Apa yang Menarik Peziarah ke Makam Syiah Kuala?

Wisata religi ke makam ulama Aceh Syech Abdurrauf bin Ali Alfansuri atau yang terkenal dengan nama Teuku Syiah Kuala

Editor: mufti
Apa yang Menarik Peziarah ke Makam Syiah Kuala? - 20110616_BUD87.jpg
Dok Litbang | SERAMBI/BUDI FATRIA
Seorang guide menjelaskan sejarah makam Syiah Kuala kepada rombongan wisatawan dari Amerika Serikat, Inggris dan Australia saat mengunjungi makam tersebut di Desa Deah Raya, Banda Aceh, Selasa (14/6). Syiah Kuala yang memiliki nama asli Syekh Abdurrauf As-Singkili, merupakan ulama besar Aceh yang hidup pada tahun 1615-1693 masehi dan memiliki pengaruh yang besar dalam penyebaran agama Islam di Nusantara. Kini makam ulama tersebut menjadi salah satu situs sejarah Islam yang ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara.
Apa yang Menarik Peziarah ke Makam Syiah Kuala? - 20120427_bedu_(2).jpg
Dok Litbang | SERAMBI/BEDU SAINI
Penjaga Makam Syiah Kuala memandikan balita di Desa Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, Kamis (26/4). Makam Syiekh Abdurrauf bin Ali Al-Fansuri ini menjadi obyek wisata spiritual. Terutama setiap hari Senin dan Kamis makam tersebut ramai dikunjungi penziarah umumnya ingin bernazar.
Apa yang Menarik Peziarah ke Makam Syiah Kuala? - 20120916BUD58.jpg
Dok Litbang | SERAMBI/BUDI FATRIA
Majelis Zikrullah Aceh mengadakan zikir dan doa memperingati Haul Tgk Syiah Kuala yang Ke-316 di Makam Syiah Kuala, Banda Aceh, Sabtu (16/9) malam.
SERAMBINEWS.COM - Wisata religi ke makam ulama Aceh Syech Abdurrauf bin Ali Alfansuri atau yang terkenal dengan nama Teuku Syiah Kuala, dipadati ratusan pengunjung setiap harinya. Tak hanya dari berbagai kabupaten/kota di Aceh, kunjungan ramai juga datang dari warga luar Aceh, bahkan luar negeri seperti Malaysia, Brunai Darussalam dan Arab.


Pengakuan sejumlah warga, kunjungan mereka didasari atas ketakjuban dan kuasa Sang Pencipta pada makam ulama besar ini yang tidak rusak saat bencana gempa dan tsunami Aceh, 26 Desember 2004 silam.


Semua nisan tetap teronggok di areal makam kendati tidak beraturan sesaat setelah tsunami reda. Padahal letak makam dengan pantai sebelum tsunami diperkirakan hanya satu kilometer. Sedangkan saat ini hanya berjarak 100 meter. Hal itu diakui penjaga makam, Tgk Abu Bakar (70), Rabu (9/1/2013).


Sebagai penduduk asli setempat, Abu Bakar turut takjub menyaksikan keajaiban pada makam Tgk Syiah Kuala yang lepas dari gulungan tsunami. "Kalau dulu setelah makam ini masih banyak rumah-rumah penduduk, sekarang berbatas langsung dengan pantai," ungkap Abu Bakar seraya menunjuk ke pantai yang berombak kecil.


Kini, setelah renovasi makam dilakukan, menarik minat pengunjung yang semakin ramai berkunjung setiap harinya. Terutama pada Senin dan Kamis, hari dimana peziarah tak hanya melakukan kunjungan, melainkan disertai hajatan seperti aqiqah (turun tanah) serta melepas nazar.


Seperti diakui Ruhamah (52), warga Lambaro, Kabupaten Aceh Besar. Dirinya melepas nazar sang anak lelaki yang baru saja sembuh dari penyakitnya. "Kami bawa kambing satu ekor yang dimasak di sini, nanti bisa dimakan bersama-sama peziarah lain," kata Ruhamah.


Kedatangannya beserta keluarga sejak pagi dengan membawa seekor kambing setelah terlebih dulu memberitahu pihak penjaga makam yang kemudian menyediakan ruang dapur untuk memasak. Tak hanya kambing, ayam serta binatang ternak lain juga sering dijadikan menu hajatan yang bisa dinikmati semua peziarah di sana.


Sedangkan malam hari, aktivitas peziarah sering diisi zikir dan doa bersama oleh berbagai komunitas muslim. Aktivitas peziarah antara lain diisi shalat sunnah, berdoa dan berzikir di makam, bahkan ada yang mencuci muka dengan air sumur yang tersedia di dekat makam. Kendati tidak dibenarkan melakukan ritual yang bisa mengarah ke perbuatan syirik atau menduakan Allah. Hal itu biasanya berbentuk, mengambil batu atau tanah dengan harapan mendapat berkah dari benda tersebut.


Kini, setiap hari sejak pagi hingga malam aktivitas religi tak pernah sepi dari makam ulama besar yang namanya ditabalkan menjadi nama universitas terbesar dan kenamaan di Aceh tersebut.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved