Breaking News

Beri Makan 700.000 Pengungsi Rohingya, PBB Susun Rencana Darurat

"Semua badan PBB bersama-sama sekarang telah menetapkan rencana untuk 700.000 pengungsi."

Editor: Faisal Zamzami

SERAMBINEWS.COM, COX'S BAZAR - Perserikatan Bangsa-bangsa ( PBB) telah menyusun rencana darurat untuk memberi makan 700.000pengungsi Rohingya dari Myanmar, di Banglades.

Angka tersebut merupakan prediksi, setelah dalam beberapa pekan terakhir gelombang pengungsi Rohingya telah mencapai angka 480.000 orang.

Seorang pejabat senior dari Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan kepada AFP, WTP siap menyediakan bahan makanan secara masif, dan juga bantuan darurat lainnya.

"Semua badan PBB bersama-sama sekarang telah menetapkan rencana untuk 700.000 pengungsi."

"Kami masih bisa menangani jika jumlah mencapai 700.000," demikian kata Kepala Deputi WFP di Banglades, Dipayan Bhattacharyya, Rabu (27/9/2017).

Warga Rohingya melarikan diri dari negara bagian Rakhine di timur laut Myanmar. Mereka masuk ke Banglades sejak pelarian yang dimulai pada 25 Agustus.

Saat itu muncul serangan balasan dari militer Myanmar, setelah serangan mematikan militan Rohingya ke pos polisi Myanmar.

Bhattacharyya mengatakan, situasi kelaparan di kamp telah membaik, karena bantuan pangan dari WFP dan lembaga lainnya mulai menjangkau para pengungsi.

Dia mengatakan, rencana awal juga mencakup sekitar 300.000 orang Rohingya yang telah berlindung di tenggara Banglades, sebelum masuknya arus terakhir.

Dengan demikian, jumlah pengungsi Rohingya di Banglades bisa mencapai angka satu juta jiwa.

"Tidak ada yang akan ditinggalkan dari bantuan kemanusiaan  ini," kata dia.

WFP membutuhkan sekitar dana hingga 80 juta dollar AS, untuk bantuan besar tersebut.

Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi mengunjungi kamp-kamp dengan pengungsi yang membeludak minggu lalu.

Dia mengatakan, Banglades membutuhkan bantuan internasional besar-besaran, untuk memberi makan dan melindungi warga Rohingya.

Grandi juga mengatakan, meski telah terjadi aksi kedermawanan lokal yang luar biasa, namun tetap bantuan internasional, keuangan, dan material dibutuhkan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved