Ulama Pijay Minta Semua Pihak Tegakkan Syariat

Sejumlah ulama di wilayah Pidie Jaya meminta aparatur pemerintah dan seluruh komponen masyarakat mendukung

Editor: hasyim
MAHASISWA Peduli Syariat Islam melakukan unjuk rasa di depan Balai Kota Banda Aceh, Rabu (27/12). Mereka menuntut agar pelaksanaan syariat Islam di Banda Aceh bisa berjalan secara kaffah. 

MEUREUDU- Sejumlah ulama di wilayah Pidie Jaya meminta aparatur pemerintah dan seluruh komponen masyarakat mendukung upaya penegakan syariat Islam. Para ulama juga mendukung tindakan Kapolres Aceh Utara yang berusaha memberantas penyakit masyarakat.

Pimpinan Dayah Al-Munawwarah Kuta Krueng-Ulee Gle Tgk Usman Ali atau Abu Kuta Krueng dan Ketua Himpunan Ulama Dayah (HUDA) setempat sangat mendukung kerja Kapolres Aceh Utara, AKBP Ahmad Untung Surianata bersama anggotanya dalam operasi memberantas penyakit masyarakat yang dilancarkan pekan lalu.

Pimpinan Dayah Al-Munawwarah Kuta Krueng-Ulee Gle Tgk Usman Ali atau Abu Kuta Krueng,

ditemui Serambi di kediamannya, Jumat (2/2) siang. Kala itu, Abu Kuta sedang menerima sejumlah tamu yang datang silih berganti ke rumahnya. Pemandangan seperti itu memang nyaris tidak pernah sepi setiap hari. Kendati lelah sekali pun, Abu Kuta tidak pernah mengecewakan warga yang datang. Dia tetap menerima tamu dengan senang hati.

Kendati dalam kondisi kurang sehat, badan tampak lemas dan sambil merebahkan tubuhnya ke dinding beralaskan bantal dibantu dua santri pria, namun ulama kharismatik ini dengan setia melayani siapa saja yang datang menjenguknya. Warga yang datang pun sudah mahfum benar jika hendak menjumpai Abu harus rela mengantre dan untuk bertemu dengannya juga tak perlu berlama-lama.

Dalam pertemuan singkat dengan Serambi yang hanya berlangsung sekitar 10 menit, Abu Kuta mengaku bahwa dirinya sempat mendengar kasus penertiban LGBT di Aceh Utara yang kini dihebohkan secara nasional.

“Penyakit masyarakat seperti yang sudah ditertibkan Kapolres tersebut hendaknya tidak ada lagi di Bumi Aceh yang berjulukan Serambi Mekkah. Allah hanya menciptakan dua kelamin, pria dan wanita. Tapi kenapa manusia ini seakan tak bersyukur atas pemberian yang Maha Kuasa.

Pria menampilkan diri dalam berbagai tingkah laku layaknya wanita sehingga apa yang disebut wanita-pria (waria) dan juga sebaliknya wanita menampilkan diri menyerupai pria itu hukumnya haram. Jangankan itu, pria mengenakan baju wanita atau sebaliknya saja juga hukumnya sama. Jangan ubah kodrat seperti yang telah diberikan Allah. Manusia yang mengubah apa yang telah dikarunia Allah, maka ia tergolong orang yang tidak bersyukur atas pemberian-Nya,” kata Abu Kuta Krueng.

Hal yang sama disampaikan Tgk H Tarmizi Yudon (Abati). Ketua HUDA Pijay itu menambahkan, bahwa apa yang dilakukan Kapolres itu sudah sesuai demi tegaknya syariat Islam. Menantu Abu Kuta Krueng ini mendukung langkah-langkah untuk menyelamatkan generasi dari perbuatan yang bertentangan dengan Islam. Langkah yang ditempuh Kapolres bersama personelnya untuk membina sejumlah mereka yang telah diamankan, lanjut Abati, sebenarnya patut diacung jempol dan dihargai sepenuhnya. “Saya rasa HAM juga ingin mewujudkan manusia yang lebih baik ,” kata Abati Bandardua. Ketua Nahdhatul Ulama (NU) Pijay, Tgk Marzuki HM Ali juga menyatakan dukungan terhadap apa yang selama ini dilakukan Kapolres Aceh Utara. “Saya rasa masyarakat terutama semua organisasi kemasyarakatan, apalagi ormas Islam sangat sependapat tentang hal tersebut,” kata Tgk Mar, yang juga Ketua Baitul Mal Pijay.(ag)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved