ISBI Aceh Demo Ekspresi Warna, Undang Pelajar dan Guru, Karya Kedua Boleh Bawa Pulang
para siswa diberikan tiga kali membuat karyanya. Yang dua karya boleh dibawa pulang, dan satunya akan dibingkai dan diarsipkan oleh dinas
Penulis: Nani HS | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Nani HS | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Sekitar pukul 09.30 WIB, di sela-sela acara Workshop Jurnalistik dan Workshop Penulisan Cerpen pada Panggung Literasi dalam Rangka PKA VII, yang diprakarsai Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh di halaman kantor setempat.
Tim Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh, mendemonstrasikan teknik ekspresi), sketch (sketsa), dan painting (lukisan) kepada sejumlah anak sekolah dan para guru, serta undang lainnya.
Tim kreatif tersebut (Hatmi Negria, Dedy Kalee, Zaki Monarch, Dikun, dan seniman asal Singkil Muhammad Yasir) kecuali menyediakan bahan cat minya dan kertas, mereka memberi kesempatan pula kepada hadirin untuk mengekspresikan dirinya dalam seni kontemporer tersebut.
Baca: Asyraf Aceh Pamer Aneka Koleksi di Aceh History Expo

Caranya, di selembar kertas/kanvas, dituang/dibubuhi aneka cat warna. Boleh dibubuh secara berlapis atau menurut keinginan pelukisnya. Kemudian kertas dilipat. Mulailah tangan pelukis meratakan cat tadi sesuka hatinya.
Yakni menyeret tangannya dalam bentuk lingkaran, garis lurus, segi tiga atau gerakan ke arah mana pun. Selanjutnya kertas dibuka. Tampaklah gambar abstrak nan warna-warni. Ada yang cerah menyolok, ada yang redup, sesuai takaran dan pemilihan warna.
Lukisan hasil olahan Rektor ISBI Aceh, Dr Ir Mirza Irwansyah MBA MLA menurut amatan Serambinwes.com lebih menyerupai gambar abstrak batik mengarah ke lukisan mirip kupu-kupu.
Menurut Dedy Kalee, penampakan gurat warnanya halus tapi nyata, termasuk pemerataan warnanya.
Baca: Tabuh Canang Kayu Antarkan Aceh Singkil Juara I Lomba Garapan Musik Tradisi PKA 7
“Tekstur yang bagus. Tampak perpaduan warna dasar yang sudah tercampur apik dalam kertas yang mengalami gosokan-gosokan tangan,” nilai Dedy.
Yang jelas gambar-gambar abstrak itu tidak pernah sama dengan manusia manapun, bahkan bila dirinya mengulang kembali pembuatannya.
“Masing-masing hasil ekspresi cuma ada satu di dunia ini,” kata awak bidang seni lukis ISBI, Dikun.
Setelah Rektor ISBI, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, DR Wildan MPd, juga ikut mengeksplorasi warna dalam karyanya.
Baca: VIDEO: Mahasiswa ISBI Aceh Unjuk Kebolehan, Ini Karya Mereka
Kebanyakan undangan menghasilkan karya hampir sebesar telapak tangan balita, padahal ukuran kanvas/kertas adalah quarto.
"Aduh saya tadi takut-takut. Padahal berani aja ya, biar heboh warnanya,” kata salah seorang perempuan peserta talkshow.
Menurut Dedy, saat mengekspresikan karyanya, para siswa diberikan tiga kali membuat karyanya. Yang dua karya boleh dibawa pulang, dan satunya akan dibingkai dan diarsipkan oleh dinas.
“Ini kan karya mereka yang yang anak jaman now yang perlu kita arsipkan, ha ha ha,” komentar Dedy bergembira.(*)