Transformasi Digital Pendidikan Tinggi Fokus Utama Dies Natalis Ke-19 UTU

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Universitas Teuku Umar (UTU) menggelar Sidang Terbuka Senat dalam rangka Dies Natalis ke-19 pada hari Selasa (11/11/2025) bertempat di Auditorium Teuku Umar. Acara puncak perayaan ini menyoroti tema strategis mengenai peran perguruan tinggi dalam menghadapi tantangan era digital, khususnya bagi wilayah terluar, perbatasan, dan pesisir.

Dalam sambutannya, Rektor UTU, Prof Dr Ishak Hasan, M.Si menegaskan bahwa Dies Natalis ke-19 ini adalah momentum penting untuk refleksi atas capaian yang telah diraih serta memperkuat komitmen untuk terus bergerak menuju universitas unggul dan berdaya saing global.

“Usia 19 tahun ini menjadi pijakan bagi kita untuk meninjau kembali perjalanan yang telah dilalui dan memantapkan langkah ke depan. Kami berkomitmen menjadikan UTU tidak hanya sebagai pusat pendidikan, tetapi juga motor penggerak pembangunan di wilayah Barat Selatan Aceh dan nasional, sejalan dengan tema yang diangkat mengenai peran perguruan tinggi di era digital untuk daerah 3T,” tegas Prof. Ishak Hasan.

Beliau juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh sivitas akademika atas kerja keras dan kekompakan yang telah membawa UTU meraih berbagai prestasi, termasuk perolehan akreditasi Unggul untuk dua Program Studi.

Transformasi pendidikan tinggi 

Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Dr Ir Hetifah Sjaifudian, MPP., hadir sebagai Dies Reader dan menyampaikan Orasi Ilmiah berjudul “Transformasi Pendidikan Tinggi di Era Digital: Tantangan dan Peluang Bagi Daerah Terluar, Perbatasan, dan Pesisir”.

Dalam paparannya, Hetifah mengingatkan bahwa bangsa Indonesia bercita-cita mencapai Indonesia Emas 2045, yakni menjadi negara maju dengan PDB lima terbesar di dunia. Untuk mencapai visi ini, transformasi Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci. 

Ia menyoroti Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi di Indonesia pada 2024 yang mencapai 32 persen dan Angka Partisipasi Murni (APM) sebesar 24,17 % . Angka ini masih tertinggal signifikan dibandingkan negara-negara ASEAN seperti Malaysia (43 % ), Thailand (49,29 % ), dan Singapura (91,09 % ). Pemerintah sendiri menargetkan APK pendidikan tinggi mencapai 60 % pada 2045.

Lebih lanjut, ia memaparkan tantangan utama yang dihadapi pendidikan tinggi di daerah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal) dan pesisir, yang meliputi keterbatasan kapasitas daya tampung, masalah sebaran Perguruan Tinggi (PT), biaya kuliah, serta terbatasnya sumber daya pendidikan berkualitas. PT yang bermutu, menurutnya, masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.

Hetifah menekankan pentingnya transformasi digital sebagai solusi untuk mengatasi kesenjangan mutu dan mewujudkan keadilan layanan pendidikan. Transformasi ini mencakup pengembangan ekonomi berbasis keterampilan teknologi dan memastikan perguruan tinggi menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi, bukan sekadar "pabrik ijazah".

Penghargaan dan apresiasi

Momentum Dies Natalis ke-19 ini juga dimanfaatkan UTU untuk memberikan apresiasi melalui ajang "The 11th UTU Awards". Penghargaan diserahkan kepada berbagai kategori berprestasi di lingkungan kampus, termasuk Dosen Berprestasi di bidang Sains dan Sosial Humaniora, PNS dan PPPK Berprestasi, Tenaga Kependidikan Berdedikasi, Tenaga Pendukung Terbaik, hingga Stand Expo Terbaik.

Dua Program Studi (Prodi) di UTU, yaitu Prodi Kesehatan Masyarakat dan Prodi Ilmu Kelautan, juga mendapatkan penghargaan karena berhasil meraih Akreditasi Unggul.

Selain penghargaan internal, UTU turut memberikan apresiasi kepada tokoh-tokoh yang berjasa besar bagi perkembangan institusi, khususnya dalam proses penegerian UTU, seperti Dr H Azwar Abubakar, Alm. Drs Teuku Rosman, dan Alm. H Malik Ridwan Badai, SH. Penghargaan juga diberikan kepada para mantan Rektor yang telah memimpin UTU, antara lain Prof Dr Jasman J. Ma’ruf, SE., MBA., Drs Alfian Ibrahim, MS, Ir Abdul Malik Ali, MT., dan Ir Rusdi Faizin, MSi.(sb)