Berita Nasional

Polisi Tewaskan Driver Ojol, Tagar “RIP Indonesia Democracy” Menggema di Berbagai Platform Medsos

Seorang peserta demo meninggal setelah tertabrak kendaraan taktis Brimob di dekat gedung DPR.

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Firdha Ustin
Instagram
RIP INDONESIA DEMOCRACY-Tagar “RIP Indonesia Democracy” Menggema di Berbagai Platform Medsos 

Polisi Tewaskan Driver Ojol, Tagar “RIP Indonesia Democracy” Menggema di Berbagai Platform Medsos

SERAMBINEWS.COM – Indonesia kembali diguncang gelombang protes besar, Kamis (28/8/2025).

Sebelumnya, massa buruh menggelar demo di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta dengan Aksi bertajuk “Gerakan Buruh Indonesia Bergerak: Wujudkan Kedaulatan Rakyat, Hapus Penindasan dan Penghisapan”, dipimpin Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) bersama Koalisi Serikat Pekerja dan Partai Buruh.

Namun, sebuah peristiwa tragis terjadi dan membuat masyarakat marah.

Seorang ojek online meninggal setelah tertabrak dan terlindas kendaraan taktis Brimob di kawasan Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Baca juga: Ribuan Driver Ojol Kepung Markas Brimob, Buntut Rekannya Tewas Dilindas Mobil Taktis

Korban bernama Affan Kurniawan (21), pengemudi ojek online.

Kronologi tewasnya driver ojol bernama Affan Kurniawan bermula ketika ia sedang dalam perjalanan mengantarkan pesanan.

Perjalanannya terhambat karena adanya kemacetan di sekitar gedung DPR akibat kerumunan massa demonstrasi.

Di saat bersamaan, sebuah kendaraan taktis (rantis) Brimob melaju dari arah berlawanan untuk membubarkan massa.

 Affan yang terjebak di lokasi tidak sempat menghindar, hingga akhirnya tertabrak dan terlindas.

 Ia sempat dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), namun nyawanya tidak tertolong.

Baca juga: VIDEO Tujuh Polisi Ditangkap Propam Polri Usai Lindas Ojol Saat Demo DPR 

Detik-detik tragis ketika Affan ditabrak dan dilindas rantis tersebut terekam kamera warga dan kemudian viral di media sosial.

Peristiwa tragis itu terekam kamera warga dan cepat menyebar di media sosial.

Insiden ini langsung memicu kemarahan publik, dengan tagar “RIP Demokrasi” dan “RIP Indonesia Democracy” menjadi trending di berbagai platform media sosial.

Permintaan Maaf Kapolri

Kapolri segera menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban dan masyarakat.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan permintaan maaf atas insiden kendaraan taktis (rantis) Brimob Polri yang menewaskan seorang pengemudi ojek online setelah aksi demonstrasi di Jakarta, Kamis (28/8/2025) malam.

Baca juga: Driver Ojol Dilindas Mobil Taktis Brimob Saat Demo, Hembuskan Napas Terakhir Ketika Antar Pesanan

 Ia menegaskan bahwa peristiwa tersebut sangat disesalkan.

"Saya menyesali terhadap peristiwa yang terjadi dan mohon maaf sedalam-dalamnya," ujar Sigit dikutip via Kompas.com.

Tujuh anggota kepolisian yang terlibat dalam insiden tersebut diketahui berinisial Kompol C, Aipda M, Bripka R, Briptu D, Bripda M, Baraka Y, dan Baraka J.

Saat ini mereka sudah diamankan dan sedang menjalani pemeriksaan internal di Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri serta Propam Mako Brimob.

“Dan pemeriksaannya dilaksanakan di Kwitang karena anggota tersebut satuannya adalah Brimob Polda Metro Jaya. Jadi saat ini tujuh orang tersebut sudah diamankan dan dilakukan pemeriksaan,” ujar Kadiv Propam Polri Irjen Pol Abdul Karim di RSCM, Jakarta Pusat, Kamis malam.

Namun, Abdul menjelaskan bahwa pihaknya masih belum dapat memastikan peran masing-masing anggota yang terlibat karena proses pendalaman masih berlangsung.

Baca juga: Rantis Brimob Lindas Ojol hingga Tewas, Kapolri Minta Maaf Perintahkan Propam Usut Tuntas

"Kita masih dalami perannya, dalam rangka pemeriksaan. Belum tau siapa yang menyetir, tapi yang jelas tujuh orang ini ada dalam satu kendaraan," kata dia.

Ia menegaskan, seluruh tahapan penanganan kasus akan dilakukan secara cepat dan transparan.

Selain itu, pihaknya juga akan melibatkan unsur eksternal, yakni Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), untuk ikut serta dalam proses pemeriksaan.

" Kami sudah meminta Kompolnas untuk melibatkan diri dalam proses pemeriksaan," tambah dia.

Namun, permintaan maaf itu tidak meredakan amarah publik.

 Sejumlah kelompok mahasiswa, buruh, dan aktivis HAM menilai insiden ini sebagai bukti semakin bengkoknya demokrasi di Indonesia.

Gelombang protes yang kini merebak bukan hanya soal insiden Affan.

Baca juga: Detik-detik Driver Ojol Tewas Dilindas Mobil Taktis Brimob di Pejompongan

Tuntutan Demo 28 Agustus 2025

Sebelumnya para demonstranmembawa 10 tuntutan utama, yakni sebagai berikut:

1.Menghapus sistem outsourcing dan menolak upah murah.

2. Membentuk Satgas Pencegahan dan Penanganan PHK.

3. Melakukan reformasi pajak perburuhan yang berkeadilan, termasuk penghapusan pajak pesangon, THR, dan JHT.

4. Mengesahkan RUU Ketenagakerjaan tanpa skema omnibus law.

Baca juga: VIDEO Tujuh Polisi Ditangkap Propam Polri Usai Lindas Ojol Saat Demo DPR 

5.  Mengesahkan RUU Perampasan Aset untuk memberantas korupsi.

6.  Merevisi UU Pemilu demi sistem demokrasi yang lebih aspiratif dan terbuka.

7. Mengesahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT).

8. Menegakkan standar kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di sektor pertambangan.

9.  Menerapkan sistem pengupahan adil bagi pekerja perkebunan sawit.

10.  Meratifikasi Konvensi ILO-190 tentang penghapusan kekerasan dan pelecehan di dunia kerja.

Selain itu, KPBI juga mendesak pemotongan gaji anggota DPR sebesar 20–30 persen sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat serta solusi defisit anggaran negara.

Baca juga: Demo di DPR RI Ricuh, Eks Kepala BIN Ungkap Dalangnya: Ada yang Main

(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved