Breaking News

Seekor Gajah Mati di Kebun Sawit

Satu ekor gajah betina ditemukan mati dan sudah membusuk oleh tiga warga Gampong Julok Rayeuk Selatan

Editor: bakri
Tim Identifikasi Sat Reskrim Polres Aceh Timur, melakukan identifikasi terhadap bangkai gajah betina yang ditemukan mati dalam kawasan perkebunan sawit PT Dwi Kencana Semesta (DKS) di Gampong Seunebok Bayu, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur, Jumat (23/12). 

IDI - Satu ekor gajah betina ditemukan mati dan sudah membusuk oleh tiga warga Gampong Julok Rayeuk Selatan, Kecamatan Indra Makmur, Aceh Timur, yang hendak memancing ikan di Afdeling VII --kawasan perkebunan sawit PT Dwi Kencana Semesta (DKS)-- di Gampong Seunebok Bayu, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur, Minggu (18/12) siang.

Ketiga warga tersebut kemudian melaporkannya kepada Keuchik Julok Rayeuk Selatan, Saifuddin. Kemudian, pada Rabu (20/12), ia pun mendatangi lokasi penemuan bangkai gajah itu, dan melaporkannya ke Polsek Banda Alam, Kamis (21/20).

Tim Identifikasi Satreskrim Polres Aceh Timur, bersama Babinsa Koramil Banda Alam, petugas BKSDA Resort Langsa, LSM WCS (World Conservacy Society), dan Kelompok Swadaya Masyakarat (KSM), pun melakukan identifikasi awal terhadap bangkai hewan dilindungi itu pada Jumat (22/12).

Kapolres Aceh Timur, AKBP Rudi Purwiyanto melalui Kasat Reskrim AKP Harahap, mengatakan pihaknya masih menyelidiki penyebab kematian hewan tersebut. Sementara, Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo mengatakan, untuk mengetahui penyebab kematian gajah ini, pihaknya sedang melakukan otopsi terhadap bangkai gajah tersebut.

“Tim dokter BKSDA bersama Polres Aceh Timur saat ini sedang melakukan otopsi untuk mengetahui penyebab kematian gajah ini,” ungkap Sapto, Sabtu (23/12).

Sapto mengaku pihaknya sangat menyayangkan kematian gajah terus terjadi di Aceh Timur. “Berdasarkan catatan kami, penemuan gajah mati di areal PT DKS ini merupakan yang kedua di tahun 2017. Saya sudah berkoordinasi dengan Polres dan Polda Aceh agar ada penindakan hukum terhadap PT DKS,” ungkap Sapto.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo, Sabtu (23/12) mengungkapkan, sepanjang tahun ini sudah 12 ekor gajah yang mati. Yaitu terdiri dari 11 ekor gajah liar, dan 1 gajah jinak. “Khusus di Aceh Timur, selama tahun 2017 sudah 6 ekor gajah yang ditemukan mati,” ungkapnya.

Sapto menyebutkan, pemerintah akan serius melakukan upaya-upaya mengatasi konflik gajah-manusia yang terjadi di seluruh Aceh. “Beberapa waktu lalu, Wagub Aceh telah menggelar rapat lintassektor untuk penanggulangan konflik gajah di Bener Meriah. Sedangkan untuk Aceh Timur, kami juga akan terus berkoordinasi dengan Bupati Aceh Timur untuk mengatasi konflik gajah ini,” ujarnya.

Ada beberapa langkah untuk mengatasi konflik gajah dengan manusia ini, untuk jangka pendek, pihaknya terus melakukan upaya pengusiran, dan melatih masyarakat untuk men gantisipasi gangguan gajah liar. Sedangkan, untuk jangka menengahnya, pemerintah akan membuat barrier yang membatasi antara wilayah budidaya (kebun) kawasan hutan yang menjadi habitat gajah. Sedangkan untuk jangka panjang, akan ditetapkan kawasan perlindungan gajah.

Selain itu, pertengahan Januari mendatang, pihaknya juga akan memasang alat pelacak berupa Global Positioning System (GPS) Collar pada dua ekor gajah liar (jantan dan betina) yang sering turun ke permukiman atau perkebunan di Aceh Timur. “GPS Collar yang dipasang pada gajah liar ini, nantinya akan berfungsi memberikan peringatan dini ketika gajah mendekati wilayah permukiman warga,” ujarnya.(c49)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved