"Kute Coffee" di Hulu Wih Pesangan Lengkapi Wisata Kopi Gayo
Harum kayu pinus menyeruak ke seluruh ruangan. Itu karena dindingnya terbuat dari papan kayu pinus.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Yusmadi
Laporan Fikar W Eda | Aceh Tengah
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA -- Melengkapi daerah tujuan wisata Tanah Gayo di hulu Wih atau Sungai Pesangan, telah berdiri sebuah kafe sangat artistik dan indah.
Namanya "Kute Coffee" persis berada di sisi Danau Laut Tawar yang menjadi hulu Wih Pesangan yang mengalir melintasi Bireuen, Aceh Utara, dan berujung Selat Malaka.
Ruangan kafe dilengkapi meja kayu dan pada beberapa bagian dindingnya diletakkan ornamen "alas becucuk" dengan warna cerah.
Juga ada beberapa benda budaya seperti "keni Gayo" atau kendi dari tanah liat.
Harum kayu pinus menyeruak ke seluruh ruangan. Itu karena dindingnya terbuat dari papan kayu pinus.
Baca: Kopi Gayo Jadi Primadona di AS
Pada bagian luar dibangun anjungan atau "lepo" yang mengantarkan pandangan ke segenap penjuru Danau Laut Tawar.
Pada bagian lain terdapat Bur Telege dengan "grafiti" Tanoh Gayo.
Kafe ini dikelola pasangan suami istri, Fiko dan Eviani. Potensi kopi dan Danau Laut Tawar harus menjadi perhatian yang bisa ditawatkan kepada wisatawan menikmati wisata kopi Gayo.
"Dengan cara seperti ini, alam danau dan kopi Gayo bersenyawa jadi satu. Ini adalah bentuk tawaran kepada pengunjung dan penikmat kopi Gayo," kata Fiko mengenai gagasan membangun kafe itu.
Awalnya ia ragu membangun kafe di tempat itu. Tapi ia teringat dengan pesan ayahnya, AR Hakim Aman Pinan, bahwa kelak tempat itu akan memberi nilai tambah.
"Ini adalah rawa atau paya. Tapi sekarang telah berubah menjadi kafe. Saya ingat pesan ayah saya," katanya.
Baca: Danish Pamerkan Jok Kerawang Gayo di IIMS
Pengamat dan aktivis kopi Gayo, Zam Zam Mubarak yakin bahwa Takengon akan bisa diubah jadi kota kopi, sebagai pusat wisata kopi dunia.