MTQ Aceh di Pijay
Cabang Kaligrafi Digital Terbaru Warnai MTQ Aceh 2025 di Pidie Jaya
cabang Kaligrafi Digital Klasik itu mewajibkan peserta membuat karya menggunakan perangkat digital,
Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Nur Nihayati
Ringkasan Berita:
- Kaligrafi digital merupakan cabang Khattil Quran, terbaru diperlombakan pada Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Provinsi Aceh
- Cabang Kaligrafi Digital Klasik itu mewajibkan peserta membuat karya menggunakan perangkat digital, seperti tablet grafis atau perangkat lunak desain.
- MTQ Aceh 2025 yang berlangsung tanggal 1 hingga 8 November 2025, yang diikuti sekitar 1.500 peserta dari 23 kabupaten/kota di seluruh Aceh.
Laporan Wartawan Serambi Indonesia
Muhammad Nazar I Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI- Kaligrafi digital merupakan cabang Khattil Quran, terbaru diperlombakan pada Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Provinsi Aceh XXXVII, tahun 2025 di Kabupaten Pidie Jaya.
Cabang kaligrafi digital klasik baru perdana diperkenalkan tahun ini, tentunya menjadi semangat baru dan nuansa seni yang lebih luas.
Selain cabang-cabang tradisional yang telah lama dikenal, tahun ini panitia memperkenalkan satu golongan baru di bidang kaligrafi, adalah Kaligrafi Digital Klasik.
Golongan baru itu melengkapi empat golongan kaligrafi yang telah ada sebelumnya. Yaitu, Kaligrafi Naskah, Kaligrafi Hiasan Mushaf, Kaligrafi Dekorasi dan Kaligrafi Lukis Kontemporer.
Dengan hadirnya golongan digital klasik, MTQ Aceh menunjukkan komitmen adaptasi dengan perkembangan zaman, tanpa meninggalkan keindahan dan nilai estetika tradisi Islam.
Pakar Kaligrafi Digital, sekaligus Dewan Hakim MTQ Aceh ke 37 di Pidie Jaya, Mahdani, Rabu (5/11/2025), mengatakan, penambahan cabang digital itu merupakan langkah inovatif dalam menjembatani generasi muda, yang kini akrab dengan teknologi digital.
“Kita ingin mengakomodasi kreativitas para kaligrafer muda yang menggunakan media digital dalam berkarya.
Namun, tetap dengan kaidah klasik, seperti rasm, khath dan kaidah keindahan kaligrafi Islam,” ujarnya di arena musabaqah Khattil Quran, Rabu (5/11/2025).
Kata Mahdani, cabang Kaligrafi Digital Klasik itu mewajibkan peserta membuat karya menggunakan perangkat digital, seperti tablet grafis atau perangkat lunak desain. Namun, tetap mengikuti prinsip khath klasik seperti Naskhi, Tsulutsi, Diwani dan Kufi.
“Penilaiannya mencakup keaslian gaya khath, komposisi, warna, serta ketepatan penerapan rasm Utsmani,” kata Mahdani alumnus Dayah Al-Furqan Bambi, Pidie.
Sementara itu, Said Akram sang maestro kaligrafi kontemporer Indonesia yang juga merupakan salah satu dewan hakim Khattil Quran, mengapresiasi langkah baru tersebut.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.