Napi Hidup Tersiksa di dalam Tahanan, Inilah Potret Bekas Penjara Paling Kejam di Pulau Devil
Dulunya pernah menjadi lokasi penjara yang menakutkan, karena hanya ditinggali oleh para napi kelas berat.
SERAMBINEWS.COM - Seorang fotografer Romain Veillon mengnangkap potret keadaan Pulau Devil di lepas pantai Guyana Prancis.
Dulunya pernah menjadi lokasi penjara yang menakutkan, karena hanya ditinggali oleh para napi kelas berat.
Pada masanya, Pulau Devil adalah tempat di mana 60 ribu tahanan.
Sekitar 1852 dan 1946, narapidana dikirim dalam perjalanan 15 hari dan kurung di lokasi yang sempit.
Dikutip dari Metro.co.uk, para narapidana juga melakukan pekerjaan layaknya seorang budak.
Mereka juga menghadapi beberapa penyiksaan.
Baca: Pernah Ditinggali Selama Jadi Calon Intelijen KGB, Penampakan Kamar Asrama Vladimir Putin Terkuak

Diisolasi selama bertahun-tahun dan beberapa di antaranya juga menolak dan bahkan ada yang melarikan diri.
Beberapa tahanan bahkan meninggal disebabkan oleh luka pukulan, kekurangan makanan, hingga bunuh diri.
Ada juga tahanan yang hidup selama bertahun-tahun di bawah tanah yang gelap.
Terputus dari sinar cahaya matahari hingga tidak dapat berkontak langsung dengan manusia.
Selama masa tahanan, narapidana juga dilarang untuk saling bicara, merokok, membaca, dan memegang benda apa saja.
Baca: Rupiah Tembus Rp15 Ribu per Dolar, Dahnil Anzar Tawarkan Solusi yang Bisa Dilakukan Pemerintah

Mereka hanya dibiarkan untuk duduk sebelum malam hari.
Mereka bahkan hanya diizinkan selama satu jam saja bisa berjalan di sebuah sel khusus dengan atap yang terbuka.
Dalam hal makanan, para tahanan akan mendapatkan makan melalui suapan.
Cara makan mereka juga tidaklah biasa, pasalnya para tahanan akan menampelkan kepala mereka melalui lubang dari penjara untuk diberikan suapan oleh para petugasnya.