Harga Pala di Abdya Anjlok
Harga buah pala sebagai salah satu komoditi unggulan di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), anjlok 35 sampai 40 persen
BLANGPIDIE - Harga buah pala sebagai salah satu komoditi unggulan di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), anjlok 35 sampai 40 persen dalam waktu beberapa bulan terakhir. Peristiwa tersebut merupakan pukulan berat bagi sebagian warga setempat, terutama saat harga bahan kebutuhan mengalami kenaikan sebagai dampak kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Pantauan Serambi di beberapa pedagang panampung pala di Kota Blangpidie, Jumat (26/12), harga pala basah berkisar antara Rp 15.000 sampai Rp 16.000/Kg. Padahal tiga bulan lalu, harganya mencapai Rp 26.000/Kg atau turun sekitar 40 persen.
Biji pala kering jenis A, BC, dan ADP, turun menjadi Rp 50.000 sampai Rp 60.000/Kg. Sementara, tiga bulan sebelumnya mencapai Rp 80.000 sampai Rp 90.000/Kg, atau turun turun antara 38 sampai 35 persen.
Sedangkan harga biji pala basah yang ditampung agen pengumpul, sekitar Rp 12.000 sampai Rp 14.000/Kg. Karena didesak kebutuhan rumah tangga, sebagian petani pun memilih menjual biji pala basah (biji dalam kondisi baru dikupas dari buah) kepada agen pengumpul, kemudian dikeringkan untuk dijual ke pedagang penampung.
Seorang pedagang penampung hasil bumi di Kota Blangpidie, Toke Asie menjelaskan, harga pala bergerak turun sejak tiga bulan lalu akibat sepinya permintaan pasar Eropa.
Ia juga menjelaskan, saat ini bukan saja harga pala yang anjlok, melainkan seluruh hasil bumi, termasuk karet. “Harga hasil bumi yang masih bertahan hanya minyak nilam yang harganya Rp 660.000/Kg, itu pun dikarenakan terbatasnya stok di tingkat petani,” ujarnya.(nun)
Kunjungi juga :
www.serambinewstv.com | www.menatapaceh.com |
www.serambifm.com | www.prohaba.co |