Berita Banda Aceh

Kolaborasi Bea Cukai dan UMKM Dorong Sambal Khas Aceh “Nyunti” Tembus Pasar Ekspor

“UMKM ini mengolah sambal sunti khas Aceh dengan varian unik seperti ayam suwir dan kerang, dan kini mulai mencuri perhatian pasar digital,”

Penulis: Rianza Alfandi | Editor: Nurul Hayati
BEA CUKAI ACEH
UMKM NYUNTI – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cuka Aceh mengunjungi langsung rumah produksi UMKM Nyunti di Darul Imarah, Aceh Besar, Jumat (17/10/2025). 

“UMKM ini mengolah sambal sunti khas Aceh dengan varian unik seperti ayam suwir dan kerang, dan kini mulai mencuri perhatian pasar digital,” kata Mupparih, Sabtu (18/10/2025).

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Rianza Alfandi | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cuka Aceh memperkuat kolaborasi dengan memberikan pendampingan kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), yang memproduksi sambal khas Aceh agar mampu menembus pasar ekspor.

Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Hubungan Masyarakat Kanwil Bea Cukai Aceh, Mupparih, mengatakan UMKM kreatif tersebut bernama Nyunti, berlokasi di Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar.

“UMKM ini mengolah sambal sunti khas Aceh dengan varian unik seperti ayam suwir dan kerang, dan kini mulai mencuri perhatian pasar digital,” kata Mupparih, Sabtu (18/10/2025).

Menurut Mupparih, dukungan ini merupakan bagian dari penggalian potensi dan klasterisasi UMKM oleh Bea Cukai Aceh, yang bertujuan untuk mendorong pelaku UMKM agar mampu naik kelas dan berdaya saing di pasar domestik maupun internasional.

Ia menilai, produk UMKM Nyunti ini mulai menarik minat masyarakat, baik masyarakat Aceh maupun provinsi lainnya.

“Bukan hanya orang Aceh yang menyukai produk ini, saya sendiri orang Jawa pun sangat menikmati rasanya. Apalagi kalau dimakan dengan nasi panas, maknyus!,” ujarnya.

Mupparih juga mengungkap, produk UMKM Nyunti ini sudah memanfaatkan inovasi pengolahan modern menggunakan teknologi retort, sebuah metode sterilisasi makanan pada suhu tinggi (121°C) dan tekanan tertentu, yang memungkinkan makanan tahan lama tanpa bahan pengawet.

Proses tersebut memastikan produk tetap higienis, awet, dan aman dikonsumsi, sekaligus meningkatkan daya saing produk di pasar yang lebih luas.

“Karena itu, Bea Cukai Aceh melalui peran Agen Fasilitas terus berkomitmen menjadi mitra strategis UMKM di Aceh. Tujuannya tidak hanya fokus pada aspek ekspor, tetapi juga pada penguatan daya saing dan kualitas produksi agar UMKM seperti Nyunti dapat semakin berkembang dan menembus pasar nasional bahkan internasional,” ungkapnya.

Baca juga: Pelaku UMKM di Aceh Besar Diimbau Miliki Sertifikasi Halal

Sementara itu, pemilik UMKM Nyunti, Mila Rosa Apriliani, mengaku hingga saat ini Nyunti mampu memproduksi sekitar 300 kemasan sambal per hari, dengan empat tenaga kerja lokal.

Untuk penjualan produk, Nyunti dipasarkan melalui berbagai platform digital seperti Shopee, serta akun media sosial @nyunti.id di Instagram dan TikTok.

“Harapan kami, pemerintah daerah dapat terus mendukung UMKM seperti Nyunti, terutama dalam aspek bantuan permesinan dan pengembangan kapasitas,” harapnya.

Dalam pengelolaan usaha, kata Mila, Nyunti sudah memiliki NPWP usaha, mencatat keuangan secara terpisah dari pribadi, serta mengantongi izin PIRT dan sertifikasi halal.

“Namun, masih menghadapi sejumlah tantangan seperti keterbatasan bahan baku, perluasan pasar, dan legalitas usaha yang lebih kuat seperti BPOM,” katanya.(*)

Baca juga: Melejit, Segini Harga Ambu-Ambu dan Asam Sunti di Abdya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved