Demi Uang Rp 10 Ribu Untuk Beli Beras, Janda dan Putrinya Berjuang Pungut Kakao Sisa Makanan Tikus
Demi menyambung hidup, ia memungut sisa biji kakao warga yang terbuang dan mengumpulkan biji kakao sisa makanan tikus di kebun milik warga
SERAMBINEWS.COM - Hidup memang penuh ujian dari yang ringan hingga berat. Ada yang hidup senang dan bahagia, ada juga yang menderita serta harus berjuang maksimal.
Kisah hidup perih juga dialami satu keluarga yang begitu berat cobaan yang dialaminya.
Seorang janda miskin, Sukma Damayanti, dan putrinya, Julianti, terus berjuang dalam kemiskinan.
Mereka tinggal di sebuah gubuk berdinding pelepah nipah dan serpihan kayu di hutan Kecamatan Tapango, Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Demi menyambung hidup, ia memungut sisa biji kakao warga yang terbuang dan mengumpulkan biji kakao sisa makanan tikus di kebun milik warga.
Baca: Ini Video Trending di Youtube, Jawaban Ustadz Abdul Somad Terkait Ucapan Jeremy Teti Soal LGBT

Biji kakao tersebut dijual Rp 10.000 per kg untuk kemudian ditukar dengan beras.
Namun, mengumpulkan kakao 1 kg bukan hal mudah. Sukma dan Julianti harus menyisir ke kebun milik warga sejak pagi hingga sore.
Saat Julianti sekolah, praktis hanya Sukma yang mencari biji kakao sisa tikus di kebun warga.
Baca: Teriakan Prabowo Presiden Menggema di Sumut, Prabowo: Gampang Itu, Kita Menangkan Dulu Gubernur
Biji kakao yang bercampur sampah dedaunan dan tanah dibersihkan dan dipisah-pisahkan terlebih dahulu kemudian dijemur atau dikeringkan.
Umumnya butuh waktu dua atau tiga hari untuk mengeringkan biji kakao ini sebelum bisa dijual ke pedagang seharga Rp 10.000 per kilogram.
Saat hasil pungutannya tak cukup untuk membeli 1 kilogram beras, Sukma kerap membeli makanan apa saja seharga hasil yang ia dapatkan hari itu.
Baca: Jokowi Versus Prabowo Bakal Terulang di Pilpres 2019, Begini Peta Politik Saat Ini
Jika tak ada makanan, ia kerap memungut biji sukun yang jatuh di kebun warga untuk direbus sebagai pengganjal perut.