Mihrab

Meneladani Nabi dalam Seni Berturur Kata, Tgk Burhanuddin: Kalau Umat Tidak Mampu, Lebih Baik Diam

Tgk Burhanuddin menekankan pentingnya memperkuat kualitas berbicara, baik bagi orang tua, guru, dosen, maupun tokoh masyarakat.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
YouTube Serambinews
Pengurus Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Tgk Burhanuddin 

Meneladani Nabi dalam Seni Berturur Kata, Tgk Burhanuddin: Kalau Umat Tidak Mampu, Lebih Baik Diam

SERAMBINEWS.COM - Kemampuan berbicara bukan sekadar bawaan lahir, melainkan perpaduan antara ilmu, keterampilan, seni, pengalaman, keteladanan, dan jiwa yang menjiwai ucapan.

Bicara yang baik bukan hanya dibutuhkan oleh guru, dosen, atau ustaz, tetapi juga menjadi keharusan bagi setiap kita.

Sebab, setiap kata yang keluar dari lisan mampu memengaruhi orang lain, baik dalam bentuk pelajaran maupun provokasi.

Pengurus Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Tgk Burhanuddin SPdI MA mengatakan, banyak percakapan di warung kopi, sekolah, bahkan dunia maya kini lebih bernuansa provokasi ketimbang pembelajaran. 

“Anak-anak dan masyarakat kita sering kali mengonsumsi pembicaraan yang tidak bermanfaat. Inilah tantangan kita bersama, terutama di era ‘seleb medsos’ yang begitu masif,” ujarnya, Kamis (11/9/2025).

Tgk Burhanuddin menekankan pentingnya memperkuat kualitas berbicara, baik bagi orang tua, guru, dosen, maupun tokoh masyarakat.

Hal ini, katanya, sejalan dengan momentum bulan Maulid Nabi Muhammad SAW yang menjadi kesempatan untuk meneladani akhlak Rasulullah, termasuk dalam cara berbicara.

Dalam banyak riwayat, tutur Rasulullah selalu lemah lembut, jelas, penuh makna, serta mampu menggugah hati lawan bicara.

Beliau tidak hanya menyampaikan kebenaran, tetapi juga memperhatikan pilihan kata, intonasi, hingga ekspresi wajah yang menenangkan.

“Tentu kemampuan itulah yang sejati dapat kita kembangkan dalam kualitas kita dalam setiap pembicaraan, baik itu interaksi di rumah, keluarga maupun masyarakat,"

"Terlebih siapapun yang kini memili kpengikut di medsos, maka dalam berbicara teruslah belajar untuk memperbaiki kualitas dari pembicarannya itu,” jelasnya.

Terkait hal itu, Tgk Burhanuddin mengingatkan empat hal penting yang bisa dipelajari dari Nabi Muhammad SAW.

Pertama yang perlu diperhatikan ketika berbicara adalah, memastikan sesuatu yang akan dibicarakan itu memiliki nilai kebaikan. 

Sebagaimana dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda “barangsiapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam” (HR Bukhari).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved