Ini Alasan Petani Pidie Jaya Malas Tanam Kedelai dan Beralih ke Jagung
Sementara jagung, lokasi pengembangan yang lumayan luas adalah Kecamatan Bandardua dan sebagian Meurahdua dan Ulim.
Penulis: Abdullah Gani | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Abdullah Gani | Pidie Jaya
SERAMBINEWS.COM, MEUREUDU - Areal pengembangan palawija khususnya kedelai (kacang kuning) di Pidie Jaya dalam tiga tahun terakhir (2015-2017) cenderung semakin menurun.
Sementara komoditi jagung tampak kian meluas.
Hal ini terungkap dalam pertemuan tokoh tani/praktisi pertanian se-Pijay di aula Kantor Bupati Pijay, Kamis (21/12/2017).
Baca: Dispora Pidie Jaya Bekali 222 Pemuda Gampong, Ini Harapannya
Pertemuan yang dipimpin Bupati Pijay, H Aiyub Abbas juga menghadirkan Ketua Tim Percepatan Pembangunan Pijay yang juga pakar ekonomi Aceh, Dr Mukhlis Yunus.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpang) Pijay, drh Muzakkir Muhammad mengatakan, petani malas menanam kedelai akibat semakin tidak menentunya harga jual.
Bahkan kadangkala petani dirugikan karena harganya anjlok hingga batas terendah.
Sebaliknya, lanjut Muzakkir, harga jagung pipil dibeli pedagang pengumpul lumayan bagus atau sesuai.
Baca: PMI Pidie Jaya Salur Bantuan Gempa Bagi 586 KK, Ini Jumlah yang Diterima Per Kepala Keluarga
Karenanya, belakangan petani ramai-ramai beralih ke komoditi tersebut.
Beberapa tahun lalu, Kecamatan Bandarbaru dan Meureudu kawasan kedelai terluas.
Sementara jagung, lokasi pengembangan yang lumayan luas adalah Kecamatan Bandardua dan sebagian Meurahdua dan Ulim.
Tapi belakangan, hanya jagung yang cukup diminati petani.
Baca: Pemkab Pidie Jaya Salur Bonus Juara MTQ, Total Semuanya Rp 128 Juta
Terlebih menyusul adanya kebijakan pemerintah pusat terhadap larangan impor jagung.
Produksi jagung tertinggi dirasakan petani tahun 2016 lalu.
Para tokoh tani juga menyampaikan uneg-unegnya menyangkut dengan kegiatan yang digelutinya.
Salah satunya menyangkut dengan drainase yang butuh perbaikan.(*)