Banda Aceh

OJK Aceh Ingatkan soal Ketahanan Siber, Perbankan Perlu Bergaul dengan Komunitas White Hacker

Aceh menjadi tuan rumah Forum Komunikasi Dewan Komisaris Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia (Konvensional dan Syariah)...

Penulis: Sara Masroni | Editor: Eddy Fitriadi
FOR SERAMBINEWS.COM
JADI PEMATERI - Kepala OJK Provinsi Aceh, Daddi Peryoga saat menjadi pemateri dalam Forum Komunikasi Dewan Komisaris Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Senin (17/11/2025). 

 

Ringkasan Berita:
  • Aceh menjadi tuan rumah Seminar Nasional Forum Dewan Komisaris BPD se-Indonesia yang membahas protokol pencegahan dan penanganan serangan siber.
  • Kepala OJK Aceh, Daddi Peryoga, menegaskan bahwa ketahanan siber adalah risiko strategis, mengingat 330 juta trafik anomali tercatat pada 2024 dan sektor keuangan menjadi target terbesar kedua.
  • Ia menekankan pentingnya kolaborasi, termasuk dengan komunitas white hacker, untuk memperkuat sistem keamanan dan menjaga stabilitas layanan perbankan daerah.

 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Sara Masroni | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Aceh menjadi tuan rumah Forum Komunikasi Dewan Komisaris Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia (Konvensional dan Syariah) menyelenggarakan kegiatan Seminar Nasional tentang “Protokol Pencegahan, Penanganan & Pemulihan Serangan Siber terhadap Bank” yang berlangsung di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Senin (17/11/2025). 

Kepala OJK Provinsi Aceh, Daddi Peryoga menyampaikan materi mengenai peran regulator dalam keamanan Siber Perbankan, dimulai dari pencegahan, penanganan hingga pemulihan pasca serangan. Dalam pemaparannya menyebutkan, di era digital, sebanyak 330 juta trafik anomali tercatat pada 2024 dan sektor keuangan menjadi target serangan terbesar kedua di Indonesia. Ketahanan siber bukan lagi isu teknis, ini adalah risiko strategis yang menyangkut stabilitas, kepercayaan publik, dan keberlangsungan layanan bank.

“Serangan siber tidak menunggu kesiapan kita, tetapi menunggu momen tepat atas kelemahan kita. Dalam dunia digital, benteng terkuat bukan tembok kode, melainkan kolaborasi dan kepercayaan,” ucap Daddi.

Dikatakan, melalui POJK TI, layanan digital, serta SEOJK keamanan siber, OJK memastikan bank wajib memiliki sistem yang tangguh, aman, dan responsif sehingga mampu melakukan deteksi dini. Penguatan firewall, DRP/BCP, hingga pengujian keamanan berbasis skenario juga perlu ditingkatkan. “Kita tidak bisa sendirian, perbankan perlu bergaul dan berdiskusi dengan para ahli, termasuk komunitas White Hacker,” ujar Daddi. 

Baca juga: Pemko Banda Aceh dan BPRS Hikmah Wakilah Jalin Kerja Sama Perbankan Syariah

Menurut Kepala OJK Aceh itu, keahlian adalah anugerah, dan para white hacker adalah penjaga yang bekerja dalam senyap. “Mari saling menghormati, menjaga silaturahmi, dan membangun kepercayaan karena keamanan lahir dari kolaborasi, bukan kecurigaan,” tambahnya.

Di sisi lain, Kepala OJK Aceh itu menyampaikan rasa bangga karena provinsi ini menjadi ruang dialog nasional untuk memperkuat keamanan siber Bank Pembangunan Daerah di seluruh Indonesia. “Mari kita jaga kepercayaan publik dan stabilitas sistem keuangan daerah,” pungkasnya.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved