9 Maret 2016 Gerhana Matahari Total
Lembaga Kajian Ilmu Falak (LKIF) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malikussaleh Lhokseumawe menginformasikan
* Bisa Disaksikan di Aceh
LHOKSEUMAWE - Lembaga Kajian Ilmu Falak (LKIF) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malikussaleh Lhokseumawe menginformasikan bahwa gerhana matahari total akan terjadi pada 9 Maret 2016. Gerhana yang akan berlangsung dua jam lebih (06.20-08.32 WIB) itu hanya bisa disaksikan di daratan Indonesia saja, termasuk di Aceh.
Dalam rangka mempersiapkan momen penting untuk menyaksikan fenomena alam langka tersebut, Kantor Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Bandung telah menunjuk Lhokseumawe sebagai sebuah titik pengamatan berstandar nasional.
“Rencana kita, lokasinya akan ditempatkan di atas Bukit Gua Jepang kawasan Blang Panyang Lhokseumawe, karena kriterianya sangat cocok,” ujar Ketua LKIF STAIN, Tgk Ismail Is, kepada Serambi di Lhokseumawe, Selasa (21/4).
Menurut Tgk Ismail, berhubung gerhana matahari total tersebut hanya bisa dilihat di Indonesia, maka Lapan pada 14 April 2014 lalu telah menyelenggarakan lokakarya nasional. Hadir 40 lembaga dan instansi yang dianggap penting dan kompeten untuk menyukseskan pengamatan nasional tersebut. Salah satunya ada LKIF STAIN Lhokseumawe yang merupakan perwakilan tunggal dari Proivinsi Aceh.
Dalam lokakarya tersebut, kata Tgk Ismail, Lhokseumawe ditunjuk sebagai salah satu titik pengamatan nasional, sehingga pihaknya mulai sekarang harus mempersiapkan berbagai fasilitas sesuai ketentuan nasional. “Untuk tempat sudah cocok di Gua Jepang, namun yang menjadi kendala sekarang adalah masalah keterbatasan alat, seperti teleskop otomatis berstandar nasional dan kacamata matahari berstandar nasional,” ujarnya.
Untuk teleskop otomatis dan kacamatan matahari minimal harus tersedia masing-masing lima unit. Sedangkan yang dimiliki LKIF STAIN saat ini baru dua teleskop otomatis. “Kita butuh alat seperti teleskop sampai lima unit, karena diprediksi nantinya akan banyak turis dari berbagai negara yang ikut menyaksikan fenomena alam ini. Oleh karenanya, sekarang kami sedang mencari dukungan untuk bisa mendapatkan peralatan yang sesuai standar Lapan,” demikian Tgk Ismail Is.
Dari Bandung dilaporkan, Lapan bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) telah membentuk panitia nasional untuk pengamatan dan riset gerhana matahari total 2016. Selain kegiatan ilmiah, muncul pula usulan untuk menjadikan peristiwa alam itu sebagai objek wisata. Sejumlah daerah siap menyambutnya, termasuk Aceh.
Usulan gerhana matahari total sebagai objek wisata mengemuka dalam lokakarya nasional di ruang Auditorium Lapan, Bandung, Selasa, 14 April 2015. Perwakilan Kementerian Pariwisata, Aceh, Bangka-Belitung, dan Pontianak, misalnya, menyatakan siap terlibat dalam kepanitiaan nasional itu. Mereka pun bersemangat menggaet turis untuk menyaksikan peristiwa langka itu di daerahnya masing-masing.
Gerhana matahari total, ujar mantan direktur Observatorium Bosscha, Bambang Hidayat, akan terjadi pada 9 Maret 2016. Semua wilayah Indonesia pada hari itu mengalami gerhana, tapi yang benar-benar total hanya di beberapa daerah. “Gerhana matahari total itu terjadi di wilayah Indonesia pada pukul 07.15 WIB,” kata Bambang, Selasa lalu.
Lapan dan ITB sudah mencatat beberapa peneliti dan astronom asing berminat datang ke Indonesia untuk mengamati proses gerhana matahari total 2016. Misalnya, dari Australia, Amerika Serikat, Jepang, Prancis, Inggris, Austria, Malaysia, dan Vietnam.
Lapan sendiri, saat gerhana akan meneliti lapisan ionosfer di Pontianak, Bandung, Manado, dan Kupang. Kemudian astronom dari Observatorium Bosscha akan mengamati matahari di Halmahera dan Ternate, serta menguji teori bandul efek Allais. (bah/tempo.co)