PKA 7
Songsong PKA 7, Seniman Aceh, Juru Bicara Hingga Kepala BPBA Berpuisi dan Bernyanyi
Pengunjung kafe tampak gembira dihibur seniman-seniman itu sambil menikmati makanan
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Fikar W.Eda | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Seniman Aceh menggelar pertunjukan seni dalam rangka membangkitkan gairah Kota Banda Aceh menuju Pekan Kebudayaan Aceh atau PKA 7.
Kegiatan tersebut berlangsung di Kabuji Kafe, Ulee Lheue, Banda Aceh, Sabtu (14/7/2018) malam.
Banyak seniman yang terlibat. Mereka bermusik dan baca puisi. Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Teuku Ahmad Dadek menyanyikan dua lagu, dipadu dengan baca puisi.
Baca: Seniman Aceh Gelar Panggung Seni Gairah Kota Menuju PKA
Juru Bicara Pemerintah Aceh, Wiratmadinata memainkan alat musik gitar dan baca puisi, berkolaborasi dengan tiupan serune kalee oleh dosen ISBI Aceh, Deddy Kalee.
Ada lagi RM Iwan Soenaryo menyanyikan banyak lagu bernuansa jazz diiringi pemusik-pemusik andal kota ini, Maiwan, Dindin, Moeko, Reza Sax, juga Yopi Smong dari Yogyakarta.
Penyair Rahmad Sanjaya memilih membawakan musikalisasi "Ini Zaman" diselingi puisi penyair Fikar W.Eda.
Penyair perempuan Aceh Wina SW1, Zul Kirby juga ikut ambil bagian baca puisi.
Seniman berambut gondrong, Ayi Sarjev menyanyikan lagu andalannya "Jino" dan satu lagi blues Aceh.
Pengunjung kafe tampak gembira dihibur seniman-seniman itu sambil menikmati makanan.
Pemilik Kabuji Kafe, Heri Setiyawan bangga kafenya dipilih jadi tempat pertunjukan tersebut.
"Setelah lebaran, inilah pertunjukan pertama," kata Heri, anak muda gigih yang memulai bisnis kafe sejak dari gerobak dorong.
Baca: Wali Nanggroe Jamu Seniman Aceh di Jakarta, Ini Harapan dan Pesan Malik Mahmud
Di barisan kursi penonton, hadir Ketua Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI) Aceh, Iskandar Hadipriatna, produser Yan Kande dan lain-lain.
Kegiatan tersebut dimaksudkan memberi dukungan terhadap penyelenggaraan PKA 7 yang berlangsung Agustus mendatang.
"Kami ingin memaknai pekan kebudayaan Aceh sebagai peristiwa budaya penting. Acara ini kami gagas secara sepontan, untuk mengalirkan rasa bahagia," kata Iwan Soenaryo tentang acara tersebut.
Rencananya kegiatan serupa digelar di beberapa kafe lainnya di seputaran Banda Aceh. (*)