Utang Pemerintah Bertambah Rp 148 Triliun Selama Tiga Bulan Pertama 2018
Jumlah tersebut sudah mencapai 37,13 % dari target pembiayaan utang dalam APBN 2018 yang sebesar Rp 399,2 triliun
SERAMBINEWS.COM - Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, pemerintah telah menambah utang baru sebesar Rp 148,2 triliun selama tiga bulan pertama 2018.
Jumlah tersebut sudah mencapai 37,13 % dari target pembiayaan utang dalam APBN 2018 yang sebesar Rp 399,2 triliun.
Baca: Pemerintahan Jokowi Coret 14 Proyek Dari Daftar Proyek Strategis Nasional, Ini Alasannya
Baca: Demi Bayar Utang, Istri Tega Jual Sepupunya saat Berusia 13 Tahun ke Suami Seharga Rp 500.000
Baca: Pengamat Ekonomi: Apa Untungnya Punya Freeport, Sudah Dieksploitasi Setengah Abad
Meski bertambah, dalam rilis APBN bulanan edisi April 2018 yang dikutip Kontan.co.id, Senin (16/4/2018), realisasi pembiayaan utang hingga Maret 2018 yang Rp 148,22 triliun itu lebih rendah 21,13% dari periode yang sama tahun 2017 yang mencapai Rp 187,9 triliun.
"Namun Rp 148,22 triliun ini dibandingkan dari tahun lalu, kita mengalami penurunan -21,13%. Ini tandanya kami menjaga utang tidak ugal-ugalan," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kantor Kemkeu, Jakarta, Senin (16/4/2018).
Ia mengatakan, pemerintah bakal menerapkan strategi pembiayaan melalui utang secara hati-hati.
Baca: Sorot SBN Dikuasai Asing, Ekonom Faisal Basri: Pemerintah Obral Utang, Indonesia Dijajah oleh Pasar
Baca: Utang Superbesar Bikin Indonesia Bubar?
Baca: Pariwisata Bisa Dongkrak Perekonomian Banda Aceh
“Dengan memanfaatkan kenaikan rating dari Moody’s, diharapkan basis investor makin luas dan ketahanan pasar keuangan dalam negeri semakin kuat dan menciptakan demand surat berharga negara (SBN) lebih banyak yang berdampak pada penurunan biaya utang,” ucapnya.
Kemkeu juga mengasumsikan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga Maret 2018 mencapai Rp 13.891,15 triliun.
Dengan asumsi tersebut, pemerintah optimistis terhadap perkembangan ekonomi Indonesia yang tumbuh semakin baik pada tahun 2018.
Baca: Jokowi Mengaku Diwarisi Utang Rp 2.700 Triliun, Demokrat Tantang Pemerintah Buka Data Utang Negara