Heboh Penangkapan "Jenglot Pencuri Uang" di Aceh Timur, Ini Penjelasan Polisi

Sudarno berusaha mengungkap dalang di balik kehilangan uang itu dengan cara membeli minyak sembilan wali seharga Rp 4,1 juta.

Penulis: Seni Hendri | Editor: Safriadi Syahbuddin
IST/KOLASE/SERAMBINEWS.COM
Kolase foto jenglot yang menghebohkan warga Gampong Alue Siwah Serdang, Kecamatan Nurussalam, Aceh Timur. Foto-foto penangkapan jenglot itu beredar melalui grup Whatsapp. 

Laporan Seni Hendri | Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI - Masyarakat Aceh Timur dihebohkan dengan informasi penangkapan makhluk halus sejenis jenglot di pedalaman Aceh Timur, tepatnya di Gampong Alue Siwah Serdang, Kecamatan Nurussalam, Kamis (21/6/2018).

Informasi tentang penangkapan Jenglot itu beredar cepat melalui layanan berbagai pesan, Whatsapp.

Disebutkan, jenglot itu ditangkap oleh Sudarno (40), warga Dusun Simpang Mangga Dua, Gampong Alue Siwah Serdang, Kecamatan Nurussalam, Aceh Timur.

Sejumlah warga Alue Siwah Serdang yang ditanyai Serambinews.com, mengatakan penangkapan jenglot di Gampong Alue Siwah Serdang terjadi Kamis (21/6/2018).

Menurut informasi yang diperoleh Serambinews.com, Sudarno adalah seorang tauke karet.

Rumahnya dibuat sekat, satu untuk gudang karet, dan satu lagi untuk berjualan sembako.

"Sudah sekitar tiga tahun Sudarno sering kehilangan uang, sehingga ia cari orang pintar untuk menangkap jenglot tersebut," kata sumber terpercaya Serambinews.com, Sabtu (23/6/20180).

Baca: Heboh Tentang Jenglot, Mahluk Mistis Penghisap Darah, Dokter Lakukan Uji Forensik

Baca: Bikin Merinding! Petugas yang Amankan Jenglot Alami Hal Mistis, Begini Kejadiannya

Baca: Tuduhan Lakukan Sihir, Lima TKI di Arab Saudi Terancam Hukuman Mati

Menurutnya, jenglot merupakan sejenis boneka yang bisa hidup berdasarkan pesugihan atau pujaan untuk melakukan misi-misi yang tidak baik.

Jenglot tersebut berambut panjang, memiliki dua taring, dua tangan yang disertai lima kuku, dan dua kaki disertai empat kuku.

Dalam informasi yang beredar melalui grup Whatsapp juga disebutkan, tidak hanya Sudarno yang sering kehilangan uang, tetapi warga lain juga.

Atas keluhan warga, Sudarno berusaha mengungkap dalang di balik kehilangan uang itu dengan cara membeli minyak sembilan wali seharga Rp 4,1 juta.

Lalu pada Kamis (21/6/2018) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, Sudarno bersama temannya Anto (40) asal Lubuk Pakam, Sumut, meletakkan minyak sembilan wali tersebut di dalam piring kaca tepat di depan rumahnya.

Tak lama kemudian, muncullah jenglot yang sudah lengket di piring yang terisi minyak sembilan wali.

Lalu Sudarno dan temannya menghampiri piring tersebut dan mengikat kaki jenglot menggunakan benang warna biru yang telah diberikan doa.

Menurut informasi, untuk menghindari hal-hal yang tidak dinginkan jenglot tersebut sudah dibawa ke kawasan Binjai (Sumut).

Polisi ragukan kebenarannya

Sementara itu, Kapolres Aceh Timur, AKBP Wahyu Kuncoro, melalui Kapolsek Nurussalam, Iptu Soegiono, mengatakan pihaknya belum dapat memastikan kebenaran informasi penangkapan jenglot tersebut.

"Karena kami belum dapat informasi terkait penangkapan jenglot tersebut," kata Iptu Soegiono kepada Serambinews.com, Sabtu (23/6/2018).

"Barang itu (jenglot) sudah tidak ada di sini, langsung di bawa ke Binjai. Nah ini yang perlu kami tanyakan dulu, benar atau tidak penangkapan jenglot itu," jelas Soegiono.

Baca: BREAKING NEWS - Pencuri 550 Mayam Emas di Darul Imarah Dibekuk di Medan

Baca: Muluskan Aksi Kejahatannya, Ternyata Pencuri Emas 550 Mayam Menyamar Sebagai Ini

Baca: Curi Sapi Pakai Mobil Rental di Pidie, 4 Pria Tertangkap Usai Tabrak Pikap dan Kabur ke Jalan Buntu

"Jenglot itu dibawa untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti itu informasi informasi terakhir yang kita peroleh. Tapi apakah benar atau tidak ada ditangkapnya Jenglot itu kita belum tahu, karena kita belum melihat langsung," jelas Soegiono.

Penangkapan Jenglot ini, kata Soegiono, masih diragukan kebenarannya. Orang menemukan jenglot itu mengatakan bahwa jenglot tersebut peliharaan seseorang. Hal ini dikhawatirkan dapat menimbulkan fitnah.

"Saya akan konfirmasi keuchiknya untuk memastikan cerita sebenarnya. Sejauh ini kita masih meragukan kebenarannya. Karena kita belum mendapatkan sumber yang pasti, jangan sampai persoalan ini menjadi polemik di tengah-tengah masyarakat," demikian Kapolsek Nurussalam Iptu Soegiono.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved