Breaking News

Luar Negeri

Zabulon Simintov, Pria yang Diyakini Sebagai Yahudi Terakhir di Afghanistan

Hingga awal abad ke-20 masih terdapat beberapa ribu warga Yahudi di Afganistan, tersebar di sejumlah kota.

Editor: Faisal Zamzami
Business Insider.
Zabulon Simintov, Yahudi terakhir di Afghanistan. 

SERAMBINEWS.COM - Tak banyak yang mengetahui, ternyata ada orang Yahudi di Afganistan.

Orang itu adalah Zabulon Simintov,  orang Yahudi terakhir di negeri yang lama dicabik perang itu.

Zabulon memiliki sebuah rumah makan di kota Kabul.

Meski asli kelahiran kota Afganistan, Zabulon selalu melepas kippah, topi kecil Yahudinya, saat memasuki rumah makannya yang sudah reyot dimakan usia itu.

Baca: Ketika 40 Pasukan Komando Amerika Serikat Melawan Serbuan 500 Tentara Bayaran Rusia di Suriah

Baca: George Soros Peringatkan Krisis Finansial Besar Akan Terjadi, Negara Mana yang Terancam?

 
"Saya lepaskan topi agar tidak ada yang berpikiran negatif kepada saya," kata Zabulon sambil tertawa.

Di usianya yang pertengahan 50-an itu, Zabulon diyakini adalah Yahuditerakhir di Afganistan.

Dia memahami pandangan umum soal Yahudi.

Di negeri dengan budaya Islam konservatif seperti Afganistan, Zebulon berusaha tidak menonjolkan jati dirinya.

Semua upaya itu dilakukan untuk melindungi rumah makan kebab Balkh Bastan yang dibukanya empat tahun lalu itu.

Baca: Terlihat Mirip, Ini 4 Perbedaan Densus 88 dan Gegana, Pasukan Anti-Teror di Indonesia

Baca: Jejak Benny Moerdani, Anggota Kopassus Perkasa Tembus Zona Neraka, Taklukan Pasukan Elite Inggris

"Semua makanan di sini dimasak oleh orang Muslim," kata Zabulon.

Saat ini, kafe milik Zabulon berada di ambang kebangkrutan karena penjualan kebab tak begitu baik.

Masalah keamanan di Kabul dan sekitarnya membuat warga memilih berdiam diri di rumah ketimbang mencari hiburan atau makanan di pusat kota.

Baca: Demi Tunjukkan bahwa Negara Ini Sakti Mandraguna, Seharusnya Indonesia Miliki Rudal S-400

Baca: Siang Ini, MAKI Laporkan Perpres Gaji BPIP ke Ombudsman, Segini Rincian Gaji Setelah Dirapel

Dulu, Zabulon memiliki usaha memasok makanan ke berbagai hotel di Kabul. Namun, usaha itu perlahan-lahan tutup berbarengan dengan penarikan mundur pasukan asing di Afganistan.

"Dulu hotel-hotel biasa memesan makanan untuk 400 atau 500 orang. Empat atau lima kompor saya selalu sibuk dari pagi hingga malam," kenang Zabulon.

"Kini saya berencana menutup kafe ini dan menyewakan bangunannya," tambah dia.

Baca: Setelah Kaus dan Aksesoris, Kini Muncul Mudik Bareng Relawan #2019GantiPresiden, Ini Syaratnya

Baca: Kompak! Umat Islam dan Kristen di Yerusalem Bersatu Padu Melawan Penindasan Israel

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved