Berita Internasional

Alhamdulillah, Uni Eropa Akui Negara Palestina, Netanyahu Uring-uringan

Pengakuan ini menandai pergeseran besar dalam sikap politik negara-negara Barat, khususnya terhadap konflik berkepanjangan di Timteng.

Editor: Saifullah
Tangkapan layar via PBB
PEMUNGUTAN SUARA - Majelis Umum PBB melakukan pemungutan suara untuk menentukan apakah akan mendukung Deklarasi New York, sebuah resolusi yang berupaya menghidupkan kembali solusi dua negara antara Israel dan Palestina. Hasil voting menunjukkansebanyak 142 negara mendukung Palestina merdeka, dan ada 10 negara yang menolak, serta 12 abstain. 

Pengakuan ini menandai pergeseran besar dalam sikap politik negara-negara Barat, khususnya terhadap konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.

SERAMBINEWS.COM, NEW YORK – Gelombang dukungan terhadap kemerdekaan Palestina semakin menguat di panggung diplomasi internasional.

Empat negara Barat yang tergabung dalam Uni Eropa yakni, Inggris, Kanada, dan Portugal, bahkan Australia, pada Minggu (21/9/2025), secara resmi mengakui Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat.

Langkah bersejarah ini diumumkan menjelang Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York.

Diperkirakan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina ini akan diikuti oleh sejumlah negara Eropa lainnya seperti Prancis, Belgia, Luksemburg, dan Malta.

Pengakuan ini menandai pergeseran besar dalam sikap politik negara-negara Barat, khususnya terhadap konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.

Baca juga: Dampak Negara Barat Ramai-Ramai akui Palestina sebagai Negara

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang memicu agresi militer Israel ke Gaza, wilayah tersebut mengalami kehancuran luas, kelaparan, dan jumlah korban jiwa yang terus meningkat.

Laporan PBB menyebutkan, lebih dari 65.000 warga sipil tewas dalam dua tahun terakhir.

Di tengah krisis kemanusiaan yang memburuk, Perdana Menteri (PM) Inggris, Keir Starmer menyampaikan bahwa pengakuan terhadap Palestina adalah upaya untuk menghidupkan kembali harapan perdamaian dan solusi dua negara.

“Hari ini Britania Raya secara resmi mengakui negara Palestina. Kami bergabung dengan lebih dari 150 negara lain di dunia,” ujar Starmer dalam pernyataan video.

Langkah Inggris ini tidak lepas dari tekanan publik yang masif.

Baca juga: Israel Balas Ancam Aneksasi Tepi Barat Usai Negara Barat Ramai-Ramai Akui Negara Palestina

Aksi unjuk rasa mendukung Palestina digelar rutin di berbagai kota, menuntut perubahan sikap pemerintah.

Inggris sendiri memiliki sejarah panjang dalam konflik ini, sejak Deklarasi Balfour tahun 1917 yang menjadi cikal bakal pendirian negara Israel.

Senada dengan Inggris, Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese menyatakan, bahwa pengakuan negaranya adalah bentuk dukungan terhadap aspirasi sah rakyat Palestina.

“Australia mengakui aspirasi lama rakyat Palestina untuk memiliki negara mereka sendiri,” tegas Albanese.

Dari Kanada, Perdana Menteri (PM) Mark Carney menyebut, pengakuan tersebut sebagai bagian dari komitmen jangka panjang untuk mendukung perdamaian di Timur Tengah.

Baca juga: VIDEO Hamas Puji Negara Barat Akui Palestina, Sambut Baik Inggris

Sementara Menteri Luar Negeri (Menlu) Portugal, Paulo Rangel menekankan, bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian yang adil dan abadi.

Reaksi Netanyahu

Namun, pengakuan ini memicu kemarahan dari Israel.

Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu mengecam keras keputusan tersebut dan menyebutnya sebagai “imbalan besar bagi teror.”

Ia menegaskan bahwa negara Palestina “tidak akan pernah didirikan di sebelah barat Sungai Yordan”.

Bahkan, Netanyahu mengancam akan mengambil langkah sepihak, termasuk mencaplok wilayah Tepi Barat.

Baca juga: VIDEO Gaza Mencekam: Serangan Mematikan Penembak Jitu Palestina Buat Idf Terluka

Di sisi lain, Hamas menyambut baik pengakuan ini sebagai hasil perjuangan rakyat Palestina.

Sementara Presiden Palestina, Mahmoud Abbas menyebutnya sebagai langkah penting menuju perdamaian yang adil.

Meski sebagian pihak menilai pengakuan ini bersifat simbolis, para analis menyebutnya sebagai tekanan diplomatik besar terhadap Israel dan sekutunya, Amerika Serikat.

Presiden AS, Donald Trump bahkan menyatakan bahwa isu Palestina adalah salah satu perbedaan utama antara dirinya dan Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer.

Dengan semakin banyak negara yang bergabung dalam pengakuan, termasuk Prancis yang dijadwalkan menyampaikan sikap resminya pada Senin (22/9/2025), harapan akan solusi dua negara kembali menguat di tengah konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved