Mengenal Onomatopia Dalam Bahasa Aceh
Onomatopia adalah istilah bahasa yang dapat didefinisikan sebagai kosakata yang dibentuk berdasarkan
Oleh: Syarifah Zurriyati
Onomatopia adalah istilah bahasa yang dapat didefinisikan sebagai kosakata yang dibentuk berdasarkan ‘bunyi’ atau ‘suara’ yang dikeluarkan oleh kata yang bersangkutan. Kosakata ini bisa berbentuk kata benda, kata kerja, kata sifat dan sebagainya. Bahasa Indonesia mengenal banyak bentuk onomatopia seperti hehehe atau hihihi untuk menamai bunyi tertawa yang biasa-biasa saja, dan hahaha atau wkwkwkw bila tertawa untuk sesuatu yang sangat lucu.
Onomatopia adalah penamaan benda atau perbuatan dengan peniruan bunyi yang diasosiasikan dengan benda atau perbuatan itu (Kridalaksana, 2008:116). Menurut Ullman (2007:102) onomatopia dapat dibedakan menjadi (1) onomatopia yang berupa tiruan bunyi atas bunyi, misalnya suara kicauan burung atau suara kokok ayam, dan (2) onomatopia yang berupa tiruan bunyi atas gerakan atau kualitas fisik atau moral, misalnya gemetar, terang, dan becek.
Setiap bangsa mempunyai bentuk Onomatopia yang berbeda-beda untuk menamai bunyi yang sama. Onomatopia untuk tangisan bayi di Indonesia dan di negara lain mempunyai bunyi yang berbeda. Di indonesia, tangisan bayi sering dibunyikan owe-owe, di Arab waa’-waa’, dan di Albania ua-ua. Bahasa Aceh juga mengenal onomatopia. Terdapat berbagai bunyi onomatopia dalam bahasa aceh yang tentu saja memiliki keunikan masing-masing. Kata-kata berikut adalah contoh onomatopia dalam bahasa aceh.
1. Tit tiet dan pop poop digunakan untuk menggantikan bunyi suara klakson mobil. Tit tiet digunakan untuk menggantikan suara klakson kecil sedangkan Pop Pop dipakai untuk menggantikan bunyi klakson besarseperti klakson bus. Hal ini seperti yang terlihat dalam kalimat “ Moto ka jitittit di lua, teubit aju beubagah” ( di luar, mobil sudah membunyikanklaksonnya, keluarlah cepat-cepat), “Raya that su poppop moto nyan.” (Kencang sekali suara klakson mobil itu)
2. Ku uuek digunakan untuk mengantikan suara ayam berkokok. “Beudoh laju beubagah, manok ka dikuuuek” (Bangunlah cepat, ayam sudah
berkokok).
3. Tep tep, bunyi air yang menetes. “Abang tuluong peuget siat kran ie di dapu, sabe meuteptep ie hinan.” (Abang tolong betulkan keran air yang di dapur itu, banyak sekali air menetes dari situ.) Crek crek juga digunakan untuk menggantikan suara air, tetapi bukan suara air yang menetes. Crek crek dipakai untuk membunyikan suara air yang mengalir. “ Tip beungohdeuh tadeungo su ie lung ile meucrek crek di likot rumoh nek.” (Setiap pagi, kita dapat mendengar suara air mengalir dari sungai di belakang rumahnenek.)
4. Dehdoh, thehthoh digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang sibuk mengerjakan sesuatu. “Aleh pue geupeuget kak Mah, gabuk that, ka buno ka dehdoh sidro geuh” (Entah apa yang sedang dikerjakan kak mah, dari tadi sibuk sendiri). Onomatopia mehmoh juga digunakan untuk menunjukkan betapa sibukny seseorang. “Peu na khauri sagonyan, mehmoh that lago beungoh ken?” (Apakah akan ada pesta disitu, kalihatannya sibuk sekali dari pagi). “Bek neupeumehmoh dro neuh, kamo siat sagai meuduk.” (Jangan sibuksibuk, kami hanya singgah sebentar saja).
5. Cheh choh, lalulalang. “that cheh choh aneuk mit nyo bit, karu that, meuen i lua keudeh leh,” (Anak-anak inisibuk berlalulalang saja, ribut sekali, , main di luar sajalah).
6. Tham hum, suara tembakan senjata. “Get that brat tham thum beuklam, jaga lon lam teunget.” (Ribut sekali suara tembakan semalam, sampaisampai saya terjaga).
7. Bham bhum, suara benda yang berat ketika jatuh. “Bham bhum rhet empang wate teusut ale krong pade.” (Banyak karung berjatuhan ketika lantai tempat penyimpanan padi terlepas).
8. Kham khum, suara pintu atau benda yang ditutup dengan keras. “Bek kham khum that, teulhep pinto-pinto menyo lagenyan cara.” (Jangan terlalu keras menutup pintu, rusak pintu kalau seperti itu cara menutupnya).
9. Blet bleut, gemerlapan”Get that brat blet bleut ata bak jaro Dek Fatimah.” (Gemerlapan sekali benda yang dipakai Dek Fatimah di tangannya).
10. Geudham geudhum, suara benda yang dipukul. “Na neudeungo geudham geudhum su tambo dipeh beuklam?” (Apakah kamu mendengar suara pukulan beduk tadi malam).