Gempa Palu Sulawesi Tengah
Terungkap! Tsunami Palu Terjadi 6 Menit Setelah Gempa 7,4 SR Mengguncang Sulawesi Tengah
Mohamad Arief Syafii, Deputi Informasi Geospasial Dasar BIG, mengungkapkan tsunami Palu mulai terjadi 6 menit setelah gempa.
SERAMBINEWS.COM - Badan Informasi Geospasial (BIG) akhirnya berhasil mengungkap waktu persis tsunami yang menerjang Teluk Palu, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018).
Waktu terjadinya tsunami diketahui setelah mencoba mendapatkan data dari stasiun pasang surut di Pantoloan, Palu.
Berdasarkan data tersebut, diketahui air surut maksimal terjadi Jumat (28/9/2018) pukul 18.08 WITA, sementara pasang maksimal terjadi pada pukul 18.10 WITA.
Seperti dilansir Serambinews.com dari Kompas.com, Mohamad Arief Syafii, Deputi Informasi Geospasial Dasar BIG, mengungkapkan bahwa tsunami mulai terjadi 6 menit setelah gempa.
Sementara pada pukul 18.10 WITA atau hanya 8 menit setelah gempa, tsunami sudah menerjang Pelabuhan Palu di Pantoloan.
Dengan jarak Pantoloan ke Kota Palu yang sekitar 28 kilometer, maka Arief mengungkapkan beda waktu gelombang tsunami sampai di Palu "selisihnya enggak sampai 1 menit."
Kabar Terbaru Gempa dan Tsunami Palu-Donggala: 113 Orang Hilang, 152 Orang Tertimbun
Setelah Gempa, 47,8 Hektar Wilayah Palu Amblas, Lebih dari 5000 Bangunan Rusak
Sunda Megathrust, Ancaman Besar Bagi Jakarta yang Berpotensi Timbulkan Gempa Hingga 9 SR
Menurut data, tinggi maksimum gelombang yang terbaca lewat tide gauge di Pantoloan adalah 2 meter.
Tetapi, tsunami yang menerjang Palu bisa jadi lebih.
"Gelombang di Palu bisa lebih tinggi karena masuk ke teluk yang lebih sempit dan dangkal. Berdasarkan informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ketinggian di Palu ada yang 6 meter," kata Arief.


Informasi baru tentang waktu dan ketinggian tsunami ini bisa menjadi pertimbangan ilmuwan untuk melihat ulang mekanisme yang memicu kejadian yang tak terduga ini.
ABK Ini Ceritakan Detik-detik Selamatkan Puluhan Korban Tsunami Palu, Sempat Terseret ke Dalam Air
Kesaksian Warga Palu, Lumpur Keluar dari Perut Bumi dan Timbun Ratusan Rumah, Seperti Mau Kiamat
Kisah Fahmi Korban Tsunami Palu Selamatkan Istri yang Hamil, Hanya Bisa Tawakal Kepada Allah
Jeda gempa dan tsunami yang singkat ini menegaskan apa yang sebelumnya telah diungkapkan oleh peneliti geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Eko Yulianto.
Ia mengungkapkan, dalam konteks Indonesia, mitigasi tsunami perlu dibarengi dengan edukasi masyarakat dalam mengenali gempa.

“Kasus seperti 25 Oktober 2010 di Mentawai, orang yang selamat yang kita interview saat itu melihat tulisan ‘berpotensi tsunami’ di televisi. Dia keluar, lari sedikit, air sudah menggulung,” katanya.
VIDEO Perumahan Balaroa Palu Bergerak Sendiri Akibat Gempa dan Tsunami, Hancur Ditelan Bumi
Detik-detik Arif Selamat dari Hotel Ambruk di Palu, Fitri Bertahan Hidup 3 Hari di Bawah Reruntuhan
Gempa dan Tsunami Palu - Banyak Mayat Berserakan di Pantai dan Sebagian Mengambang di Laut
Eko berpendapat, sistem peringatan dini bencana alam baru bisa berguna ketika jarak tsunami datang ke darat itu cukup panjang.
"Untuk memberikan warning pertama yang isinya biasanya kekuatan gempa yang berpotensi tsunami dan untuk mengeluarkan analisisnya itu perlu paling tidak 3 menit, belum deseminasinya," ungkap Eko.
“Pada kondisi ini, akan lebih efektif kalau ada pendidikan tentang evakuasi tsunami dengan memahami gejala-gejala tsunami," terangnya dalam konferensi pers di LIPI, Selasa (2/10/2018).(*)