Bahas UUPA di DPRA, Apa Karya: Kita Rencong Kiri Kanan, Tapi Dompet Bisa Hilang

Maksud istilah yang ia ucapkan itu, saat ini Aceh hanya ngomong saja yang besar, tapi persoalan kekhususan Aceh terus dicabut oleh pusat.

Penulis: Subur Dani | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBI/SUBUR DANI
Apa Karya usai mengikuti rapat tertutup membahas penguatan UUPA di DPRA, Selasa (17/10/2017). 

Laporan Subur Dani | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Bukan Apa Karya namanya jika tidak mengeluarkan statemen yang nyentrik dan menggelitik, ciri khasnya yang ceplas-ceplos masih melekat.

Selasa (17/10/2017) Apa Karya bertandang ke DPRA untuk menghadiri undangan Ketua DPRA membahas UUPA dan kekhususan Aceh yang dianggap terus dipreteli pusat.

"Kita rencong kiri kanan, tapi dompet bisa hilang," kata Apa Karya.

Baca: Lama tak Terdengar Kabar, Apa Karya Tidak Sekuat Dulu, Begini Kondisinya

Apa Karya dibopong oleh orang terdekatnya saat tiba di kantor DPRA, Selasa (17/10/2017) pagi.
Apa Karya dibopong oleh orang terdekatnya saat tiba di kantor DPRA, Selasa (17/10/2017) pagi. (SERAMBI/SUBUR DANI)

Maksud istilah yang ia ucapkan itu, saat ini Aceh hanya ngomong saja yang besar, tapi persoalan kekhususan Aceh terus dicabut oleh pusat.

"Tanyoe Aceh ulei dipeulheuh tapi iku dimat le Jakarta," tambahnya.

Apa datang ke DPRA dalam keadaan tak biasa.

Mantan menteri pertahanan GAM ini mengaku sedang menderita asam urat, kakinya bengkak.

Baca: Apa Karya Merintih Sakit di DPRA, Didorong Pakai Kursi Roda dan Dipapah

Ia juga susah berjalan seperti biasa, alhasil harus didorong di atas kursi roda dan dipapah oleh orang-orang terdekatnya.

Pembahasan penguatan UUPA tadi, berlangsung tertutup.

Selain Apa Karya, hadir Wali Nanggroe, Malik Mahmud, Wakil Ketua DPA PA, Abu Razak, ketua-ketua komisi di DPRA, dan sejumlah tokoh yang terlibat dalam penggodokan UUPA.

Apa Karya merupakan tokoh GAM dari generasi tua yang cukup disegani.

Lelaki yang berdomisili di Keumala, Pidie tersebut tak segan-segan mengkritik.

Gaya komentarnya justru menarik perhatian banyak pihak.

Karena bahasa verbalnya sering kali mengundang gelak tawa.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved