Liputan eksklusif

Poros Tengah Belum juga Tembus

Jalan poros tengah yang menghubungkan ke kawasan pesisir Aceh, yakni Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Barat

Editor: bakri

* Jalan Baru Masih Harus Dibuka

KUTACANE - Jalan poros tengah yang menghubungkan ke kawasan pesisir Aceh, yakni Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Barat, dan Nagan Raya, termasuk Kota Subulusalam belum seluruhnya tembus. Masih ada badan jalan yang harus dibuka baru sepanjang 28 km, seperti dari Aceh Tenggara menuju Subulussalam.

Dari 14 jalan prioritas di Aceh saat dicanangkan pada 2011, enam ruas jalan di antaranya berada di lintas tengah, tetapi hanya satu satu jalan yang telah benar-benar rampung dibangun, yakni dari Aceh Utara ke Bener Meriah atau disebut jalan eks KKA (PT Kertas Kraf Aceh) sepanjang 45 km pada 2017 lalu.

Selebihnya, walau sudah dicanangkan sejak 1998 atau saat itu disebut dengan jalan Ladia Galaska, belum juga tembus, seperti dari Leuser ke Subulussalam atau dari Trumon-Bulohseuma ke Aceh Singkil. Belum lagi, persoalan klasik yang dihadapi warga dataran tinggi ini, mulai dari jalan amblas sampai longsor saat musim hujan datang.

Ruas jalan nasional, provinsi, dan kabupaten di wilayah tengah Aceh ini tak pernah sepi dari keluhan warga, karena sebagian sudah dibiarkan rusak puluhan tahun. Wilayah satu ini juga terus diterjang longsor saat musim hujan, sehingga jalan sempat tidak bisa dilalui, karena ditutupi lumpur, bebatuan, bahkan pohon besar.

Hal itu sudah terlihat dalam beberapa tahun terakhir ini, walau sejumlah jalan masuk prioritas Pemerintah Aceh untuk dibangun sejak 2011. Kondisi terparah terdapat di Kabupaten Gayo Lues, jalan provinsi dari Blangkejeren ke Kecamatan Terangun yang berbatasan dengan Kecamatan Babahrot, Aceh Barat Daya (Abdya), sepanjang 96,6 km.

Ruas jalan ini yang berada di sisi perbukitan dan hutan lebat, terutama dari Kecamatan Kutapanjang, Blangjerango, Tripe Jaya sampai Terangun, perbatasan Abdya sebagian besar sudah rusak berat. Misalnya, ditutupi material longsor, jalan berlubang atau rumput berduri di kiri dan kanan badan jalan.

Masih di Negeri Seribu Bukit ini, juga terdapat jalan prioritas dari Blangkejeren ke Kecamatan Pining, perbatasan Lokop, Kecamatan Serbajadi, Aceh Timur, sepanjang 84 km. Jalan penghubung ini sudah bisa dilintasi mobil penumpang minibus L-300, tetapi jembatan masih darurat dan belum seluruhnya beraspal.

Jalan prioritas lainnya, dari Simpang Tritit, Pondok Baru ke Samarkilang, Bener Meriah yang berbatasan dengan Peunaron, Aceh Timur, sepanjang 64,5 km. Jalur ini masih dianggap sebagai jalur offroad dan ekstrem karena masih beralaskan tanah, terutama kawasan Samarkilang ke Peunaron, seperti dilakoni oleh 200 offroader akhir pekan lalu.

Untuk wilayah Aceh Tengah, pembangunan jalan Aceh Tengah-Nagan Raya, Bupati Aceh Tengah saat itu, Ir H Nasaruddin MM sempat mengharapkan pembangunan jalan ini dapat direalisir sepanjang 10 km setiap tahun, seperti disampaikannya kepada anggota DPRA, Bardan Sahidi pada 19 Mei 2015.

“Pembangunan jalan dari Genting Gerbang ke Ceulala sampai perbatasan Beutong Ateuh, Bagan Raya, terus dilanjutkan,” kata Teuku Zulhadi, PPK Genting Gerbang-Batas Aceh Tengah/Nagan Raya, Kamis (1/3).

Dia mengakui sebagian badan jalan rusak, tetapi sudah mulai diperbaiki dengan di-pecing permanen.

Dikatakan, pada tahun ini badan jalan yang akan diaspal sepanjang 3,5 yang berada di tiga titik. Pengaspalan jalan dimulai dari Pameue yang dianggap sebagai titik 0 dengan panjang 1,3 km. Kemudian Bius sepanjang 1.85 km dan Ateng Jeungkit sepanjang 350 meter. Ditambahkan, satu jembatan rangka baja pengganti bailey juga akan dibangun di Blang Polem.

Dia juga menyinggung lalu lalangnya truk bertonase tinggi milik PLTA Peusangan yang juga bisa menyebabkan jalan kembali rusak. “Batas kemampuan jalan hanya 8 ton, jadi jika sampai di atasnya, maka jalan tidak akan bertahan lama,” katanya. Disebutkan, ia akan menemui pejabat PLTA pada Selasa (6/3) besok.

Sedangkan Faisal MT, PPK Jalan batas Kota Meulaboh, Simpang 4 Batas Aceh Tengah/Nagan Raya juga menyatakan jalan yang rusak sedang diperbaiki secara permanen. Dikatakan, jalan dari Jeuram, Lhokseumot-Beutong Ateueh sepanjang 124 km telah mulai dikerjakan kembali sejak 24 Januari 2018.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved