Gubernur: Percepat Proyek Jembatan Krueng Tingkeum

Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah meminta kepada Satker Jalan Nasional I Aceh yang bertanggung jawab terhadap

Editor: bakri
MURID sekolah dasar menumpang boat untuk menyeberangi Krueng Tingkeum, Kutablang, Bireuen, saat pulang sekolah, Sabtu (18/3). SERAMBI/ZAKI MUBARAK 

* Jalur Alternatif Perlu Perbaikan

BANDA ACEH - Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah meminta kepada Satker Jalan Nasional I Aceh yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kembali jembatan Krueng Tingkeum, Kutablang, Kabupaten Bireuen, untuk mempercepat pelaksanaan pembangunannya.

“Hampir setiap hari masyarakat yang berada di jalur alternatif mempertanyakan kepada kami, kapan pembangunan jembatan Krueng Tingkeum yang terletak di ruas jalan nasional tersebut dibangun kembali. Mereka sudah tak tahan dengan debu jalan dan harus mengeluarkan dana Rp 5.000 untuk satu kali penyeberangan naik rakit,” kata Zaini Abdullah pada pertemuan dengan Kepala Balai PU Jalan Nasional I Aceh, Faturrahman dan sejumlah Kasetker maupun PPK Jalan Nasional, Senin (5/6) malam di Pendapa Gubernur Aceh.

Pertemuan gubernur dengan pihak Kasatker Jalan Nasional itu dihadiri Kepala Dinas Bina Marga Aceh Ir Rizal Aswandi, Kepala Bappeda Aceh Azhari Hasan, Kepala Balai PU Jalan Nasional I Aceh Faturrahman Raden, dan sejumlah Kasatker, maupun PPK Jalan Nasional I Aceh, untuk membahas masalah yang dikeluhkan warga Kutablang.

Sejak jembatan itu dibongkar empat bulan lalu, kata Gubernur Zaini, masyarakat yang berada di sebelah kanan sungai (Banda Aceh-Medan), yaitu Desa Tingkeum Baro, Pulo Reudeup, Geulanggang, Muenje, Cot Ara, dan lainnya yang hendak ke pasar Kutablang harus putar jalan sepanjang 8,5 km lebih dulu, melintasi jembatan rangka baja Mon Kelayu, jalan Samuti Aman, dan terakhir ke ujung jembatan sebelah timur, baru bisa tiba ke pasar Kutablang.

Kondisi badan jalannya belum teraspal dan pada musim kemarau banyak debu, sedangkan pada musim hujan, badan jalannya becek.

Masyarakat yang berada di sebelah kiri sungai (Medan-Banda Aceh) yang ingin ke Matanggeulumpang Dua harus putar jalan sepanjang 7,5 km melintasi jalan Desa Tingkeum Manyang, Blang Mee, Pante Baro, Kubu, melewati jembatan rangka baja Pante Lhong terus ke simpang empat Gie Kapal, kembali ke jalan nasional.

Akibat jembatan yang lama tak bisa lagi dipakai dan harus dibongkar, masyarakat di kedua belah sisi sungai harus putar jalan 7,5- 8,5 km baru bisa mencapai jalan nasional untuk mencapai kota tujuan.

Dalam sebulan terakhir, untuk memperpendek rute jalan mutar, sudah ada beberapa kelompok masyarakat yang menyediakan rakit penyeberangan untuk sepeda motor. Tarif penyeberangannya untuk sekali jalan Rp 5.000/sepmor bersama pengenderanya. Satu hari, ada dua sampai empat kali menyeberang, biayanya bisa mencapai Rp 20.000. “Bagi masyarakat miskin, hal itu pasti berat,” ujar Zaini.

Selanjutnya, Gubernur Zaini mengingatkan kepada Kasatker dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jalan Nasional Wil I Aceh, untuk terus memelihara rute jalan alternatif Jembatang Krueng Tingkeum itu dengan baik, karena tiga minggu lagi sudah masuk kegiatan angkutan Lebaran, di mana aktivitas dan volume kendaraan meningkat lima kali lipat dari kondisi normalnya.

Untuk sepeda motor, mereka lebih memilih menyeberang dengan boat rakit yang disediakan warga di sekitar jembatan dengan tarif Rp 5.000/sepmor bersama pengendaranya. Tapi mobil penumpang umum, barang, dan mobil pribadi, harus melintasi jalan alternatif. Makanya perlu dipelihara, jangan sampai ada badan jalan yang berlubang, sehingga membuat kemacetan arus lalu lintas untuk mobil pada dua ruas jalan alternatif tersebut.

Menanggapi permintaan Gubernur Zaini tersebut, Kepala Kasatker PU Jalan Nasional I Aceh, Faturrahman Raden, didampingi Kasatker dan PPK-nya mengatakan, proses tender proyek pembangunan jembatan Krueng Tingkeum itu telah selesai dan pemenangnya juga sudah ada, yaitu PT Reskarya joint operational dengan perusahaan lokal.

Menurut laporan kontraktor, kata PPK Kasatker Jalan Nasional, Amri, kontraktor pemenang proyek jembatan Tingkeum saat ini sedang dalam pengiriman besi tiang pancang jembatan dari Lampung ke Aceh.

Menunggu tiba tiang pancang jembatana di lokasi, sekaranag ini kontraktor telah melakukan persiapan pekerjaan, apa saja yang bisa dikerjakan lebih dulu, akan dikerjakan. Misalnya, melakukan pengukuran untuk pembangunan kepala jembatan.

Tanggung jawab lainnya, lanjut Amri, pemeliharaan badan jalan alternatif. Jalan yang berlubang ditimbun dan kemudian digilas pakai mesin gilas untuk memeratakannya. Setiap hari disediakan dua alat berat untuk meratakan badan jalan yang berlubang.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved