Kenang Tragedi Tenggelam KMP Gurita, Penumpang KMP BRR Gelar Doa Bersama
Kegiatan itu dalam rangka mengenang 22 tahun tragedi tenggelamnya KMP Gurita yang terjadi pada Jumat malam, 19 Januari 1996.
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Yusmadi
Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Sejumlah penumpang dan awak Kapal Motor Penyeberangan (KMP) BRR menggelar doa bersama di anjongan kapal tersebut pada Jumat (19/1/2018).
Kegiatan itu dalam rangka mengenang 22 tahun tragedi tenggelamnya KMP Gurita yang terjadi pada Jumat malam, 19 Januari 1996 di perairan Ujung Seuke, Sabang.
Fitri Juliana, salah satu warga Sabang yang menjadi penumpang kapal itu mengatakan, pembacaan doa diikuti oleh semua penumpang kapal yang melakukan pelayaran dari Pelabuhan Ulee Lheue menuju Pelabuhan Balohan, Sabang.
Doa dibacakan ketika kapal memasuki wilayah tenggelamnya KMP Gurita yaitu antara 5-6 mil laut dari Perairan Teluk Balohan, Sabang.
(Baca: Hari Ini Dalam Sejarah, KMP Gurita Tenggelam di Sabang, 54 Orang Meninggal dan 284 Dinyatakan Hilang)
“Doa bersama dilakukan pada pukul 8.30 WIB saat kapal memasuki wilayah tenggelamnya kapal Gurita,” kata Fitri melalui whatsapp kepada Serambinews.com.
Sebelum doa dibacakan, jelas Fitri, kapal terlebih dahulu memutari titik tenggelamnya KMP Gurita. “Kapal saat itu mengelilingi lokasi karamnya Gurita sebanyak dua kali putaran. Tidak ada acara tabur bunga pada acara tadi,” ujar dia.
Dia mengatakan, kegiatan tersebut saban tahun dilakukan oleh penumpang kapal bersama ahli waris korban KMP Gurita.
Seperti diketahui, musibah yang terjadi 22 tahun silam tersebut hanya 40 orang yang selamat, sedangkan 54 orang ditemukan meninggal dan 284 orang dinyatakan hilang bersama-sama dengan KMP Gurita.
Terakhir diketahui, penyebab tenggelamnya kapal roro buatan Jepang tahun 1970 karena kelebihan muatan.
Kapal berkapasitas 210 orang itu mengangkut 378 penumpang.
Ditambah barang yang mencapai 50 ton, seperti 10 ton semen, 8 ton bahan bakar, 15 ton tiang beton listrik, bahan sandang-pangan kebutuhan masyarakat Sabang serta 12 kendaraan roda empat dan 16 roda dua. (*)