Profil Ray Dalio, Miliarder AS Dapat Bintang Tanda Jasa Utama dari Prabowo, Kekayaan Rp228 Triliun

Ray Dalio sendiri diundang ke Istana, Jakarta untuk berbincang-bincang sekaligus makan siang bersama Prabowo.

Editor: Faisal Zamzami
WIKIMEDIA COMMONS/WEB SUMMIT
Ray Dalio batal gabung Danantara, namun belum ada informasi alasan soal Ray Dalio mundur dari Danantara. 

 

Sebagai penasihat informal, Dalio mengaku nasihat dan segala masukannya kepada para pimpinan Danantara maupun Presiden Prabowo bersifat sukarela.

"Keterlibatan saya sebagai penasihat tetap sama, dan tidak berubah, bersifat sukarela, dan tidak dibayar. Danantara Indonesia sepenuhnya menghormati serta menghargai kontribusi tersebut," jelas Dalio.

Lantas, seperti apa sepak terjang Ray Dalio? Berikut penjelasannya.

Baca juga: Profil Inayat Syah Putra, Nahkoda Baru KPH Wilayah IV DLHK Aceh

Profil Ray Dalio

Raymond Thomas Dalio lahir pada 8 Agustus 1949 di Jackson Heights, Queens, New York, Amerika Serikat.

 Ia adalah putra dari Marino Dallolio, seorang pemain klarinet dan saksofon jazz di Manhattan, dan Ann, seorang ibu rumah tangga.

Pada usia 12 tahun, Dalio mulai berinvestasi dengan membeli saham Northeast Airlines seharga 300 dolar dan berhasil melipatgandakan investasinya setelah maskapai tersebut bergabung dengan perusahaan lain.

Ketertarikannya pada dunia keuangan semakin berkembang setelah bekerja sebagai caddy di The Links Golf Club, tempat ia berkenalan dengan banyak profesional Wall Street.

Dalio menyelesaikan gelar Bachelor of Science di bidang keuangan dari Long Island University (C.W. Post College) dan kemudian memperoleh gelar MBA dari Harvard Business School pada 1973.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Harvard, Dalio memulai karier di dunia keuangan sebagai pedagang komoditas di Dominick & Dominick LLC. Di sini, ia mulai memahami dinamika pasar keuangan dan perdagangan internasional.

Pengalamannya di perusahaan ini membuka jalan untuk bergabung dengan Shearson Hayden Stone, salah satu perusahaan sekuritas terkemuka di Wall Street.

Pada 1975, Dalio mengambil langkah berani dengan mendirikan Bridgewater Associates dari sebuah ruangan kecil di apartemennya. Awalnya, perusahaan ini fokus pada manajemen risiko komoditas dan analisis pasar untuk klien korporat.

Terobosan besar terjadi ketika McDonald's mempercayakan Bridgewater untuk mengelola nilai sekuritas dan komoditas mereka. Kepercayaan ini menjadi titik balik bagi Bridgewater dan membuka pintu bagi klien besar lainnya.

Seiring waktu, Bridgewater terus berkembang. Pada awal 1980-an, Dalio memindahkan kantor Bridgewater ke Westport, Connecticut. Langkah ini diambil untuk memperluas jaringan dan menjangkau lebih banyak klien institusional, termasuk World Bank dan Eastman Kodak.

Pada 1990-an, Dalio meluncurkan strategi andalan Pure Alpha, yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan tinggi dengan memanfaatkan pergerakan makro global. Strategi ini mendapat respons positif dari pasar dan memperkuat posisi Bridgewater di industri hedge fund.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved