Yusuf Mansur Serukan Umat Bahagiakan Rasul

Demikian antara lain disampaikan oleh dai kondang asal Jakarta, Ustaz Yusuf Mansur dalam ceramahnya pada peringatan

Editor: bakri
Dai kondang asal ibu kota Ustaz Yusuf Mansyur menyampaikan ceramah pada peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad Saw di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Kamis (30/11). 

“Jangan bikin malu nabi lu, jangan bikin nabi kecewa. Maaf ya jika kata-kata ini kasar dan tidak sesuai dengan kultur masyarakat Aceh. Itu omongan orang tua dulu, dan pengaruhnya banyak buat saya, saat itu ketika saya dilihat tidak ada manfaatnya, ketika saya dilihat nggak ada untungnya. Kalimat itu sampai sekarang masih nempel di telingan saya.”

Demikian antara lain disampaikan oleh dai kondang asal Jakarta, Ustaz Yusuf Mansur dalam ceramahnya pada peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad Saw ba’da Isya di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Kamis (30/11).

Ungkapan ‘jangan bikin malu nabi lu’ adalah ungkapan seseorang kepada Ustaz Yusuf Mansur saat ia pernah mendekam di penjara, beberapa tahun silam, tatkala dirinya belum seperti saat ini. Ceramah malam itu, diawali Ustaz Mansur dengan sedikit menceritakan lika-liku hidupnya.

Menurutnya, kata-kata tersebut adalah kata yang sederhana, namun kata itu seakan menampar hidupnya kala itu. Kenapa kata itu diungkapkan, karena saat itu perbuatannya dianggap telah melenceng dari sikap dan teladan Rasulullah Saw. “Itu ungkapan, karena (saya) sudah memalukan Rasulullah Saw. Ada sisi kehidupan kita yang tidak sesuai (dengan Rasulullah Saw), mudah-mudahan tidak kembali lagi. Ucapan itu disampaikan ke saya ketika saya di penjara,” ujar Yusuf Manyur.

Dari kisah hidupnya itu, Yusuf Mansur mengajak masyarakat Aceh, terutama yang hadir pada peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad Saw di Masjid Raya Baiturrahman untuk senantiasa membahagiakan Rasulullah Saw. Caranya dengan selalu mengikuti perilaku dan suri teladan Rasulullah Saw. “Buat Rasul bahagia, bikin Rasul senang dengan kita. Jangan sampai Rasul malu punya umat seperti kita,” sebut Yusuf Mansur.

Menurutnya, banyak hal untuk membuat Rasulullah bahagia, beberapa di antaranya adalah mengikuti semua amalan sunnah Rasulullah atau mengikuti tingkah dan perilaku Rasulullah Saw. Salah satunya, Yusuf Mansur menjelaskan, seperti soal kebersihan. “Misalnya ini di toilet umum, setelah kita ada orang lain yang tidak satu keyakinan dengan kita. Jangan sampai setelah kita ke luar, toiletnya kotor luar biasa, pasti kebayang ya kita dibilang begitu ya umat Islam (kotor),” tandasnya.

Ia mengatakan, sampai kapanpun, umat Nabi Mumammad Saw menyandang nama muslim atau nama umat Islam. Jika seorang muslim berperilaku tidak baik, berarti sama saja dia telah menjelekkan agamanya, menjelekkan Rasulnya. “Kita semua menyandang umat Rasulullah, dari pagi sampai malam. Kita bagus (akhlaknya), Rasulullah bagus, kita jelek Rasulullah juga jelek. Kita anak mak kita, manakala kita jelek, yang jelek juga mak kita. Itu tentu nggak bisa dipisahin,” sebutnya.

Oleh karena itu, Yusuf Mansur dalam ceramah singkatnya mengajak semua masyarakat Aceh untuk terus membahagiakan Rasulullah Saw. Ia juga membacakan terjemahan dari penggalan ayat ketujuh Surah Al-Hujarat, yakni; Ketahuilah, sesungguhnya di dalam diri kalian semua ada Rasulullah.

“Saya agak takut-takut ini menjelaskannya. Tapi saya ingin mengatakan, jangan sampai kita menipu Rasulullah. Kita hidup bersama Allah kita hidup bersama Rasulullah Saw,” ujarnya. Karena itu, kata Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Quran Bulak Santri, Kota Tangerang, Banten itu, momentun lahirnya Nabi Muhammad Saw harus dimaknai dengan memperbaiki akhlak dan tingkah laku dan sebisa mungkin mengikuti apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw. “Harus ada sunnah kabliah, sunnah ba’diah, ayo sebisa-bisanya kita ikuti sunnah-Nya. Orang Aceh adalah orang saleh dan salehah, ini adalah momentumnya,” pungkas Ustaz Yusuf Mansur.

Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, dalam sambutannya mengatakan, shalat berjamaah adalah salah satu ibadah yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad Saw kepada umatnya. Meski dalam kondisi sakit, Rasulullah tetap konsisten melaksanakan shalat berjamaah.

Filosofi shalat berjamaah yang dipraktikkan Rasulullah adalah terciptanya persatuan umat, saling bahu membahu serta menghormati satu sama lain. “Shalat secara berjamaah merupakan kebiasaan yang tidak pernah ditinggalkan Rasul. Praktik seperti ini perlu kita teladani dan kedepankan dalam upaya melahirkan generasi yang taat dan patuh kepada Allah dan Rasul-Nya,” ujar Nova.

Wagub Aceh berpesan, terutama kepada para Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) agar dapat melaksanakan shalat secara berjamaah dan menghentikan kegiatan rapat ketika azan berkumandang. “Segera menuju ke rumah Allah untuk melaksanakan kewajiban yang telah difardhukan secara berjamaah. Saya optimis, dengan menjaga shalat maka kita akan disiplin, baik disiplin di rumah tangga, tempat kerja maupun disiplin serta amanah ketika berinteraksi dengan sesama manusia,” demikian Wagub Aceh.

Sebelum berceramah di Masjid Raya Baiturrahman, Ustaz Yusuf Mansur terlebih dahulu mengunjungi Madrasah Ulumul Quran (MUQ) Pagar Air, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Kamis (30/11) sore.

Dalam kunjungan itu, Yusuf Mansur memberi motivasi ke santriwan dan santriwati dan mempraktikkan cara mudah menghafal Alquran, mulai menghafal kalimat, ayat dan makna, sehingga sangat mudah untuk diingat dan menghafal.

“Menghafal Alquran itu harus dinikmati, ini agar menyatu dengan tubuh kita, jangan buru-buru, benar-benar menikmati. Kita baca berulang-ulang, sambil menulis makna yang mudah diartikan, semakin memahami makna semakin mudah kita menghafal Alquran,” katanya di hadapan 518 santriwan dan santriwati.

Ustaz Yusuf Mansur datang ke MUQ Pagar Air bersama mantan wali kota Banda Aceh Illiza Saaduddin Djamal. Rombongan disambut oleh Pimpinan Dayah MUQ, Ustaz Drs H Sualib Khamsim bersama para ustaz/ustazah dan komite MUQ Pagar Air.(dan/mas)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved