Bangladesh Tampung Lebih dari 1 Juta Pengungsi Rohingya, Masih Ada Ribuan yang Belum Terdaftar

Rahman melanjutkan, masih terdapat beberapa ribu pengungsi Rohingya yang belum terdaftar.

Editor: Faisal Zamzami

SERAMBINEWS.COM, DHAKA - Pemerintah Bangladesh mengatakan, dalam penghitungan terakhir tercatata lebih dari satu juta pengungsi Rohingya ditampung negeri itu.

"Sejauh ini kami sudah mencatat sebanyak 1.004.742 orang pengungsi Rohingya. Mereka sudah diberi kartu registrasi biometrik," kata Brigjen Saidur Rahman yang memimpin proyek registrasi pengungsi Rohingya.

Rahman melanjutkan, masih terdapat beberapa ribu pengungsi Rohingya yang belum terdaftar.

Angka yang diumumkan Bangladesh ini lebih tinggi dari angka yang dicatat PBB yaitu sebanyak 962.000 pengungsi Rohingya.

(Baca: Gerhana Bulan Langka Bersamaan Supermoon Segera Hiasi Langit Aceh, Ingat dan Catat Tanggalnya)

(Baca: Ini Alasan Utama Alexis Sanchez Pilih Manchester United Ketimbang Manchester City)

Angka itu sudah termasuk 655.000 orang yang diperkirakan PBB masuk ke Bangladesh sejak 25 Agustus tahun lalu, saat militer Myanmar menggelar operasi di Rakhine menyusul serbuan militan Rohingya.

Akibat operasi militer ini, organisasi Dokter Tanpa Batas (MSF) memperkirakan dalam bulan pertama saja sebanyak 6.700 orang Rohingya tewas.

Selain itu para pengungsi yang tiba di Bangladesh mengaku banyak dari mereka yang menjadi korban perkosaan yang dilakukan tentara Myanmar serta sebagian besar desa dibumihanguskan tentara.

(Baca: Reshuffle Lagi, Sejumlah Jenderal TNI-Polri Duduki Jabatan Kabinet, Wantimpres hingga Staf Khusus)

(Baca: Gaji dan Tunjangan Pilot di Indonesia Cukup Menggiurkan, dari Puluhan Sampai Ratusan Juta Sebulan)

Sementara itu, penghitunganbiometrik yang digelar militer Bangladesh sejak tahun lalu itu ditujukan dalam bagian pemulangan pengungsi Rohingya ke Myanmar.

Pemerintah Bangladesh berencana memulai proses pemulangan pengungsi Rohingya ini pekan depan dan sudah mencapai kesepakatan dengan pemerintah Myanmar untuk menyelesaikan proses ini paling lama dua tahun.

Namun, kelompok-kelompok pembela HAM mengkritik jadwal pemulangan tersebut, apalagi hingga saat ini masih banyak warga etnis Rohingya yang meninggalkan Rakhine. (AFP)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved