Ini Asal Muasal Kupiah Mirah Abusyik
Di Aceh kupiah (peci) menjadi simbol keagamaan yang digunakan oleh umat untuk melaksanakan ibadah
Penulis: Idris Ismail | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Idris Ismail I Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Sejak memastikan diri baju dalam bursa calon Bupati Pidie 2016 lalu.
Roni Ahmad atau lebih kerap disapa Abusyik, telah memasang strategi jitu dalam mencari dukungan publik di daerah penghasil kerupuk Meulieng (Emping Melinjo).
Ia berpasangan dengan Fadhlulah TM Daud hingga terpilih memimpin Pidie hingga lima tahun ke depan.
Kupiah mirah menjadi pilihan utama dalam menjaring massa. Bahkan kupiah mirah inilah menjadi Ikon pasangan yang maju dari jalur independen.
Brand kupiah mirah pun lebih melekat pada kedua sosok pasangan Abusyik Sufi ini. Publik di 23 kecamatan di Kabupaten Pidie lebih mengenal dan identik kupiah mirah dengan pasangan nomor urut 2, Roni Ahmad/Fadlullah TM Daud.
Dalam sekejap, kupiah mirah lebih membumi di mata masyarakat Pidie yang digunakan untuk menutup kepala saban hari. Terutama saat menghadap Sang Khaliq.
"Di Aceh kupiah (peci) menjadi simbol keagamaan yang digunakan oleh umat untuk melaksanakan ibadah," kata Abusyik kepada Serambinews.com, Minggu (23/7/2017).
Menurut Abusyik, Aceh merupakan daerah Serambi Mekkah dan Pidie salah satu kabupaten yang ada di Aceh dikenal begitu kental keislamannya.
Maka, sejarah kupiah merah yang menjadi brand Abusyik bertujuan ingin Aceh kembali ke masa kejayaan Islam seperti dahulu.
"Ole karenanya, setiap kegiatan Abusyik membagikan kupiah untuk masyarakat tidak lain untuk melakukan ibadah,"ujarnya.
Kenapa musti kupiah mirah?
Selengkapnya baca Harian Serambi Indonesia edisi, Senin (24/7/2017)