Breaking News

Pemuda Aceh Tewas Dikeroyok di Sibolga

Mencoreng Kesucian Rumah Ibadah

Tragedi pengeroyokan pemuda asal Simeulue, Aceh, di Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara telah mengguncang publik dan memicu kecaman

Editor: mufti
FOR SERAMBI INDOENSIA
TOKOH ACEH BICARA 

 

Ringkasan Berita:
  • Tgk. Muharuddin, menyatakan keprihatinan mendalam dan kekhawatiran bahwa insiden ini dapat memicu konflik horizontal antara masyarakat Aceh dan Sumut
  • Haji Uma menyebut tindakan tersebut sebagai “biadab” dan mendesak aparat kepolisian, khususnya Kapolres Sibolga 
  • Nasir Djamil, turut mendesak Kapolda Sumut agar mengusut tuntas kasus ini dan memastikan pelaku mendapat hukuman setimpal. 

 

Penjahat saja tidak dapat dihakimi, apalagi hanya seorang pemuda yang beristirahat di rumah Allah menunggu waktu shalat Subuh. Muharuddin, Ketua Komisi I DPRA 

Masjid seharusnya menjadi tempat perlindungan, bukan tempat pertumpahan darah. Sudirman Haji Uma, Anggota DPD RI

Tindakan ini sangat mengecewakan masyarakat Aceh, terlebih karena terjadi di lingkungan masjid. Nasir Djamil, Anggota DPR RI

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Tragedi pengeroyokan hingga tewasnya Arjun (21), pemuda asal Simeulue, Aceh, di Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara, pada Jumat (31/10/2025), telah mengguncang publik dan memicu kecaman dari berbagai kalangan. Peristiwa yang terjadi di lingkungan rumah ibadah ini dinilai mencoreng kesucian masjid dan nilai-nilai kemanusiaan.

Haji Uma menyebut tindakan tersebut sebagai “biadab” dan mendesak aparat kepolisian, khususnya Kapolres Sibolga, untuk mengusut kasus ini secara transparan. “Masjid seharusnya menjadi tempat perlindungan, bukan tempat pertumpahan darah,” tegasnya. Ia juga mengapresiasi langkah cepat DPRD Kota Sibolga dan meminta keterlibatan Kapolda Sumut serta Pemda setempat agar tidak terjadi ketegangan antarwilayah.

Senada dengan itu, Ketua Komisi I DPRA Tgk. Muharuddin, menyatakan keprihatinan mendalam dan kekhawatiran bahwa insiden ini dapat memicu konflik horizontal antara masyarakat Aceh dan Sumut. “Penjahat saja tidak dapat dihakimi, apalagi hanya seorang pemuda yang beristirahat di rumah Allah menunggu waktu shalat Subuh,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya penegakan hukum yang adil dan mendorong pemerintah setempat untuk melakukan pendekatan persuasif kepada keluarga korban. Muharuddin juga mengingatkan bahwa masyarakat Aceh selama ini sangat terbuka terhadap siapa pun yang ingin beristirahat di masjid.

Sementara itu, Anggota Komisi III DPR RI, M. Nasir Djamil, turut mendesak Kapolda Sumut agar mengusut tuntas kasus ini dan memastikan pelaku mendapat hukuman setimpal. “Tindakan ini sangat mengecewakan masyarakat Aceh, terlebih karena terjadi di lingkungan masjid. Namun, peristiwa ini jangan dianggap sebagai konflik antardaerah, melainkan murni persoalan individu,” kata Nasir. Namun, ia tetap mendorong Pemerintah Aceh dan Sumut untuk melakukan pertemuan bersama institusi keamanan demi menjaga harmoni antarwarga. Ia juga menyebut bahwa Gubernur Aceh dan Sumut dijadwalkan bertemu di Medan untuk membahas hal tersebut.

Penanganan kasus

Polisi telah menangkap empat pelaku dan masih memburu satu orang lainnya. Tayangan CCTV yang memperlihatkan aksi kekerasan terhadap Arjun telah viral di media sosial, memperkuat tuntutan publik agar kasus ini ditangani secara adil dan transparan.

Para tokoh dan pejabat dari Aceh menegaskan bahwa kejadian ini harus menjadi pelajaran penting agar tidak ada lagi tindakan main hakim sendiri, terutama di tempat suci seperti masjid. Mereka berharap agar keluarga korban diberi kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi cobaan ini, serta agar keadilan benar-benar ditegakkan.(ra/iw)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved