Dinkes Pidie Catat 22 Kasus Difteri
Dinas Kesehatan (Dinkes) Pidie mencatat 22 terduga kasus difteri di wilayah tersebut sejak tahun 2016
* Selama 2016-2018
SIGLI - Dinas Kesehatan (Dinkes) Pidie mencatat 22 terduga kasus difteri di wilayah tersebut sejak tahun 2016 hingga Februari 2018. Empat di antara kasus tersebut dinyatakan positif dan dalam perawatan di rumah sakit. Selebihnya masih dinyatakan negatif.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pidie, Turno Junaidi MKM kepada Serambi, Jumat (9/2) menuturkan, rata-rata usia korban 14-17 tahun. Sedangkan tahun 2016 tercatat dua kasus, satu di Tangse dan satu lagi di Kecamatan Sakti. Untuk di Kecamatan Sakti satu orang yang terjangkiti meninggal dunia.
Pada tahun 2017 tercatat 9 kasus suspek, tiga di antaranya dinyatakan positif difteri. Sedangkan tahun 2018 sampai 7 Februari mencapai 8 kasus. Untuk kasus yang terakhir ini sedang menunggu hasil dari laboratorium di Surabaya.
“Yang dua kasus terakhir, 7 Februari masih dirawat di RSU Sigli. Rencananya akan diambil sampel spesimen oleh tim Dinkes Aceh bersama Dinkes Pidie. Pasien berasal dari Kecamatan Pidie dan Mane,” tuturnya. Untuk penderita ini sudah dilakukan perawatan oleh petugas kesehatan. Artinya, kasus difteri 2016 sampai 2018 sebanyak 22 suspek dan empat kasus di antaranya positif.
Kabid P2P Dinkes Pidie Turno Junaidi mengatakan, salah satu penyebab mewabahnya difteri di Pidie akibat rendahnya pencapaian imunisasi. Data imunisasi di Kabupaten Pidie hanya 30 persen tercapai. “Kami mengimbau adanya kesadaran masyarakat memberikan imunisasi sejak bayi,” pungkasnya. Dalam praktiknya, sebagian warga memang masih enggan melakukan imunisasi terhadap bayinya dengan anggapan haram. Oleh karena itulah, pemerintah dengan berbagai cara terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, termasuk dengan melibatkan kaum ulama.(aya)