Lokan dari Sarang Buaya Tembus Pasar Nasional

SIAPA sangka kerang sungai (lokan) yang diambil penduduk di pinggiran Sungai Singkil, Aceh Singkil, bisa bernilai ekonomi

Editor: bakri
WARGA Desa Siti Ambia, Aceh Singkil, mengupas lokan (kerang sungai), Kamis (4/1). 

SIAPA sangka kerang sungai (lokan) yang diambil penduduk di pinggiran Sungai Singkil, Aceh Singkil, bisa bernilai ekonomi tinggi. Mulanya penduduk setempat mengambilnya hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup daripada tak ada kerja.

Namun seiring perputaran waktu lokan yang diambil dari Sungai Singkil tersebut--yang terkenal sebagai tempat buaya bersarang-- berlahan kian kesohor. Bahkan kini pangsa pasarnya sudah menembus pasar nasional.

Bukan hanya lokannya saja, cangkangnya pun ternyata laku dijual untuk bahan bakar dan pembuat kapur. Jumaddil Awal alias Pawang Koyong adalah satu di antara beberapa pelaku usaha yang memelopori penjualan lokan Singkil ke Sumatera Utara, Sumatera Barat, Pekan Baru serta sejumlah daerah lain.

Dirintis belasan tahun
Awalnya Pawang Koyong hanya mencari lokan bersama istrinya di Sungai Singkil. Belakangan berkat upayanya mempromosikan lokan Singkil ke luar daerah, Pawang Koyong beralih menjadi pengepul lokan dari belasan penduduk sebelum dikirim ke pemesan.

“Ini belum pun ada barang sudah ada yang antar duit pesan lokan,” kata Pawang Koyong, Penduduk Siti Ambia, yang dikenal sebagai pawang buaya, Kamis (4/1).

Tidak hanya memenuhi permintaan konsumen luar daerah, pedagang lokan eceran di Siti Ambia pun banyak memesan lokan kepada Pawang Koyong lantaran sekali berangkat ia mampu mengumpulkan berkarung-karung lokan.

Berbeda dengan pencari lainnya paling banyak hanya mampu tiga karung saja. “Kalau Pawang Koyong memang ahlinya mencari lokan. Dia tahu tempat-tempat yang banyak,” kata Buyung, warga Siti Ambia lainnya yang telah 20 tahun lebih menggantungkan hidup dari mencari lokan.

Pawang Koyong, memang cukup mumpuni dalam hal mencari lokan ke sungai tempat bersarang buaya. Ia memiliki kemampuan dan nyali di atas rata-rata pawang buaya lain ketika masuk dalam sarang buaya untuk mengumpulkan lokan dengan cara menyelam.

Menurut kepercayaan warga setempat biasanya lokan banyak ditemui di sarang buaya. Malah banyak penduduk yang percaya lokan sebagai tempat tidur buaya di Sungai Singkil. “Beliau menunggu di atas perahu, namun ketika melihat ada buaya biasanya langsung turun ke sungai,” ujar Buyung.

Penjualan lokan ke luar daerah sudah dirintis sejak belasan tahun silam. Mulanya Pawang Koyong menawarkan melalui kenalannya. Lambat laun lokan Singkil mulai disukai lantaran memiliki cita rasa berbeda dibandingkan kerang daerah lain.

“Lokan dari daerah kita disukai karena enak, berbeda rasanya dengan lokan daerah lain,” kata Pawang Koyong. Satu karung lokan seberat 50 kilogram dibeli dari warga Rp 100.000. Kemudian pengepul menjualnya ke pengecer Rp 150.000.

Sedangkan pengecer biasanya menjual per butir kepada pembeli. Tiap 100 butir dijual Rp 10.000 sampai Rp 20.000 untuk lokan ukuran kecil. Sedangkan lokan besar Rp 50.000 untuk 100 butir.

Kuliner lezat
Di Singkil, para pencari lokan bisa ditemui di Desa Siti Ambia, Suka Makmur, Kuta Simboling, dan kawasan penduduk bantaran sungai lain.

Hasil penjualan lokan tidak lagi sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari. Lebih dari itu, keluarga pencari lokan ternyata mampu membiayai pendidikan anak-anaknya hingga kuliah. Warga juga tidak hanya menjual lokan mentah. Rumah makan di Singkil, telah menyediakan menu khusus lokan yang diambil dari sarang buaya.

Kuliner tersebut cukup lezat sehingga laris manis. Sementara cangkangnya yang tadinya dibuang begitu saja sekarang justru laku dijual ke Medan, Sumatera Utara serta untuk keperluan bahan bakar pandai besi di Desa Ujung Bawang.

Dekranasda Aceh Singkil turut mempromosikan lokan dengan menjadikannya sebagai produk kuliner unggulan. Hasilnya cukup lumayan, lokan goreng yang diberi label “lokan krispi” meraih juara tiga lomba makanan unggulan tingkat Provinsi Aceh.

Jadi, tunggu apa lagi? Bila Anda punya waktu, datanglah ke Aceh Singkil. Rasakan dan nikmati lezatnya lokan dari sarang buaya.(dede rosadi)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved