Singapura Bangun PKS di Abdya
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Cahaya
BLANGPIDIE - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Cahaya Terang Alami (PT CTA), sebuah perusahaan asal Singapura untuk pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas 90 ton per jam, Senin (2/10) di ruang kerja bupati Abdya.
Turut hadir Bupati Abdya Akmal Ibrahim SH, Wakil Bupati Muslizar MT, Sekda Drs Thamrin dan para Asisten dan Wakil Ketua DPRK Abdya Romi Syah Putra. Sementara dari PT CTA hadir Direktur Utama Haikal Pangeran Mahdi didampingi Teuku Hadi dan Yumaidar. Bupati Abdya Akmal Ibrahim mengatakan MoU degan PT CTA merupakan tindaklanjut dari pidato atau janji Gubernur Aceh Irwandi Yusuf pada 14 Agustus lalu saat pelantikan dirinya terkait akan menghadirkan investor refinery atau pengolahan minyak sawit di Abdya.
“Untuk tiga bulan ini mereka akan membuat bisnis plan-nya, dan membentuk tim appraisal, menghitung jumlah anggaran yang telah terinvestasi di PKS itu,” kata Akmal kepada wartawan. Setelah perencanaan dan bisnis plan selesai, kata Akmal, awal 2018 pihak PT CTA selanjutnya membangun PKS sesuai dengan perjanjian yang telah ditentukan. Ditargetkan awal januari 2019 mesin tersebut bisa beroperasi. “Target kita, januari 2019, sudah keluar minyaknya,” kata Akmal.
Ia berharap kehadiran PKS di Abdya nantinya bisa membuat harga sawit lebih stabil dan mensejahterakan para petani sawit. Karena, selama ini, tidak adanya PKS, masyarakat sering dirugikan, khususnya adanya permainan harga oleh agen sawit. “Selain itu, tentunya daerah juga diuntungkan dengan masuknya PAD,” terang Akmal.
Sementara itu Dirut PT CTA Haikal Pangeran Mahdi kepada wartawan mengatakan untuk investasi tahap awal pihaknya terlebih dahulu membangun PKS berkapasitas 40 hingga 90 ton per jam dengan nilai investasi Rp 100 miliar.
Setelah PKS beroperasi, selanjutnya pihaknya akan membangun pabrik lainnya bahkan akan membangun central Crude Palm Oil (CPO stockpiling atau penimpunan CPO). “Jadi, CPO yang ada di barat selatan nantinya, tidak lagi dikirim ke Medan, tapi semuanya berkumpul di Abdya atau di penimpunan CPO tadi,” ujarnya.(c50)