Cahaya Aceh

Pantai Pelangi Aceh Timur, Kampung Nelayan Menjelma Jadi Wisata Andalan

Deretan pohon cemara laut yang ditanam warga secara gotong royong menciptakan suasana teduh dan asri Pantai Pelangi di Aceh Timur.

Penulis: Maulidi Alfata | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM/MAULIDI ALFATA
WISATA - Pantai Pelangi di Gampong Matang Rayeuk PP di Kecamatan Idi Timur, Kabupaten Aceh Timur kini menjadi destinasi wisata andalan kabupaten tersebut. 

EMPAT tahun lalu, Gampong Matang Rayeuk PP di Kecamatan Idi Timur, Kabupaten Aceh Timur, hanya desa pesisir biasa. Tapi kini berbeda. Desa itu telah menjelma menjadi desa wisata mandiri yang diakui dalam qanun atau peraturan daerah. Transformasi ini bukan sekadar perubahan lanskap, tetapi juga kisah perjuangan warga yang mengubah nasib mereka melalui pariwisata.

Di sepanjang pesisir pantai yang membentang sejauh 1.800 meter, berdirilah "Pantai Pelangi", destinasi wisata yang kini ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun luar provinsi. Deretan pohon cemara laut yang ditanam warga secara gotong royong menciptakan suasana teduh dan asri.

Di antara pepohonan itu, berdiri pondok-pondok kuliner yang menyajikan beragam makanan lezat, menjadi magnet bagi para pemburu cita rasa. Tak hanya kuliner, Objek Wisata Pantai Pelangi juga menawarkan berbagai wahana air seperti banana boat, speed boat, spot memancing, dan area bermain keluarga. Semua fasilitas ini lahir dari semangat warga yang ingin menjadikan desanya mandiri secara ekonomi.

Baca juga: Geliat Wisata Lamuri: Eksotisme Bukit Lamreh, Kuliner Rakyat dan Jejak Kerajaan Tua

Yusra, Keuchik Matang Rayeuk PP, mengenang masa lalu warganya yang hidup dalam keterbatasan. “Banyak dari mereka bekerja di tambak milik orang lain, sebagai nelayan, atau bahkan buruh kasar,” tuturnya.

Kondisi itu mendorong warga untuk membuka lahan kosong di pinggir laut pada tahun 2022. Semak belukar dibersihkan, cemara laut ditanam, dan pondok-pondok dibangun dengan ciri khas masing-masing.

Kini, lahan yang dulunya tak bernilai telah menjadi sumber penghidupan. Para remaja putri dan ibu-ibu menjajakan makanan dan kuliner khas Aceh, sementara para lelaki bertugas sebagai penjaga tiket masuk. Sebagian pemuda bahkan menjadi pemandu wisata.

“Pelaku usaha di sini bisa menghasilkan omzet 3 sampai 5 juta per bulan, tergantung bagaimana mereka mengelola pondok masing-masing. Di hari libur, pendapatan bisa meningkat,” ujar Yusra.

Antoni Wirawan, pengunjung asal Menteng, Jakarta, mengaku terkesan akan kebersihan dan keindahan Pantai Pelangi. “Pemandangannya lebih indah dan bersih dari Ancol. Biaya masuk dan makanannya juga sangat murah,” katanya.

Dengan Rp 50 ribu, ia sudah menikmati mie Aceh, es krim kelapa muda, dan es durian, menu favorit di sana.

Disbudpar Aceh Tingkatkan Promosi

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Dedy Yuswadi, memberikan apresiasi atas kemajuan pesat yang ditunjukkan Gampong Matang Rayeuk PP melalui pengembangan Pantai Pelangi sebagai ikon wisata baru Aceh Timur.

Menurutnya, apa yang dilakukan masyarakat setempat merupakan contoh nyata bagaimana desa dapat tumbuh menjadi pusat ekonomi baru melalui pariwisata berbasis komunitas.

“Pantai Pelangi adalah bukti bahwa ketika masyarakat memiliki visi, semangat gotong royong, dan pengelolaan yang baik, maka pariwisata bisa menjadi lokomotif ekonomi yang mengangkat harkat hidup warga,” ujarnya.

Dedy Yuswadi AP, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh.
Dedy Yuswadi AP, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh. (SERAMBINEWS.COM/HENDRI ABIK)

Dedy menekankan bahwa Disbudpar Aceh siap memperkuat promosi Pantai Pelangi dalam berbagai kanal pemasaran pariwisata, termasuk melalui platform digital. Menurutnya, keberhasilan destinasi baru sangat dipengaruhi oleh kemampuan memperkenalkan diri ke publik secara konsisten dan kreatif.

Selain itu, ia menyoroti pentingnya standardisasi kebersihan dan kenyamanan sebagai faktor utama daya tarik wisata. “Kebersihan adalah wajah destinasi. Kalau bersih, rapi, dan tertata, wisatawan pasti kembali dan membawa wisatawan lainnya,” imbuhnya. 

Ia juga mendorong penerapan prinsip wisata berkelanjutan agar keindahan alam dan ekosistem cemara laut tetap terjaga.

Dedy juga mengapresiasi dukungan legislatif, yang ikut memberikan perhatian terhadap perkembangan Pantai Pelangi. Ia menilai kolaborasi pemerintah daerah, legislatif, dan masyarakat menjadi kunci percepatan pembangunan destinasi.

“Kami siap berkolaborasi dengan DPRA untuk penguatan infrastruktur, peningkatan kapasitas SDM, dan pengembangan konsep wisata yang lebih kreatif. Dengan sinergi yang baik, objek wisata seperti Pantai Pelangi dapat menjadi destinasi unggulan Aceh Timur bahkan salah satu kebanggaan Aceh,” pungkasnya.

Kemandirian Ekonomi Sejati

Dukungan terhadap Pantai Pelangi juga datang dari Komisi VI DPRA Dapil Aceh Timur, Iskandar, dari Fraksi PKB. Ia menyebut model Gampong Wisata Matang Rayeuk PP sebagai blueprint kemandirian ekonomi sejati.

“Dulu mereka buruh kasar dan nelayan, sekarang jadi pengusaha wisata dengan omzet jutaan. Ini dekolonisasi kemiskinan nyata,” ujarnya.

Iskandar PKB Anggota DPRA Dapil Aceh Timur
ANGGOTA Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Iskandar.

Iskandar berkomitmen mendorong peningkatan infrastruktur dan promosi wisata secara tepat sasaran. Ia juga merancang program pengembangan SDM seperti pelatihan manajemen bisnis, kebersihan standar global, dan pelatihan lainnya untuk menunjang kualitas layanan wisata.

“Kita harus pastikan mutiara ini tidak hanya bersinar di Aceh, tetapi juga menjadi tujuan internasional. Pantai Pelangi harus punya standar lebih tinggi tanpa merusak ekosistem cemara laut yang sudah ada,” pungkasnya.

Pantai Pelangi bukan hanya destinasi wisata, tetapi simbol harapan dan bukti bahwa kemandirian bisa tumbuh dari akar semangat warga desa. Gampong Matang Rayeuk PP telah membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil — dan dari semak belukar, lahirlah surga wisata di pesisir Aceh Timur.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved