Sidang Kaukus Pembangunan Berkelanjutan Aceh, Irwan Djohan: Manfaatkan Hutan Aceh tanpa Merusaknya

Hutan Aceh, Kawasan Ekosistem Leuser harus dijadikan central industri jasa kreatif dengan memanfaatkan jasa hutan non-kayu dan jasa lingkungan lainnya

Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Muhammad Hadi
IST
T Irwan Djohan 

Laporan Masrizal | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Chairman Kaukus Pembangunan Berkelanjutan Aceh, T Irwan Djohan ST mengatakan bahwa kekayaan hutan Aceh harus membawa kesejahteraan bagi rakyat Aceh.

Caranya, dengan memanfaatkan kekayaan hutan tanpa merusaknya.

Irwan Djohan menyampaikannya pada sidang ke V Kaukus Pembangunan Berkelanjutan Aceh yang berlangsung di ruang sidang utama DPRA, Banda Aceh, Jumat (19/1/2018) malam.

Baca: Indahnya Leuser

Sidang tersebut dipimpin oleh salah satu pengagas kaukus, Abdurrahman Ahmad.  

“Hutan Aceh, Kawasan Ekosistem Leuser harus dijadikan central industri jasa kreatif dengan memanfaatkan jasa hutan non-kayu dan jasa lingkungan lainnya, seperti ekowisata dan energi terbarukan,” kata Irwan Djohan yang juga sebagai Wakil Ketua DPRA.

Menurutnya, sangat wajar apabila daerah hulu, yaitu wilayah tengah Aceh mendapatkan prioritas pembangunan.

Karena selama ini wilayah hulu telah memberikan jasa lingkungan bagi wilyah yang berada di hilir berupa pengendalian air dan iklim.

Baca: Irwan Djohan Bongkar Penyebab Terlambatnya Pengesahan APBA 2018, Ada yang Sibuk Pada Rp 1,7 Triliun

“Menurut hemat kami, RPJM harus mengenal sistem timbal jasa kepada wilayah hulu berupa prioritas pembangunan berbasis pada keunggulan wilayah masing-masing,” ucap politisi Partai NasDem ini dalam sidang yang bertema ‘Menuju Aceh Hebat dalam Bingkai RPJM Hijau’.    

Dia menjelaskan, tema itu diambil karena saat ini draf RPJM Aceh telah diserahkan oleh eksekutif kepada DPRA dan akan segera dibahas untuk ditetapkan sebagai qanun Aceh.

Pada acara itu, kaukus juga menghadirkan pembicara tunggal, yaitu Ir Sarwono Kusumaatmadja, mantan menteri Negera Lingkungan Hidup pada cabinet pembangunan VI (1993-1998).(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved