ujarnya.

Tim USK memperkenalkan dua alat berbasis teknologi tepat guna, yaitu mesin penghalus ampas kering (grinder) dan alat pemeras santan.

Kedua alat ini dirancang untuk mempercepat proses produksi dan mengurangi limbah yang terbuang.

Proses pengolahan dimulai dengan pengeringan ampas kelapa, kemudian digiling hingga menjadi tepung halus yang higienis dan seragam.

Tepung kelapa ini kaya akan serat dan cocok digunakan sebagai bahan tambahan dalam berbagai olahan pangan sehat.

Baca juga: Kisah Inspiratif Hadi Ramnit, Putra Bireuen yang Sukses Jadi Sutradara Lokal Karya Berkelas Nasional

Salah satu peserta pelatihan mengungkapkan manfaat langsung dari penggunaan alat tersebut. “Biasanya kami memeras kelapa secara manual, dan ampasnya langsung dibuang,” urai warga.

“Sekarang dengan alat baru, hasilnya lebih cepat, dan ampas bisa langsung dijemur serta digiling jadi tepung,” katanya.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved