Breaking News

Berita Nasional

Detik-detik Polisi Serbu Kampus Unisba dan Unpas, Aparat Tembak Gas Air Mata, 48 Orang Jadi Korban

"Info terbaru dari petugas medis, mayoritas pendemo yang ditangani di sini itu luka-luka akibat terkena pukulan benda tumpul," ujar WR III Unisba.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
KOLASE SERAMBINEWS.COM/TRIBUN JABAR
Suasana mencekam terjadi di Kota Bandung, Senin malam (1/9/2025), saat aparat kepolisian menyerbu kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas). Gas air mata ditembakkan ke dalam area kampus, membuat mahasiswa panik, berteriak histeris, dan berlarian mencari perlindungan. 

Detik-detik Polisi Serbu Kampus Unisba dan Unpas, Aparat Tembak Gas Air Mata, 48 Orang Jadi Korban

SERAMBINEWS.COM, BANDUNG - Suasana mencekam terjadi di Kota Bandung, Senin malam (1/9/2025), saat aparat kepolisian menyerbu kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas). 

Gas air mata ditembakkan ke dalam area kampus, membuat mahasiswa panik, berteriak histeris, dan berlarian mencari perlindungan.

Peristiwa ini bermula dari aksi unjuk rasa mahasiswa di depan Gedung DPRD Jawa Barat yang berakhir ricuh. 

Puluhan mahasiswa tumbang akibat tembakan gas air mata dan kemudian dievakuasi ke Kampus Unisba untuk mendapat perawatan di posko medis darurat yang didirikan relawan.

Baca juga: Polda Aceh Imbau Tidak Posting dan Bagikan Konten Provokatif Terkait Demo

Namun, situasi makin kacau ketika gas air mata ikut ditembakkan ke dalam kampus. 

Mahasiswa, relawan medis, hingga satpam kampus ikut menjadi korban.

Berdasarkan data yang dicatat pihak Unisba hingga pukul 20.30 WIB, Senin (1/9/2025), total ada 48 pendemo yang diboyong ke Kampus Unisba

Mereka terdiri atas 19 masyarakat umum dan 29 mahasiswa

Wakil Rektor III Unisba, Amrullah Hayatudin, mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan tim medis, pendemo yang mengalami luka-luka tersebut mayoritas terkena benturan, sehingga harus segera ditangani.

"Info terbaru dari petugas medis, mayoritas pendemo yang ditangani di sini itu luka-luka akibat terkena pukulan benda tumpul," ujar Amrullah saat ditemui di Kampus Unisba, Senin malam dilansir dari Tribun Jabar.

Dia mengatakan, para pendemo itu ditangani sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung.

Jika ada yang masuk kategori merah bakal langsung dirujuk.

"Seperti biasa untuk pasien dikategorikan merah, hijau, kuning. Nah, yang kategori merah harus dirujuk ke rumah sakit," kata Amrullah.

Anggota Tim Medis Unisba, Doni, mengatakan, kebanyakan korban yang masuk ke Posko Unisba di antaranya sesak napas akibat gas air mata, kemudian luka benturan akibat terjatuh.

"Ada yang bilang terpukul dan lain-lain, terus ada juga yang mengalami luka robek ringan. Kalau sesak napas itu biasanya dari gas air mata dan mata dia iritasi, saluran napas juga iritasi, sehingga ada beberapa orang yang merasakan sesak," ucapnya.

Berdasarkan hasil pendataan petugas di Unisba, pasien yang ditangani mayoritas mahasiswa dan sisanya masyarakat umum. 

Pihaknya memastikan, semua yang pasien itu ditangani.

"Saya lihat tadi identifikasi datanya mayoritas memang mahasiswa, tapi ada juga kategori pemuda yang sudah lulusan dari kampus mungkin ya,”

“Kami belum mengidentifikasi kelompok lain untuk yang masuk ke Unisba sejauh ini," kata Doni.

Kronologis Polisi Serbu Kampus

Kejadian ini ramai dibagikan melalui akun Instagram @info.mahasiswaunisba. 

Dalam unggahannya, akun tersebut menyebut ada penembakan gas air mata ke dalam kampus utama Unisba.

"Breaking News: Telah terjadi penyergapan oleh aparat dengan menembakan gas air mata ke area kampus utama Unisba pada Selasa 2 September 2025,”

“Insiden ini menyebabkan 3 orang satpam terkena efek dari gas air mata dan beberapa korban lain yang belum terkonfirmasi jumlahnya," tulis akun tersebut.

Sekitar pukul 23.30 WIB, situasi di Jalan Tamansari No.1, lokasi kampus utama Unisba, digambarkan semakin genting.

"Situasi sekitar pukul 23.30 di area kampus utama Unisba, Jl. Tamansari No.1, telah terjadi penembakan gas air mata oleh aparat ke daerah kampus Unisba. Stay safe daks!" tambah akun tersebut.

Tak berhenti di situ, unggahan lain menuliskan aparat sempat masuk ke dalam area kampus.

"Pada pukul 23.37 terlihat ada aparat di daerah kampus Unisba, diserang secara tiba-tiba oleh aparat. Mahasiswa dan relawan medis yang berada di kampus menjadi sasaran kekerasan."

Posko medis yang awalnya dipakai untuk merawat mahasiswa justru ikut terkena imbas. 

Seruan bantuan pun membanjiri media sosial.

"Tolong repost sebanyak-banyaknya malam ini kampus Unisba & Unpas ditembaki oleh aparat!!! Tolongggggg,”

“Unisba Unpas Bandung chaos parah!!! Posko medis pun diserang. Sekali lagi, posko medis diserang. Stay safe teman-teman sekitar Tamansari."

Unggahan tersebut kemudian memicu gelombang solidaritas. 

Tagar “ALL EYES ON BANDUNG, ALL EYES ON UNISBA & UNPAS” berulang kali disebarkan warganet.

Alasan Polisi Tembak Gas Air Mata ke Kampus

Kepolisian Polda Jabar menjelaskan insiden yang terjadi pada Senin (1/9/2025) menjelang dini hari di wilayah Tamansari sekitar kampus Unisba

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan menceritakan pihaknya dalam upaya menciptakan situasi kamtibmas, dengan menggelar patroli di beberapa titik berdasarkan informasi intelijen maupun laporan masyarakat yang merasa resah di beberapa lokasi, khususnya Kota Bandung.

Patroli yang dilakukan, lanjutnya, gabungan dari unsur TNI- Polri dalam skala besar.

Kemudian, saat di Jalan Tamansari, ditemukan tumpukan batu, kayu, dan bakar-bakaran ban di jalanan.

"Saat yang sama, muncul sekelompok orang berpakaian hitam. Mereka inilah awalnya yang menutup jalan dan membuat blokade di Tamansari sambil melakukan tindakan kerusuhan," katanya, Selasa (2/9/2025) saat dikonfirmasi.

Hendra menambahkan, tim patroli gabungan TNI-Polri pun lantas turun melakukan pengamanan.

Kata Kabid Humas, mereka secara khusus merancang skenario provokatif dengan tujuan memancing petugas supaya mundur ke arah kampus Unisba, sehingga seolah-olah aparat menyerang kampus.

"Namun, kami tetap tenang dan tak terpancing dengan skenario mereka. Kami lakukan penyisiran sepanjang jalan. Mereka berbaju hitam ini melakukan provokasi dari dalam kampus Unisba,”

“Kelompok ini melemparkan bom molotov ke arah tim patroli, kendaraan roda dua dan roda empat, termasuk mobil rantis Brimob, sebagaimana terlihat dalam video kami," katanya.

Hendra pun menyebut tim kemudian menembakkan gas air mata ke jalan raya, namun tertiup angin hingga ke arah parkiran Unisba.

"Inilah yang kemudian dijadikan bahan provokasi oleh kelompok mereka untuk membenturkan mahasiswa dengan petugas,”

“Mereka membuat framing di media sosial melalui akun-akun mereka bahwa petugas masuk ke kampus, membawa senjata peluru karet, dan menembakkan gas air mata. Semua itu adalah hoaks," katanya.

Faktanya, kata Hendra, di lapangan tidak ada satu pun petugas yang masuk ke area kampus, dan tidak ada petugas yang membawa senjata.

"Jarak petugas dengan kampus kurang lebih 200 meter dari kampus Unisba. Tidak ada pula tembakan flash bomb yang diarahkan ke kampus,”

“semuanya diarahkan ke jalan raya, tempat kelompok berpakaian hitam berkumpul dan melakukan pembakaran serta menghadang jalan," ujarnya.

Setelah kondisi Jalan Tamansari bisa diamankan atau dikuasai petugas, situasi kembali aman dan kelompok berpakaian hitam tersebut melarikan diri. 

Petugas kemudian melanjutkan patroli ke titik-titik lain di Kota Bandung.

Berikut adalah kronologi kejadian kerusuhan yang terjadi di sekitar area Tamansari, Bandung, berdasarkan keterangan dari Polda Jabar:

1. Patroli Gabungan TNI-Polri: Menjelang dini hari pada Senin (1/9/2025), tim patroli gabungan TNI-Polri melakukan patroli berskala besar di beberapa titik rawan di Kota Bandung.

2. Penemuan Blokade: Saat berada di Jalan Tamansari, tim patroli menemukan blokade jalan berupa tumpukan batu, kayu, dan ban yang dibakar.

3. Munculnya Kelompok Pemicu: Sekelompok orang berpakaian serba hitam muncul dan mulai melakukan kerusuhan, termasuk membuat blokade jalan.

4. Skema Provokasi: Kelompok berbaju hitam tersebut mencoba memancing petugas agar mundur ke arah kampus Unisba. Tujuannya adalah untuk menciptakan kesan seolah-olah aparat menyerang area kampus.

5.Lemparan Bom Molotov: Ketika tim patroli melakukan penyisiran, kelompok provokator ini melemparkan bom molotov ke arah kendaraan patroli, termasuk mobil Brimob.

6. Gas Air Mata Melenceng: Untuk membubarkan massa, tim patroli menembakkan gas air mata ke jalan raya. Namun, karena tertiup angin, gas tersebut berbalik arah hingga ke area parkiran Unisba.

7. Upaya Provokasi di Media Sosial: Momen gas air mata yang terbawa angin dimanfaatkan oleh kelompok tersebut untuk membuat hoaks di media sosial. Mereka menyebarkan narasi bahwa petugas memasuki kampus dan menembakkan peluru karet serta gas air mata.

8. Tidak Ada Petugas yang Masuk Kampus: Polda Jabar menegaskan bahwa faktanya tidak ada satu pun petugas yang memasuki area kampus. Jarak terdekat petugas dengan kampus adalah sekitar 200 meter.

9. Situasi Terkendali: Setelah Jalan Tamansari berhasil dikuasai, situasi kembali kondusif dan kelompok berbaju hitam tersebut melarikan diri.

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Baca dan Ikuti Berita Serambinews.com di GOOGLE NEWS 

Bergabunglah Bersama Kami di Saluran WhatsApp SERAMBINEWS.COM 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved