Banda Aceh
GEN-A Gelar Webinar Internasional, Bahas Ancaman Resistensi Antimikroba
Generasi Edukasi Aceh (GEN-A) menyelenggarakan International Health Webinar Interprofessional Education & Collaboration (IPE/C) dalam rangka...
Ringkasan Berita:
- GEN-A menggelar International Health Webinar IPE/C untuk memperingati WAAW dengan peserta nasional dan internasional.
- Para narasumber membahas peningkatan kesadaran resistensi antimikroba, penggunaan antibiotik rasional, dan kolaborasi lintas sektor.
- Webinar menekankan pentingnya edukasi, kepatuhan pasien, serta pendekatan holistik One Health untuk mencegah AMR.
SERAMBINEWS.COM - Generasi Edukasi Aceh (GEN-A) menyelenggarakan International Health Webinar Interprofessional Education & Collaboration (IPE/C) dalam rangka memperingati World Antimicrobial Awareness Week (WAAW), pada Minggu (23/11/2025). Kegiatan ini berlangsung secara daring melalui zoom pukul 09.00 WIB hingga selesai. Webinar ini menghadirkan peserta dari berbagai latar belakang kesehatan baik nasional maupun internasional.
Dengan mengusung tema “Act Now: Protect Our Present, Secure Our Future”, webinar ini bertujuan meningkatkan kesadaran global mengenai resistensi antimikroba (AMR), salah satu ancaman kesehatan global yang terus meningkat.
Webinar menghadirkan tiga narasumber yang berasal dari Indonesia dan Turki. Yaitu :
- Ömer Faruk Erdoğan - Pharmacist in Hafsa Sultan Celal Bayar Üniversity Hospital, Turkiye.
Yang membawakan topik: “Best Practice Antibiotic Surveillance and Management in Türkiye.” - Dr. dr. Tristia Rinanda, M.Si – Expert Staff GEN-A.
Yang membawakan topik: “Antimicrobial Resistance: What Goes Wrong and What To Do?” - Ners. Qurrata Aini, M.Kep., Sp.Kep.MB – Expert Staff GEN-A.
Dengan topik: “Insufficient Patient Education and Adherence to Antibiotic Therapy".
Webinar dipandu oleh apt. Nabilah Shafwat, S.Farm, yang memastikan jalannya diskusi berlangsung interaktif dan informatif. Para pembicara menekankan bahwa edukasi masyarakat, penggunaan antibiotik secara rasional, serta penelitian kolaboratif merupakan kunci pengendalian AMR.
Dalam paparannya, Dr. dr. Tristia Rinanda, M.Si menegaskan bahwa penanganan resistensi antimikroba harus menjadi gerakan kolektif lintas sektor.
“Penanganan resistensi antimikroba tidak dapat dilakukan oleh sektor kesehatan saja. Kita membutuhkan pendekatan One Health yang melibatkan perbaikan sanitasi, pengelolaan limbah, air bersih, edukasi publik, serta riset terpadu. Dengan mencegah infeksi sejak awal, termasuk melalui vaksinasi, kita dapat menekan penggunaan antibiotik dan mengurangi peluang munculnya bakteri yang semakin resisten,”
Ners. Qurrata Aini, M.Kep., Sp.Kep.MB, dalam paparannya menyoroti pentingnya hubungan yang kuat antara tenaga kesehatan dan pasien dalam memastikan penggunaan antibiotik yang tepat.
“Kepercayaan antara tenaga profesional kesehatan dan pasien adalah pondasi penting dalam edukasi penggunaan antibiotik. Namun, dalam praktiknya, keterbatasan waktu, sumber daya, dan tekanan sistem sering membuat edukasi tidak tersampaikan secara konsisten,” ujarnya dalam sesi pemaparan.
Ia menambahkan bahwa kepatuhan pasien dipengaruhi berbagai faktor yang saling terkait.
“Kita juga harus memahami bahwa kepatuhan pasien dipengaruhi banyak faktor yang sangat dinamis—mulai dari usia, motivasi, dukungan sosial, hingga hambatan bahasa dan budaya. Semua faktor ini berinteraksi dan memengaruhi bagaimana pasien menjalankan terapi antibiotiknya, " ungkapnya.
Baca juga: GEN-A dan Dinkes Kota Banda Aceh Perkuat Peran Kader Posyandu Remaja Lewat Bimbingan Teknis
Menurutnya, intervensi efektif tidak bisa dilakukan secara tunggal.
“Itulah sebabnya, intervensi yang kita lakukan tidak bisa satu dimensi. Edukasi harus terintegrasi dalam pelayanan rutin, didukung alat digital, melibatkan keluarga, dan dilakukan melalui kolaborasi multidisiplin. Strategi ini membantu memastikan pasien benar-benar memahami cara penggunaan antibiotik yang aman.”
Dalam penutup pemaparannya, ia menekankan perlunya pendekatan menyeluruh.
“Pada akhirnya, pendekatan holistik yang menggabungkan edukasi, perilaku, teknologi, serta keterlibatan komunitas menjadi kunci dalam meningkatkan kepatuhan dan mencegah resistensi antimikroba pada populasi yang beragam," jelas dia.(rel/*)
| Wakil Ketua DPRK Banda Aceh Isi Dialog di Universitas Serambi Mekkah, Bahas Tentang Geliat Ormawa |
|
|---|
| 4 Siswa Aceh Raih Prestasi Nasional di Ajang FLS3N |
|
|---|
| Waspada, Banda Aceh Potensi Hujan dan Peluang Gelombang Tinggi, Ini Imbauan BMKG |
|
|---|
| Dinas Pendidikan Dayah Berikan Bantuan Smart TV untuk 80 Dayah di Aceh |
|
|---|
| AHM Kalibrasi Kompetensi Guru dan Pelajar SMK |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/Webinar-Kesehatan-GEN-A-231125.jpg)