Sunnah dan Bid'ah Dalam Ziarah Kubur
Bid'ah-bid'ah dan sunnah dalam ziarah kubur. Penting untuk dibaca
Abu Zahra menulis...
Dalam tradisi Islam, ziarah kubur merupakan bagian dari ritual keagamaan. Seluruh umat Islam diseluruh penjuru dunia telah melakukannya.
Pada zaman permulaan Islam berkembang Nabi Muhammad SAW melarang kaum muslimin menziarahi kuburan. Larangan ini lantaran kekhawatiran terjadi kesyirikan dan pemujaan terhadap kuburan tersebut. Apalagi bila yang meninggal itu termasuk orang-orang yang saleh. Disamping itu, keimanan para sahabat waktu itu masih lemah dan membutuhkan pembinaan dari Rasulullah SAW.
Peringatan tersebut tidak hanya ditujukan kepada para sahabat, tetapi juga kepada umat Islam sekarang ini. Ternyata, kalau kita perhatikan apa yang dikhawatirkan Rasulullah SAW memang terjadi saat ini.
Banyak kaum muslimin yang salah dalam menerapkan ziarah kubur. Mereka melakukan ziarah kubur hanya sekedar mengikuti adat dan tradisi daerah. Sehingga syariat Islam bercampur tradisi yang sesat.
Hikmah dan manfaat ziarah kubur
Ziarah kubur banyak memiliki hikmah dan manfaat, di antara yang terpenting adalah :
2. Mendoakan keselamatan bagi orang-orang yang telah meninggal dunia dan memohon ampunan untuk mereka atas segala amalan di dunia.
4. Untuk mendapatkan pahala kebaikan dari Allah dengan ziarah kubur yang dilakukannya.
Ziarah kubur adalah wasilah untuk taqwa kepada Allah
Sunnah-sunnah dalam ziarah kubur
Diantara petunjuk Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam ziarah kubur adalah sebagai berikut:
3. Mengucapakan salam kepada ahli kubur, mendoakan mereka agar mendapatkan rahmat, ampunan dan afiyah (kekuatan). Diantara doa yang dianjurkan untuk dibaca adalah yang artinya : "Keselamatan semoga terlimpah kepada para penghuni (kubur) dari kalangan orang-orang mukmin dan muslim semoga Allah merahmati orang-orang yang telah mendahului (meninggal) diantara kami dan yang belakangan, insya Allah kami semua akan menyusul (Anda)". (lafazh ini berdasar riwayat Imam Muslim).
Kitab Shahih Muslim bi
Syarah Imam Nawawi dijelaskan sebagai berikut:
والمراد غالب البدع . قال
أهل اللغة : هي كل شيء عمل على غير مثال سابق
“Dan yang dimaksud bid’ah, berkata ahli bahasa, dia ialah segala sesuatu amalan tanpa contoh yang terlebih dahulu.”
Sedangkan jika ditujukan dalam hal ibadah pengertian-pengertian
bid’ah tersebut diantaranya:
البدعة: طريقة مستحدثة في
الدين، يراد بها التعبد، تخالف الكتاب، والسنة وإجماع سلف الأمة
“Bid’ah adalah suatu jalan yang diada-adakan dalam agama yang dimaksudkan untuk ta’abudi, bertentangan dengan al Kitab (al qur`an), As Sunnah dan ijma’ umat terdahulu.“