Peneliti Amerika Temui Bupati Abdya, Bahas Logo Kota Salem yang Memuat Po Adam

Peneliti Amerika Serikat, Prof R Michael Feener dari Maritime Asia Heritage Survey (MAHS) melakukan pertemuan dengan Bupati Abdya Safaruddin.

Penulis: Masrian Mizani | Editor: Yocerizal
IST/SERAMBINEWS.COM
BERDISKUSI - Bupati Safaruddin berdiskusi dengan Prof R Michael Feener dari Maritime Asia Heritage MAHS yang merupakan lembaga penelitian yang berbasis di Kyoto University, Jepang, Senin malam (18/8/2025). Prof Michael Feener merupakan peneliti yang berasal dari Kota Salem, Massachusetts, Amerika Serikat. 

Laporan Masrian Mizani | Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Peneliti Amerika Serikat, Prof R Michael Feener dari Maritime Asia Heritage Survey (MAHS) melakukan pertemuan dengan Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Safaruddin di Pendopo Bupati setempat, Senin malam (18/8/2025).

MAHS adalah sebuah lembaga penelitian yang berbasis di Kyoto University, Jepang. Prof Michael Feener merupakan peneliti yang berasal dari Kota Salem, Massachusetts, Amerika Serikat. 

MAHS bekerja sama dengan lembaga-lembaga lokal di beberapa negara Asia untuk mendokumentasikan dan melestarikan warisan budaya dan sejarah jalur rempah, sebuah lintasan penting dalam sejarah peradaban global.

Dalam pertemuan penting itu, Michael Feener dan Bupati Safaruddin berdiskusi soal wacana perubahan logo resmi Kota Salem yang sejak 1836 diyakini menampilkan sosok Po Adam, bangsawan Aceh dari Kerajaan Kuala Batu.

Figur ini diyakini sebagai mitra dagang Joseph Peabody, saudagar lada terkaya dari Kota Salem, sekaligus simbol hubungan Aceh dengan Amerika Serikat dalam jalur perdagangan rempah dunia.

Sejarah juga mencatat ada peristiwa kelam yang terjadi tahun 1831, ketika Presiden Amerika Andrew Jackson memerintahkan kapal induk USS Potomac menyerang Kuala Batu sebagai balasan insiden yang dialami kapal Friendship. 

Serangan itu menewaskan ratusan orang dan meninggalkan luka sejarah yang tak terlupakan. 

Baca juga: Mengenal Sosok Ira Marzuki Ali Basyah, Ketua Bhayangkari Aceh yang Baru

Baca juga: Tangis Haru Sambut Bupati Aceh Timur di Rumah Murid MIN 7 Korban Tersengat Listrik

Refleksi Penting

Pada pertemuan itu Bupati Safaruddin menegaskan bahwa peristiwa ini menjadi refleksi penting bagi generasi muda Aceh, khususnya Kabupaten Abdya. 

“Aceh, meski kecil di peta dunia hari ini, pernah memberi makna besar dalam hubungan antar bangsa melalui perdagangan, komoditas strategis, dan jalur maritim,” ujarnya. 

Jejak itu, lanjut Safaruddin, masih dapat ditemukan, salah satunya di Pelabuhan Teluk Surin di Gampong Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee dengan dermaga tuanya yang kini bisa menjadi simbol kebangkitan perdagangan Aceh kala itu.

Dalam diskusi tersebut, Safaruddin juga menyampaikan komitmennya untuk menjadikan Abdya sebagai jembatan diplomasi budaya dunia. 

Menurutnya, langkah ini untuk merawat sejarah bersama, memperkuat hubungan internasional, serta membuka peluang kerja sama perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan.

Sebelumnya, dukungan serupa juga telah disampaikan Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau lebih dikenal Mualem. 

Pada 18 Juli 2025 lalu, Mualem mengirim surat resmi kepada Gubernur Massachusetts yang menekankan pentingnya mempertahankan logo Salem yang di dalamnya memuat Po Adam sebagai simbol persahabatan transoceanic (melampau samudera) antara Aceh dan Kota Salem yang telah terjalin hampir dua abad.

“Generasi Abdya harus tahu, wilayah ini pernah masyhur, diperbincangkan lintas samudera, bahkan sampai ke gedung parlemen Amerika,” pungkas Safaruddin.(*)

Baca juga: Seleksi PPPK Paruh Waktu 2025, Berikut Panduan Cara Cek Daftar Formasi & Nama Lewat BKD dan Instansi

Baca juga: Dua Putra Aceh Raih Penghargaan Wana Lestari Nasional 2025 dari Menteri Kehutanan RI

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved